10 Pengaruh Pola Asuh Otoriter pada Tumbuh Kembang Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Agustus 2020
10 Pengaruh Pola Asuh Otoriter pada Tumbuh Kembang Anak10 Pengaruh Pola Asuh Otoriter pada Tumbuh Kembang Anak

Halodoc, Jakarta - Menentukan pola asuh anak yang tepat bukanlah hal yang mudah. Sebagian orangtua yang tidak mengerti dampak pola asuh otoriter, mereka kerap menerapkan pola asuh ini pada anaknya. Pola asuh otoriter cenderung bersikap keras, menuntut anak, serta anak harus selalu menuruti apa yang menjadi kemauan orangtua. Jika pola asuh ini terus-menerus diterapkan, maka begini dampak pola asuh otoriter pada anak!

Baca juga: Awas, 5 Hal Ini Bisa Pengaruhi Rasa Percaya Diri Anak

Ini yang Menjadi Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak

Salah satu pola asuh yang masih banyak diterapkan orangtua masa kini adalah pola asuh otoriter. Pola asuh ini cenderung menuntut anak serta tidak memberikan penghargaan atau pujian pada anak. Pola asuh otoriter bertujuan untuk membuat anak memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi serta disiplin. Karena hanya fokus mengontrol anak, pola asuh otoriter akan memberi tekanan pada anak.

Alih-alih memiliki dampak positif, pola asuh ini lebih banyak membawa dampak negatif. Berikut sejumlah dampak pola asuh otoriter bagi anak!

  1. Anak memiliki tingkat depresi yang tinggi.
  2. Anak tidak memiliki keterampilan sosial.
  3. Anak takut untuk berpendapat.
  4. Anak tidak bisa membuat keputusan sendiri.
  5. Anak memiliki tingkat percaya diri yang rendah.
  6. Anak tidak merasakan aman.
  7. Anak tidak mendapatkan kasih sayang seharusnya.
  8. Anak tidak merasa bahagia.
  9. Anak akan menganggap kekerasan adalah hal yang normal.
  10. Anak melampiaskan kemarahannya di luar rumah.

Sejumlah dampak pola asuh otoriter tersebut dapat memengaruhi tumbuh kembang anak di kemudian hari. Jika ibu merasa telah menanamkan pola asuh ini pada Si Kecil, segera diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk berdiskusi tentang pola asuh yang cocok untuk ditanamkan. Pola asuh otoriter biasanya diturunkan dari generasi ke generasi dengan pola yang sama.

Baca juga: Orangtua Siap Mental dapat Membuat Anak Tumbuh Bahagia

Ini yang Menjadi Ciri Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter diterapkan dengan aturan ketat dan keras. Pola asuh ini berasal dari keyakinan orangtua bahwa perilaku dan sikap anak harus dibentuk oleh aturan-aturan yang diterapkan. Selain memiliki kendali penuh terhadap anak, berikut ciri-ciri pola asuh otoriter:

1.Banyak Aturan

Orangtua dengan pola asuh ini memiliki banyak aturan yang harus ditaati anak. Aturan yang diberikan ada di setiap aspek kehidupan dan perilaku anak. Bahkan, anak tidak mendapat penjelasan mengapa aturan-aturan tersebut perlu ditaati.

2.Komunikasi Satu Arah

Pola asuh ini tidak melibatkan anak dalam mengambil keputusan. Orangtua cenderung enggan menjelaskan mengenai alasan keputusan tersebut diambil dan hanya ingin anak menaatinya saja. Orangtua dengan pola asuh otoriter sangat jarang berbicara dari hati ke hati dengan anak, karena akan berujung pada pertengkaran.

3.Bersikap Dingin

Orangtua dengan pola asuh ini umumnya bersikap dingin dan kasar. Alih-alih memuji dan memberikan dukungan, mereka cenderung lebih banyak mengomel dan meneriaki anak. Mereka juga cenderung tidak ingin mendengarkan keluh kesah anak dan hanya mengedepankan kedisiplinan.

4.Mempermalukan Anak

Orangtua dengan pola asuh otoriter percaya bahwa mempermalukan anak akan memotivasinya untuk berbuat lebih baik. Mereka akan menggunakan rasa malu sebagai senjata untuk memaksa anak mengikuti aturannya. Orangtua bahkan tidak segan untuk meneriaki anak dan mempermalukannya di depan umum jika aturannya tidak dipatuhi.

5.Tidak Bisa Dibantah

Orangtua tidak membiarkan anak membuat pilihannya sendiri. Mereka akan bersikap dominan, sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya dengan dalih bahwa orangtua tahu apa yang terbaik untuk anak. 

Baca juga: Ini 8 Tanda Anak yang Bahagia yang Wajib Diketahui

Orangtua yang menerapkan pola asuh ini menggunakan rasa takut anak sebagai sumber kontrol utama. Saat anak melanggar aturan yang telah dibuat, orangtua akan bereaksi dengan amarah dan kasar. Orangtua akan memberi hukuman agar anak selalu patuh, bahkan hukuman fisik dengan pukulan. 

Referensi:
Very Well Mind. Diakses pada 2020. 8 Characteristics of Authoritarian Parenting.
Healthline Parenthood. Diakses pada 2020. Authoritarian Parenting: The Right Way To Raise My Kids?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan