10 Penyebab Anosmia yang Perlu Kamu Ketahui

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 Juni 2021
10 Penyebab Anosmia yang Perlu Kamu Ketahui10 Penyebab Anosmia yang Perlu Kamu Ketahui

Halodoc, Jakarta - Istilah anosmia merujuk pada kondisi saat seseorang kehilangan kemampuan untuk mencium bau. Saat indera penciuman mengalami gangguan, makanan pun terasa hambar di mulut. Terlihat sepele, tetapi kondisi tersebut dapat memengaruhi kehidupan seseorang. Hal tersebut dapat memicu penurunan nafsu makan yang berujung pada penurunan berat badan, bahkan depresi. Ini beberapa penyebab anosmia yang perlu diketahui:

Baca juga: Ini 5 Hal yang Bisa Memicu Terjadinya Anosmia

1. Penyakit Flu

Penyebab anosmia yang pertama adalah penyakit flu. Hampir setiap orang pernah terkena influenza. Penyakit ini disebabkan adanya infeksi virus influenza yang menyerang, terutama organ pernapasan. Saat mengalaminya, hidung yang tersumbat akan menghasilkan lendir yang berlebihan, sehingga membuat tidak bisa mencium aroma dengan baik. Saat kondisi tubuh mulai membaik, ketidakpekaan terhadap bau ini akan pulih.

2. Sinusitis Akut

Penyebab anosmia selanjutnya adalah sinusitis akut. Akibat sinusitis, rongga di sekitar hidung mengalami peradangan dan pembengkakan. Kondisi ini bisa merusak saraf dan indera penciuman dan juga bisa menyebabkan anosmia.

3. Rinitis (alergi)

Rinitis akibat alergi pada berbagai rangsangan juga bisa menyebabkan anosmia. Alergi terhadap dingin misalnya dapat membuat hidung meler dan tekanan pada rongga hidung dan saraf di sekitar hidung bisa memicu anosmia.

4. Kelainan Tulang Hidung

Kelainan tulang hidung berupa tulang septum yang tidak lurus akan menghalangi aliran udara ke dalam hidung. Akibatnya, bau yang berasal dari luar tidak sampai ke bagian hidung, sehingga saraf tidak bisa mengirimkan sinyal ke otak. Ketidakmampuan mencium bau ini adalah pertanda anosmia. Bukankah pengertian anosmia itu sendiri adalah ketidakmampuan mengenali bau?

5. Polip Hidung

Polip hidung menjadi penyebab anosmia selanjutnya. Pertumbuhan polip bisa menghambat aliran udara, sehingga hidung kehilangan fungsi mencium berbagai jenis aroma.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Gejala Anosmia COVID-19 dengan Flu Biasa

6. Kerusakan Otak atau Saraf

Kerusakan saraf karena penuaan, penyakit seperti kanker otak atau darah tinggi juga bisa menyebabkan gangguan saraf pada hidung. Ini bisa mengakibatkan si pengidap menjadi tidak bisa mencium aroma tertentu. Selain itu, kerusakan saraf juga bisa terjadi pada orang yang mengalami kecelakaan atau trauma.

7. Faktor Usia

Orang tua biasanya akan mengalami pelemahan sistem saraf. Salah satunya adalah kerusakan saraf yang bertugas mengirim sinyal aroma ke bagian otak. Ini bisa menjadi penyebab anosmia.

8. Aneurisma Otak

Aneurisma adalah kondisi dengan penemuan sumbatan pada bagian pembuluh darah di otak yang berbentuk seperti balon. Pengidap aneurisma pada otak juga berisiko mengalami masalah penciuman.

9. Pengaruh Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang terlalu banyak juga berisiko dapat melemahkan saraf yang bekerja untuk bagian hidung dan biasanya juga disertai dengan gangguan telinga. Kondisi ini menjadi pemicu anosmia. Jadi, kamu harus tetap waspada dengan efek samping antibiotik, ya.

10. Malnutrisi

Kekurangan nutrisi bisa membuat semua saraf dan sistem metabolisme tubuh tidak berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan seseorang tidak bisa mencium aroma tertentu dan berisiko mengalami anosmia.

Baca juga: Tidak Dapat Mencium Bau, Ini Gejala dari Anosmia

Itulah beberapa kondisi yang menjadi penyebab anosmia. Untuk mencegah terjadinya kondisi ini, kamu disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga secara rutin, banyak minum air putih, serta konsumsi suplemen atau multivitamin yang dibutuhkan tubuh. Untuk membelinya, kamu bisa menggunakan fitur “toko kesehatan” di aplikasi Halodoc, ya.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. What Is Anosmia?
Healthline. Diakses pada 2021. What Is Anosmia?
BMJ Journal. Diakses pada 2021. Furthering the understanding of olfaction, prevalence of loss of smell and risk factors: a population-based survey (OLFACAT study).



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan