13 Faktor Risiko Diare Kronis pada Si Kecil

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Juli 2019
13 Faktor Risiko Diare Kronis pada Si Kecil13 Faktor Risiko Diare Kronis pada Si Kecil

Halodoc, Jakarta - Mau tahu seberapa seriusnya masalah diare pada anak? Menurut laporan World Health Organization (WHO) dalam "Diarrhea: why children are still dying and what can be done", setiap tahunnya sekitar 1,5 juta balita di dunia meninggal akibat diare. 

Sedangkan di Indonesia, kira-kira 25 persen anak usia 1–4 tahun meninggal akibat penyakit ini. Hmm, yakin masih mau menganggap remeh diare pada anak? 

Diare saja sudah berbahaya, apalagi diare kronis? Dalam dunia medis, diare yang berlangsung lama disebut dengan diare kronis. Biasanya, diare kronis ini berlangsung lebih dari dua minggu. Kondisi semacam ini dianggap sebagai penyakit serius karena bisa berakibat fatal. Apalagi bagi mereka yang memiliki sistem imun yang lemah. 

Lalu, hal apa saja yang yang bisa memicu diare kronis pada anak? 

Baca juga: Makanan yang Tepat saat Anak Diare

Faktor Risiko Diare Kronis Bukan Cuma Infeksi

Pada dasarnya, diare kronis ini disebabkan oleh gangguan pada saluran pencernaan yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Akan tetapi, diare kronis pada anak paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Infeksi ini umumnya disebabkan karena kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. 

Namun, ada pula beberapa faktor risiko lainnya yang bisa memicu diare kronis pada anak maupun orang dewasa. Nah, berikut ini penjelasannya. 

  1. Gangguan pada usus besar;

  2. Alergi;

  3. Keracunan makanan;

  4. Gangguan penyerapan makanan;

  5. Efek samping obat-obatan seperti obat maag, obat pencahar, antibiotik, hingga kemoterapi;

  6. Terapi radiasi;

  7. Diabetes;

  8. Efek samping operasi daerah perut;

  9. Penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn;

  10. Toleransi tubuh terhadap beberapa makanan dan minuman. Seperti susu sapi atau protein kedelai;

  11. Gangguan tiroid, contohnya hipertiroidisme;

  12. Gangguan sistem imun; dan

  13. Penyakit keturunan, misalnya yang bisa menyebabkan defisiensi enzim tertentu. 

Baca juga: 7 Cara Tepat Menghentikan Diare

Perhatikan Cairan dan Makanannya

Kebutuhan cairan tubuh dan pemilihan makanan merupakan hal yang amat penting untuk diperhatikan. Nah, berikut ini beberapa hal yang perlu ibu perhatikan. 

1. Perhatikan Asupan Cairan

Diare pada anak ujung-ujungnya bisa menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal. Oleh sebab itu, ibu tetap harus tetap mencukupi kebutuhan cairannya. Andaikan anak masih mengonsumsi ASI, teruslah menyusui anak secara teratur, atau bahkan lebih sering dari biasanya. 

Namun, bila usianya di atas enam bulan, berikan ia minuman rehidrasi, seperti oralit. Selain itu, pastikan asupan nutrisi dari makanan cukup bila anak sudah diberi MPASI.

2. Larutan Rehidrasi Oral

Cara mengatasi diare pada anak juga bisa melalui larutan ini. Larutan rehidrasi oral ini berfungsi untuk mencegah atau mengatasi hilangnya cairan dan elektrolit karena diare. Larutan yang mengandung elektrolit ini memang tak menghentikan diare, tapi bisa menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang karena diare. Ibu bisa memberikan larutan ini setiap kali Si Kecil buang air besar atau muntah. 

3. Konsumsi Makanan yang Tepat

Ketika anak mengalami diare, ibu juga harus pintar-pintar dalam memilih makanan. Sebab pengidap diare tak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang terbilang keras, sarat lemak, serat, atau bumbu. Berilah dirinya makanan lunak yang mudah dicerna. Nah, ketika kondisi usus sudah mulai membaik, gantilah makanan semi padat dengan kadar serat yang ditingkatkan secara bertahap. 

Yang perlu digarisbawahi, bila diare atau diare akut pada anak tak kunjung membaik, segeralah bawa dirinya ke dokter. Pasalnya, diare yang tak ditangani dengan baik bisa menyebabkan dehidrasi. Kondisi ini bisa menyebabkan kejang, kerusakan otak, bahkan kematian. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau Si Kecil memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan