2 Cara Atasi Radang Hati Akibat Hepatitis D

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Februari 2019
2 Cara Atasi Radang Hati Akibat Hepatitis D2 Cara Atasi Radang Hati Akibat Hepatitis D

Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya jenis hepatitis, hepatitis D merupakan salah satu jenis yang mesti diwaspadai. Hepatitis ini disebabkan oleh virus hepatitis D (Delta Virus) yang bisa menyebabkan radang hati. Pada dasarnya, tiap jenis hepatitis punya metode penyebaran dan gejala yang berbeda-beda. Tapi, hepatitis D ini membutuhkan virus hepatitis B untuk menjangkiti sel hati.

Bagaimana dengan cara penularannya? Nah, di sini ada dua cara, pertama infeksi bersamaan secara simultan hepatitis B dengan hepatitis D (koinfeksi). Kedua adalah infeksi virus hepatitis D pada individu yang telah terinfeksi hepatitis B sebelumya (superinfeksi).

Baca juga: Risiko yang Bisa Ditimbulkan oleh Hepatitis D

Menimbulkan Banyak Gejala

Infeksi hepatitis jenis ini bersifat asimtomatik alias enggak menimbulkan gejala pada sekitar 90 persen pengidapnya. Selain itu, infeksinya juga sulit dibedakan dari infeksi virus hepatitis lainnya secara klinis, terutama gejala infeksi virus hepatitis B. Alasannya simpel, kedua gejala hepatitis ini begitu mirip. Nah, berikut gejala dari hepatitis D yang biasanya dialami oleh pengidapnya:

  • Kulit dan mata menjadi kuning.

  • Perut terasa nyeri.

  • Gatal-gatal.

  • Memar dan perdarahan.

  • Tampak bingung.

  • Kehilangan nafsu makan.

  • Kelelahan.

  • Sendi terasa nyeri.

  • Mual dan muntah.

  • Warna urine berubah menjadi gelap seperti teh.

Awasi Penyebab dan Penularannya

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hepatitis jenis ini disebabkan oleh delta virus (HDV). Cara penyebarannya bisa melalui cairan tubuh atau kontak langsung dengan pengidapnya. Nah, berikut cara penularan HDV:

  • Darah.

  • Cairan Miss V dan sperma.

  • Urine.

  • Kehamilan, artinya dari ibu ke janin.

  • Persalinan, dari ibu ke bayi.

Baca juga:Inilah Orang yang Rentan Mengidap Hepatitis D

Selain itu, ada pula beberapa hal yang bisa membuat seseorang jadi rentan terserang hepatitis D. Misalnya:

  • Sudah terinfeksi hepatitis B.

  • Pekerja di fasilitas kesehatan.

  • Penyalahgunaan obat-obatan terlarang, khususnya jarum suntik.

  • Anal seks.

  • Cuci darah.

  • Sering menerima transfusi darah.

Pengobatan Hepatitis D

Hinggi kini belum ada pengobatan yang benar-benar efektif untuk menangani penyakit ini. Tapi, setidaknya ada beberapa metode pengobatan untuk mengatasi hepatitis jenis ini. Seperti:

  • Interferon

Obat ini merupakan satu-satunya obat yang menunjukkan efek terapi pada penyakit ini. Pengobatannya lewat penyuntikkan setiap minggu dan bisa berlangsung 12–18 bulan. Tapi dalam beberapa kasus, pengidapnya masih memberikan hasil positif pada pengetesan virus HDV, meski telah menjalani pengobatan ini.

Selain itu, pengobatan untuk menghilangkan hepatitis D ini adalah dengan menghilangkan hepatitis B. Sebab bila hepatitis B masih positif, maka hepatitis D pun masih infeksius.

Baca juga:Apakah Vaksinasi Hepatitis B Efektif Mencegah Hepatitis D?

  • Operasi

Pengidap yang telah mengalami kerusakan hati karena sirosis atau fibrosis, sehingga perlu menjalani operasi cangkok hati. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat hati pengidapnya yang sudah rusak, lalu menggantinya dengan hati pendonor yang masih sehat.

Di samping itu, pengidapnya harus rutin menjalani program kontrol yang sudah dijadwalkan. Paling tidak tiap enam bulan untuk memantau perkembangan infeksi hepatitis D dan hepatitis B kronis.

Punya keluhan kesehatan pada organ atau atau masalah lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan