3 Cara Mengatasi Anak yang Sering Berbohong pada Orangtua

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2020
3 Cara Mengatasi Anak yang Sering Berbohong pada Orangtua 3 Cara Mengatasi Anak yang Sering Berbohong pada Orangtua

Halodoc, Jakarta – Berbohong bisa menjadi cara yang dilakukan Si Kecil untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan dan menghindari atau keluar dari situasi tertentu. Anak-anak dapat belajar berbohong sejak usianya masih dini, biasanya sekitar tiga tahun. Setelah menginjak 4-6 tahun, anak-anak bisa lebih banyak berbohong lagi.

Pada usia tersebut, ibu mungkin masih bisa mengenali tanda-tanda berbohong pada Si Kecil dengan melihat ekspresi wajah dan nada suaranya. Ketika ibu, memintanya untuk menjelaskan apa yang dia katakan, Si Kecil biasanya akan langsung menyerah. Lantas, bagaimana mengatasi Si Kecil yang suka berbohong? Simak penjelasan berikut ini.

Baca juga: Mulai Aktif Lagi, Begini 5 Cara Atur Jam Produktif Anak

Cara Mengatasi Anak yang Suka Berbohong

Menurut Matthew Rouse, psikolog klinis dari The Child Mind Institute, cara mengatasi anak yang berbohong tergantung tujuan dan tingkat keparahan masalah yang dialami Si Kecil. Pasalnya, tingkat kebohongan yang dilakukan Si Kecil tentu menghasilkan dampak yang berbeda-beda.  Berikut cara mengatasi anak yang suka berbohong berdasarkan tingkatannya, yaitu:

  1. Diabaikan

Apabila Si Kecil berbohong hanya untuk mencari perhatian, dokter Rouse menyarankan untuk mengabaikannya saja daripada mengatakan kalau ucapannya adalah suatu kebohongan. Dokter Rouse juga menyarankan agar orangtua melakukan pendekatan yang lembut, di mana ayah atau ibu tidak harus memberikan konsekuensi tertentu tetapi juga tidak usah memberinya banyak perhatian.

Kebohongan tingkat rendah semacam ini tidak akan menyakiti siapa pun. Meskipun begitu, ini juga bukan perilaku yang baik. Jadi, pastikan ayah atau ibu mengabaikannya saja dan mengarahkan Si Kecil ke sesuatu yang lebih faktual atau nyata.

  1. Ditegur

Apabila Si Kecil terus menerus berbohong, maka orangtua dapat memberikan teguran ringan. Namun, teguran yang diberikan juga harus disampaikan dengan cara yang lembut agar Si Kecil tidak tersakiti. Memberi teguran dengan kata-kata yang cukup kasar justru bisa menyakitinya dan membuat dirinya ingin terus berbohong. 

Baca juga: Ini Alasan Penting Mengekspresikan Kasih Sayang pada Anak

Penyampaian yang bisa ibu coba contohnya “Nak, ini terdengar seperti dongeng, kenapa kamu tidak  coba memberi tahu ibu apa yang sebenarnya terjadi?”. Melalui ucapan yang lembut, anak akan lebih terbuka dan tidak takut untuk mengungkapkan apa yang terjadi. 

  1. Beri Konsekuensi

Tingkat kebohongan yang paling tinggi umumnya dilakukan oleh anak-anak yang sudah lebih besar. Anak-anak yang sudah memasuki sekolah dasar jarang berbohong untuk mendapatkan perhatian, mereka cenderung berbohong tentang di mana mereka berada atau apakah mereka telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Kebohongan ini dapat merugikan dan membahayakan diri mereka sendiri. Oleh sebab itu, harus ada konsekuensi yang diberikan orangtua. 

Jika anak mengatakan dia tidak memiliki pekerjaan rumah dan kemudian ibu tahu kalau ternyata dia punya pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan, maka ibu bisa menyuruhnya duduk dan melakukan semua pekerjaan dalam pengawasan ibu. Jika dia menabrak anak lain dan berbohong, ibu bisa menyuruhnya untuk menulis surat permintaan maaf kepada anak lainnya.

Baca juga: Cara Anak Belajar di Rumah Meski Orangtua Kembali Bekerja

Kalau ibu masih kesulitan menghadapi Si Kecil yang suka berbohong, ibu dapat bicara dengan psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk mencari tahu cara mengatasi lainnya. Lewat aplikasi, ibu dapat menghubungi psikolog kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
Child Mind Institute. Diakses pada 2020. Why Kids Lie and What Parents Can Do About It.
Raising Children. Diakses pada 2020. Lies: why children lie and what to do.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan