3 Fakta Aneurisma Otak yang Diidap Xi Jinping

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Mei 2022

“Presiden China, Xi Jinping dikabarkan mengalami aneurisma otak. Kebiasaan gaya hidup kurang sehat menjadi salah satu faktor pemicu aneurisma otak.”

3 Fakta Aneurisma Otak yang Diidap Xi Jinping3 Fakta Aneurisma Otak yang Diidap Xi Jinping

Halodoc, Jakarta – Presiden China Xi Jinping dikabarkan mengalami aneurisma otak yang membuat kondisi kesehatannya menurun setiap hari. Xi Jinping dilarikan ke rumah sakit setelah didiagnosis mengalami pembuluh darah yang menonjol pada otaknya. Kini, Xi Jinping dikabarkan telah mendapatkan pengobatan untuk mengatasi penyakit yang dialaminya.

Aneurisma otak yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan perdarahan dan kerusakan pada otak. Bukan hanya itu, penyakit ini juga bisa memicu penyakit stroke. Agar kamu dapat mencegah dan menghindari penyakit ini, sebaiknya ketahui beberapa fakta mengenai aneurisma otak berikut ini.

Fakta Aneurisma Otak yang Perlu Kamu Ketahui

Otak adalah sebuah organ yang berada di dalam tubuh manusia dan memiliki fungsi sangat vital. Ketika otak dalam kondisi kesehatan yang optimal, maka fungsi tubuh akan berjalan dengan baik. Bukan hanya mengendalikan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh, otak juga berfungsi mengendalikan perasaan seseorang.

Maka dari itu, penting menjaga kesehatan otak agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, salah satunya aneurisma otak. Penyakit ini terjadi karena adanya pembesaran dan penonjolan pembuluh darah pada otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah. 

Aneurisma yang terjadi pada otak biasa digambarkan serupa dengan buah beri atau ceri yang menggantung. Jika pembesaran dan penonjolan ini pecah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan ke otak.

Tidak ada salahnya simak beberapa fakta mengenai penyakit ini agar kamu lebih waspada terhadap penyakit aneurisma otak. 

Berikut ini faktanya:

1. Pemicunya Gaya Hidup Kurang Sehat

Aneurisma otak lebih sering dialami oleh orang dewasa dibandingkan anak-anak, tetapi penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja. Selain itu, penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang memicu aneurisma otak, salah satunya adalah gaya hidup yang kurang sehat.

Gaya hidup kurang sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebih, dan penggunaan obat terlarang (kokain) dinilai menjadi faktor yang memicu penyakit ini. Selain itu, aneurisma otak juga bisa disebabkan akibat riwayat darah tinggi, usia lanjut, hingga riwayat aneurisma otak pada keluarga.

2. Gejala Aneurisma Otak Dirasakan Berbeda sesuai Kondisinya

Gejala aneurisma otak dirasakan berbeda-beda oleh setiap pengidapnya.

  • Jika aneurisma otak sudah pecah, maka pengidapnya dapat mengalami sakit kepala yang sangat buruk. Selain itu, kondisi ini akan disertai dengan gejala lainnya, seperti mual, muntah, leher kaku, gangguan penglihatan, sensitif terhadap cahaya, kejang, kelopak mata terkulai, penurunan kesadaran, serta kebingungan.
  • Aneurisma otak bisa saja tidak pecah, tetapi mengalami kebocoran. Biasanya, kondisi ini akan ditandai dengan sakit kepala secara tiba-tiba.
  • Aneurisma otak juga bisa tidak pecah dan bocor jika ukurannya kecil. Namun, jika ukurannya besar dan tidak pecah, kondisi ini dapat menyebabkan penekanan pada beberapa saraf yang bisa menyebabkan nyeri pada area mata, gangguan penglihatan, dan mati rasa pada salah satu sisi bagian wajah.

3. Tindakan Bedah dan Gaya Hidup Sehat Bisa Menjadi Penanganan

Jika kamu didiagnosis mengalami aneurisma otak, pengobatan dilakukan berdasarkan beberapa faktor, seperti lokasi dan ukuran aneurisma otak, usia dan riwayat kesehatan, serta kondisi aneurisma otak yang dialami.

Aneurisma otak yang masih berukuran kecil dan tidak memiliki risiko pecah, nyatanya tidak memerlukan pengobatan dengan segera. Biasanya, kondisi ini hanya memerlukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan secara berkala.

Sedangkan, aneurisma otak yang memerlukan pengobatan bisa dilakukan dengan tindakan pembedahan untuk memperbaiki dan memutus aliran darah ke aneurisma. Tindakan ini mampu mencegah perkembangan, pertumbuhan, hingga mencegah aneurisma otak kembali muncul.

Selain itu, pengobatan bisa dilakukan dengan menggunakan stent tubular. Pengobatan ini dilakukan dengan mengalihkan aliran darah dari kantung aneurisma.

Dengan begitu aliran darah akan terhenti dan merangsang tubuh memperbaiki dinding pembuluh darah yang rusak. Pengobatan ini biasanya dilakukan pada aneurisma otak yang besar dan tidak dapat ditangani dengan tindakan bedah.

Jika pengobatan telah dilakukan, jangan lupa melakukan perawatan kesehatan dengan menjalankan gaya hidup sehat guna mencegah kembalinya aneurisma otak. Berhenti merokok, memperbanyak mengonsumsi sayuran dan buah, olahraga secara rutin, dan menghindari penggunaan obat terlarang adalah gaya hidup sehat yang bisa dilakukan sebagai perawatan aneurisma otak.

Itulah fakta mengenai aneurisma otak yang dialami Xi Jinping. Jangan lupa melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan mengonsumsi berbagai obat-obatan yang disarankan oleh dokter untuk mengatasi penyakit ini. 

Jika kamu kehabisan obat yang dibutuhkan, kamu bisa cek kebutuhan medis menggunakan Halodoc kapan saja. 

Dengan begitu, obat yang dibutuhkan bisa diantarkan langsung ke rumah dari apotek terdekat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:

Mail Online. Diakses pada 2022. China’s Leader Xi Jinping is Suffering from Brain Aneurysm and Wants to be Treated with Traditional Medicine, Reports Claim.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Brain Aneurysm.
Healthline. Diakses pada 2022. What Is a Brain Aneurysm?
NHS UK. Diakses pada 2022. Brain Aneurysm.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan