3 Gejala Trauma pada Anak yang Harus Segera Ditangani

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 November 2022

“Trauma pada anak sebaiknya harus segera ditangani. Masalah ini dapat menimbulkan gejala yang bisa membahayakan seseorang yang mengalaminya.”

3 Gejala Trauma pada Anak yang Harus Segera Ditangani3 Gejala Trauma pada Anak yang Harus Segera Ditangani

Halodoc, Jakarta – Trauma pada anak-anak dapat membekas dalam waktu yang lama dan bahkan seumur hidup. Agar tidak terbawa hingga anak dewasa, peran orangtua dalam mendeteksi dan mengatasi trauma yang terjadi sangat penting dilakukan.

Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan agar perasaan trauma yang terjadi bisa lebih baik adalah dengan mengatasi gejalanya. Dengan begitu, anak dapat menghadapi perasaan takut yang dialami dan kembali seperti sedia kala.

Berbagai Gejala Trauma yang Perlu Diatasi

Penting untuk mengenali gejala trauma pada anak agar segera mendapatkan penanganan, yaitu: 

1. Memiliki Pikiran Terkait Kematian

Post Traumatic Stress Disorder juga termasuk gangguan trauma yang membahayakan. Salah satu gejala yang dapat dialami oleh pengidapnya adalah berpikiran untuk mendapatkan kematian, bahkan terobsesi akan hal tersebut.

Nah, cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan mendorong anak mengungkapkan perasaannya secara terbuka. Biarkan anak paham jika sesuatu yang dirasakannya adalah hal yang normal.

Meski begitu, tidak semua remaja nyaman untuk bercerita dengan orangtuanya. Cobalah mencari sosok lain yang dirasa nyaman untuk berbicara dengan anak, sehingga dapat mengungkapkan apa yang selama ini dirasakannya.

2. Rentan untuk Kambuh

Trauma rentan menyebabkan kekambuhan pada seseorang yang mengalaminya, terlebih jika berdekatan dengan pemicunya. Bahkan, konsekuensi saat trauma terlalu sering kambuh dapat membahayakan.

Ingatlah jika anak bereaksi terhadap trauma dengan cara yang berbeda, bahkan perasaannya bisa pasang-surut. Maka dari itu, jangan mendikte anak terkait segala hal yang dipikirkan atau dirasakannya.

Selain itu, sebaiknya orangtua tahu berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinya trauma. Hindari sebisa mungkin penyebab tersebut agar kondisi ini tidak menimbulkan kekambuhan lagi, atau mendapatkan penanganan medis segera.

3. Perasaan Sedih

Trauma dapat menimbulkan perasaan sedih yang bisa disebabkan kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga. Saat anak terlihat baik-baik saja, belum tentu perasaan sedihnya terlihat di kemudian hari. Bahkan perasaan sedih bisa tidak terlihat 3 hingga 6 bulan setelahnya.

Ibu perlu membiarkannya berduka untuk sementara atas perasaan kehilangan tersebut. Beri anak waktu untuk mengatasi perasaan sedihnya tersebut. Namun, batasi waktunya agar hal tersebut tidak berlarut-larut.

Setelah itu, dorong anak agar melakukan aktivitas yang disukai, tetapi tetap harus dikontrol dengan baik agar tidak berlebihan. Bisa juga untuk mengajarkan anak latihan pernapasan sederhana agar tubuh lebih rileks dan perasaan sedih bisa memudar.

Perlu dipahami juga jika reaksi dari trauma yang terjadi sudah mengganggu anak untuk beraktivitas. Atau, apabila gejalanya sudah semakin buruk dari hari ke hari, ada baiknya untuk mendapatkan bantuan dari psikolog atau psikiater.

Jangan pernah menunda bantuan dari ahli medis agar anak dapat mengatasi perasaan trauma dan kembali normal. Bisa jadi anak membutuhkan terapi atau konsumsi obat-obatan agar bisa menjadi lebih baik.

Nah, jika ibu ingin melakukan pemesanan untuk pemeriksaan kondisi mental, fitur janji medis dari aplikasi Halodoc bisa digunakan agar anak mendapatkan perawatan segera. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan melalui smartphone di tangan. Makanya, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Child Mind Institute. Diakses pada 2022. Signs of Trauma in Children.
Help Guide. Diakses pada 2022. Helping Children Cope with Traumatic Events.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan