3 Jenis Terapi yang Bisa Tangani Gangguan Narsistik

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Agustus 2020
3 Jenis Terapi yang Bisa Tangani Gangguan Narsistik3 Jenis Terapi yang Bisa Tangani Gangguan Narsistik

Halodoc, Jakarta – Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan gangguan kepribadian narsistik. Bukan soal suka melakukan selfie, orang dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki kebutuhan yang dalam untuk selalu diperhatikan dan dikagumi secara berlebihan. Mereka juga menempatkan kepentingan diri sendiri sebagai yang utama dan cenderung tidak bisa berempati dengan orang lain. 

Karakteristik tersebut membuat pengidap gangguan narsistik kerap mengalami masalah, baik dalam hubungan dengan orang lain maupun dalam pekerjaan atau studi. Kabar baiknya, ada beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan untuk menangani gangguan kepribadian narsistik.

Baca juga: Cara Mendeteksi 9 Tanda Gangguan Kepribadian Narsistik

 Jenis Terapi untuk Atasi Gangguan Kepribadian Narsistik

Mengobati gangguan kepribadian narsistik seringkali memiliki tantangan tersendiri karena pengidap gangguan tersebut biasanya tidak merasa bahwa mereka memiliki gangguan dan cenderung menyalahkan orang lain untuk semua hal yang terjadi. Meski begitu, bila pengidap bersedia, gangguan kepribadian narsistik dapat diobati. 

Pengobatan untuk gangguan narsistik yang paling umum dan paling baik adalah psikoterapi atau terapi bicara. Obat-obatan juga dapat diresepkan oleh dokter bila pengidap memiliki kondisi kesehatan mental lainnya selain gangguan narsistik.

1.Psikoterapi

Penelitian tentang intervensi psikoterapi khusus untuk gangguan kepribadian narsistik masih jarang. Karena itu, beberapa perawatan untuk gangguan narsistik diadaptasi dari perawatan untuk gangguan kepribadian borderline dan membutuhkan terapis profesional untuk melakukannya. Berbagai jenis psikoterapi yang dapat digunakan untuk menangani gangguan narsistik, antara lain:

  • Transference-focused psychotherapy (TFP)

Ini adalah perawatan psikodinamik yang dimulai dengan perawatan verbal yang mendefinisikan peran dan tanggung jawab pengidap dan dokter. Pengidap gangguan narsistik akan diminta untuk mengidentifikasi tujuan mereka yang menjadi fokus perawatan. 

Hubungan antara pengidap dan dokter juga sangat penting dalam jenis terapi ini, karena dari situlah, gejala pengidap dapat terlihat dan diatasi. Dengan menjalin hubungan yang dekat dengan pengidap, terapis memerhatikan secara dekat pengalaman dan perilaku pengidap dalam sesi terapi, dengan memberi perhatian khusus pada perilaku interpersonal yang bermasalah.

  • Schema-focused therapy (SFT)

SFT menggabungkan psikoterapi psikodinamik dengan terapi perilaku kognitif dan membantu pengidap gangguan narsistik untuk sembuh dengan cara mengganti skema yang tidak sehat, yaitu persepsi negatif yang diyakini pengidap tentang diri sendiri dan orang lain. 

  • Mentalization-based Therapy (MBT)

Adalah perawatan psikodinamik yang membantu pengidap gangguan narsistik untuk secara akurat merefleksikan diri sendiri dan merefleksikan pikiran dan perasaan orang lain, untuk melihat hubungan antara kondisi mental dan perilaku pengidap.

  • Terapi Perilaku Dialektik (DBT)

Suatu bentuk terapi perilaku kognitif yang berfokus pada perhatian, pengaturan emosional, toleransi terhadap tekanan dan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain. Dilansir dari Psychcentral, seorang pakar mengungkapkan bahwa DBT membantu pengidap mengenali pemikirannya sendiri dan menerima kebutuhan akan perhatian yang berlebihan. Namun, terapi ini juga membantu pengidap untuk menyadari bahwa ada kalanya kepentingan dirinya bukanlah segalanya.

Baca juga: Kapan Seseorang Membutuhkan Psikoterapi?

2.Terapi Interpersonal Metakognitif (MIT)

Terapi ini secara khusus dikembangkan untuk mengobati gangguan kepribadian narsistik. MIT terdiri dari dua tahap, yaitu pengaturan pikiran dan mendorong perubahan. 

Pengaturan pemikiran bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan interpersonal pengidap dengan menjelajahi berbagai situasi, ingatan dan pola yang berulang. Pengidap juga belajar untuk mengidentifikasi perasaan mereka sendiri dan memahami pemicu emosional yang mendasarinya.

Setelah itu, terapis akan mendorong perubahan pada pengidap dengan membangun cara berpikir, perasaan dan perilaku yang lebih sehat. 

3.Psikoterapi Suportif

Psikoterapi suportif menggabungkan perawatan perilaku psikodinamik dan kognitif, serta pemberian obat-obatan (bila perlu). Tujuannya untuk memastikan pengidap stabil, mengatasi kondisi mental lain yang muncul bersamaan dengan gangguan narsistik (misalnya depresi) dan membantu pengidap berfungsi sebaik mungkin.

Psikoterapi suportif sering mencakup pengajaran yang memengaruhi regulasi dan keterampilan sosial, serta mengelola pemikiran yang menyimpang. Terapi ini juga sering melibatkan keluarga atau pasangan pengidap.

Baca juga: Begini Cara Menghadapi Seseorang dengan Kepribadian Narsistik

Itulah jenis terapi yang bisa membantu menangani gangguan narsistik. Bila kamu atau orang yang kamu kenal memiliki gangguan kepribadian narsistik, coba bicarakan saja pada psikolog dengan menggunakan aplikasi Halodoc.

Melalui Video/Voice Call dan Chat, psikolog terpercaya dari Halodoc siap membantu kamu memberikan solusi kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Narcissistic personality disorder.
Psychcentral. Diakses pada 2020. Narcissistic Personality Disorder Treatment.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan