3 Penyebab Munculnya Penyakit Skleroderma

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   31 Juli 2019
3 Penyebab Munculnya Penyakit Skleroderma3 Penyebab Munculnya Penyakit Skleroderma

Halodoc, Jakarta – Kolagen merupakan zat yang sangat diperlukan untuk kesehatan kulit kita. Kolagen merupakan protein yang berperan dalam pembentukan jaringan-jaringan kulit dan jaringan ikat tubuh lainnya. Alih-alih membentuk jaringan, produksi kolagen yang berlebihan justru bisa menimbulkan kondisi medis yang disebut skleroderma. 

Baca Juga: Bagaimanakah Cara Mendiagnosis Skleroderma?

Sejauh ini, tidak diketahui pasti apa yang bisa sebabkan skleroderma. Namun, gangguan pada sistem kekebalan tubuh tampaknya berperan dalam kemunculan skleroderma. Berikut ini hal-hal yang diduga memicu terjadinya skleroderma.

Penyebab Munculnya Skleroderma

Faktor-faktor dibawah ini diduga meningkatkan risiko pengembangan skleroderma:

1. Faktor Genetik

Seseorang yang punya variasi gen tertentu tampaknya lebih mungkin mengembangkan skleroderma. Selain itu, seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat skleroderma lebih berpeluang mengidap kondisi ini ketimbang orang lain.

2. Faktor Lingkungan

Penelitian menunjukkan bahwa pada beberapa orang, gejala skleroderma dapat dipicu oleh paparan virus atau obat-obatan tertentu. Paparan zat kimia seperti rokok atau zat berbahaya lainnya bisa meningkatkan risiko skleroderma apabila paparan terjadi selama berulang-ulang. 

3. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, skleroderma telah diyakini sebagai penyakit autoimun. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang justru keliru menyerang jaringan ikat yang sehat. Penelitian ini didukung oleh banyak kasus skleroderma didukung oleh penyakit autoimun lain, seperti rheumatoid arthritis, lupus atau sindrom Sjogren.

Kalau kamu ingin tahu penyebab skleroderma secara pasti, tanyakan saja ke dokter Halodoc agar lebih jelas. Yuk, download dulu aplikasinya di sini. Bukan cuma kulit, nyatanya skleroderma juga bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh. Berikut ini tanda dan gejala dari kondisi skleroderma yang perlu diwaspadai.

Tanda dan Gejala dari Penyakit Skleroderma

Pada awalnya, skleroderma mungkin hanya memengaruhi bagian kulit. Kulit mungkin akan terlihat lebih tebal dan mengkilap berkembang di sekitar mulut, hidung, jari-jari dan daerah bertulang lainnya. Ketika penyakitnya semakin berkembang, seseorang mungkin mulai kesulitan saat menggerakan area-area yang terpengaruh. Berikut ini gejala-gejala skleroderma yang memengaruhi berbagai bagian tubuh:

  • kulit mengeras atau menebal yang terlihat mengkilap dan halus;

  • jari tangan atau kaki berubah menjadi berwarna merah, putih, atau biru; 

  • muncul bisul atau luka di ujung jari;

  • bintik-bintik merah kecil di wajah dan dada akibat pembuluh darah terbuka;

  • jari tangan atau jari kaki bengkak;

  • sendi yang sakit atau bengkak;

  • kelemahan otot;

  • mata atau mulut kering;

  • sesak napas;

  • mulas;

  • diare; dan

  • penurunan berat badan.

Baca Juga: Kemoterapi Bisa Tingkatkan Risiko Skleroderma

Selain gejala diatas, pengidap mungkin mulai mengalami kejang pada pembuluh darah di jari tangan dan kaki. Kondisi ini bisa berlanjut menjadi ekstremitas yang berubah menjadi putih dan biru ketika berada di suhu yang ingin atau merasakan tekanan emosional yang ekstrem. Lantas, ketika kondisi ini terjadi, perawatan apa yang bisa dilakukan? Ini contohnya

Perawatan Skleroderma yang Bisa Dilakukan

Sejauh ini tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan kondisi skleroderma. Pengobatan hanya berkisar untuk membantu mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Perawatan biasanya didasarkan pada gejala seseorang dan kebutuhan untuk mencegah komplikasi. 

Perawatan untuk skleroderma yang menimbulkan gejala ringan bisa berupa pemberian kortikosteroid, imunosupresan, seperti methotrexate, obat antiinflamasi nonsteroid. Karena berisiko memengaruhi bagian tubuh lain, perawatan lainnya bisa berupa pemberian :

  • obat tekanan darah;

  • obat untuk membantu pernapasan;

  • terapi fisik;

  • terapi cahaya, seperti fototerapi ultraviolet A1; dan

  • nitrogliserin salep untuk mengobati daerah pengencangan kulit yang terlokalisir.

Baca Juga: Apakah Penyakit Skleroderma Itu Menular?

Pencegahan skleroderma bisa melalui perubahan gaya hidup, seperti menghindari rokok, tetap aktif secara fisik, dan menghindari makanan yang memicu mulas.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan