Jaga Kesehatan Tubuh, Ini 3 Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Februari 2019
Jaga Kesehatan Tubuh, Ini 3 Perbedaan Pusing dan Sakit KepalaJaga Kesehatan Tubuh, Ini 3 Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala

Halodoc, Jakarta - Ketika kepala berputar dan mengganggu aktivitas, kamu mungkin merasa mengalami pusing atau sakit kepala. Kedua gangguan kesehatan ini sering dianggap sama, karena gejalanya yang mirip. Faktanya, tidak demikian. Ketika kamu berobat ke dokter, diagnosis bisa menjadi rancu jika kamu tidak mengetahui sebenarnya perbedaannya. Bisa-bisa, dokter salah memberi obat. Nah, supaya lebih jelas, coba simak ulasan berikut ini.

  • Sensasi yang Dirasakan

Tentu, pusing dan sakit kepala terjadi pada bagian kepala, bisa terasa berat atau sangat ringan. Keduanya menimbulkan rasa yang tidak nyaman, tetapi sensasi yang terjadi di antara keduanya berbeda. Pusing terkait dengan gangguan keseimbangan yang menyebabkan kamu mengalami sensasi seakan mau pingsan.

Gejala lain yang mengikuti adalah badan lemas, penglihatan mengabur, dan kepala yang terasa berat. Pusing bisa semakin memburuk jika kamu merasa semua di sekitar kamu berputar atau bergerak, padahal kamu sedang diam. Kondisi ini dikenal dengan istilah vertigo atau pusing yang berputar.

Baca juga: Kepala Sering Pusing, Waspada 5 Gejala Penyakit Ini

Sementara itu, sensasi yang muncul saat kamu mengalami sakit kepala adalah perasaan seperti berdenyut di kepala, baik kepala belakang, depan, maupun samping yang dikenal dengan istilah migrain. Rasa sakit yang kamu terima seperti kepala sedang dipukul berulang kali atau kencang seperti sedang diikat erat.

  • Penyebab yang Memicu

Baik pusing maupun sakit kepala memiliki penyebab masing-masing. Ketika kamu mengalami pusing, kamu merasakan sakit pada semua bagian kepala. Adapun beberapa hal yang bisa memicu terjadinya pusing, seperti munculnya gangguan pada telinga bagian dalam (vertigo), infeksi pada saraf bagian vestibular, sirkulasi udara yang buruk, tekanan darah rendah, kurang darah, penyakit saraf (multiple sclerosis atau parkinson), gula darah rendah, hingga penyakit meniere.

Sementara sakit kepala terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu primer dan sekunder. Gangguan kesehatan ini terjadi karena aktivitas yang terlalu berlebihan, atau struktur kepala yang sensitif pada rasa nyeri, bisa juga terjadi perubahan aktivitas kimiawi pada otak. Sakit kepala sekunder terjadi ketika ada gangguan kesehatan lainnya yang memicu rasa sakit.

Baca juga: Kepala Sering Pusing? Lakukan 6 Cara Ini untuk Mengatasinya

Sakit kepala primer terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu tension headaches (sakit kepala seperti diikat), sakit kepala pada satu sisi (migrain), dan sakit kepala parah yang menyerang salah satu area mata (cluster headaches). Sementara sakit kepala sekunder terjadi karena beberapa gangguan kesehatan lain, misalnya penggumpalan darah, tumor otak, stroke, dehidrasi, glaukoma, kurang gizi, flu, hingga mabuk.

  • Pengobatan

Setelah kamu mengetahui perbedaan dari segi sensasi dan penyebabnya, sekarang kamu harus tahu pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi keduanya. Sakit kepala primer yang sifatnya ringan bisa sembuh cukup dengan beristirahat. Beberapa obat pereda nyeri dan akupuntur dapat membantu. Sakit kepala sekunder diatasi dengan mengetahui penyebab terjadinya.

Baca juga: Inilah 5 Penyebab Pusing Saat Bangun Tidur

Sama halnya dengan pusing, pengobatan yang dilakukan harus sesuai dengan kondisi awal yang menyebabkan terjadinya. Jadi, kamu bisa langsung bertanya pada dokter, apakah kamu mengalami pusing atau sakit kepala. Jika kamu sulit bergerak karena rasa sakit yang mengganggu, kamu bisa bertanya dari rumah menggunakan aplikasi Halodoc. Segera download aplikasi Halodoc, yuk!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan