4 Cara Mengatasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Januari 2019
4 Cara Mengatasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia4 Cara Mengatasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Halodoc, Jakarta - Para pria sebaiknya waspada akan gangguan reproduksi BPH (benign prostatic hyperplasia). Gangguan reproduksi ini dikenal sebagai pembesaran prostat jinak, yaitu ketika kelenjar prostat pada pria mengalami pembesaran. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang berbentuk seperti kacang kenari yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria.

Tidak semua kasus BPH harus diatasi. Sebelum memberikan pengobatan, terlebih dahulu dokter akan menentukan seberapa berat gejala BPH mengganggu kehidupan pengidapnya. Jika gejala yang muncul hanya gejala ringan yang tidak mengganggu aktivitas, pengobatan tidak diberikan dahulu.

Baca juga: Ini Bedanya Benign Prostatic Hyperplasia dan Kanker Prostat

Namun, jika pengidapnya merasa terganggu dengan gangguan berkemih yang dialami, berikut beberapa cara untuk mengatasi BPH.

  1. Obat-obatan

Obat BPH yang sering digunakan adalah dutasteride dan finasteride. Obat ini mampu menurunkan ukuran prostat dan meredakan gejala BPH dengan cara menghambat efek dari hormon dihidrotestosteron. Namun, penggunaan kedua obat ini tidak boleh sembarangan dan harus disertai dengan petunjuk dokter, karena memiliki efek samping yang cukup serius. Beberapa efek samping dari dutasteride dan finasteride adalah penurunan kuantitas sperma, impotensi, dan risiko cacat bayi.

Selain dutasteride dan finasteride, obat BPH lainnya yang juga sering digunakan adalah golongan penghambat alfa, seperti alfuzosin dan tamsulosin. Obat penghambat alfa ini biasanya dikombinasikan dengan finasteride. Obat ini juga mampu memperlancar laju urine dengan cara melemaskan otot-otot kandung kemih. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi alfazosin dan tamsulosin adalah badan lemas, sakit kepala, dan turunnya kuantitas sperma. Sedangkan efek samping yang lebih serius dari kedua obat ini adalah berupa risiko terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) atau bahkan pingsan.

Baca juga: Meski Bukan Kanker, Berbahayakah Gangguan Prostat BPH?

  1. Terapi Menahan Kemih

Terapi menahan kemih ini dilakukan tentu di bawah bimbingan medis. Dalam terapi ini, pengidap akan diajarkan cara menahan keinginan berkemih, setidaknya dalam jeda waktu dua jam antara tiap berkemih. Dalam terapi ini akan diajarkan juga cara mengatur pernapasan, mengalihkan pikiran ingin berkemih, serta relaksasi otot.

  1. Mengubah Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah:

  • Mulai berolahraga secara teratur, misalnya berjalan kaki setiap hari selama setengah hingga satu jam.

  • Mulai mengurangi atau berhenti mengonsumsi kafein dan minuman keras.

  • Mencari jadwal minum obat yang tepat, agar terhindar dari nokturia (meningkatnya frekuensi buang air kecil sepanjang malam).

  • Mulai membiasakan diri untuk tidak minum apapun dua jam sebelum waktu tidur, agar terhindar dari nokturia.

Baca juga: Perlu Tahu Faktor Risiko Terkena Striktur Uretra

  1. Operasi

Cara untuk menangani BPH parah adalah melalui operasi. Berikut beberapa operasi yang dapat ditempuh:

  • Reseksi prostat transuretral (TURP). Prosedur yang dilakukan dengan bantuan alat yang disebut resektoskop ini bertujuan untuk menurunkan tekanan pada kandung kemih. Caranya adalah dengan menghilangkan kelebihan jaringan prostat. Efek samping dari operasi ini adalah pembengkakan uretra. Oleh karena itu, pengidap yang menjalani TURP biasanya tidak akan mampu berkemih secara normal selama dua hari dan harus dibantu dengan menggunakan kateter.

  • Evaporasi prostat transuretral (TUVP). Prosedur ini bertujuan hampir sama dengan TURP. Namun, dalam TUVP, bagian prostet yang ditangani akan dihancurkan dan tidak dipotong. Jika penghancuran jaringan prostat dalam prosedur TUVP dibantu dengan sinar laser, metode tersebut dinamakan photo-vaporization (PVP).

  • Transurethral microwave thermotherapy (TUMT). Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan alat yang dapat memancarkan gelombang mikro ke area prostat melalui uretra. Energi gelombang mikro dari alat tersebut akan menghancurkan bagian dalam dari kelenjar prostat yang membesar, sehingga mengecilkan ukuran prostat serta memperlancar aliran urine.

Sebelum kamu mengambil tindakan untuk mengatasi BPH, sebaiknya kamu lakukan tanya jawab dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!




Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan