4 Faktor yang Meningkatkan Risiko Bayi Terkena Clubfoot

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 Agustus 2019
4 Faktor yang Meningkatkan Risiko Bayi Terkena Clubfoot4 Faktor yang Meningkatkan Risiko Bayi Terkena Clubfoot

Halodoc, Jakarta - Tidak hanya pertumbuhan dan perkembangannya, kesehatan anak menjadi faktor yang tidak boleh luput dari perhatian ayah dan ibu. Bahkan, sejak ia masih berupa janin di dalam kandungan. Pasalnya, sering tidak disadari dan muncul tanpa adanya gejala, komplikasi kehamilan menjadi musuh terbesar yang bisa mengancam nyawa ibu dan janin dan menyebabkan masalah setelah kelahiran. 

Salah satunya adalah clubfoot, kelainan sejak lahir yang menyerang bagian tulang dan otot kaki bayi yang menyebabkan kaki menjadi pengkor atau mengarah ke bagian bawah seperti terbalik. Kelainan ini menyerang salah satu atau kedua kaki bayi, membuat jari kaki seperti mengarah ke arah kaki yang berlawanan. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, tidak adanya penanganan membuat anak tidak bisa berjalan normal. 

Faktor yang Meningkatkan Risiko Bayi Alami Clubfoot

Clubfoot pada bayi sifatnya idiopatik, alias tidak diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun, diyakini faktor genetik berperan besar terhadap kemunculannya diikuti dengan perubahan genetik tertentu. Namun, kelainan lahir ini tidak ada kaitannya dengan posisi janin ketika masih berada di dalam lahir. 

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Cara-Cara untuk Menangani Spina Bifida

Pada beberapa kasus clubfoot yang terjadi pada anak, penyebabnya sering dihubungkan dengan spina bifida, kelainan tulang karena masalah pada bagian neuromuskuler, baik di bagian otak, otot, sumsum tulang belakang, dan saraf. Tidak hanya itu, faktor lingkungan diduga turut berperan, seperti usia ibu ketika hamil dan kebiasaan ibu yang tidak sehat dan memicu terjadinya masalah, seperti merokok atau adanya riwayat medis tertentu. 

Sayangnya, anak laki-laki cenderung lebih tinggi risikonya untuk mengalami clubfoot dibandingkan dengan anak perempuan. Faktor risiko lainnya termasuk: 

  • Riwayat keluarga, atau keturunan. Jika salah satu dari orang tua atau anak juga memiliki kaki pengkor, bayi lebih berisiko untuk mengalami hal yang sama. 

  • Kondisi bawaan, karena pada beberapa kasus, kaki pengkor dikaitkan dengan kelainan tulang lainnya, salah satunya adalah spina bifida

  • Tidak cukup cairan ketuban selama kehamilan, terlalu sedikit cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim dapat meningkatkan risiko kaki pengkor. 

  • Faktor lingkungan, kebiasaan ibu yang tidak sehat selama kehamilan pun menjadi pemicu tingginya risiko clubfoot pada anak. 

Baca juga: Ini yang Dimaksud dengan Bayi Lahir Mati atau Still Birth

Kenali Gejalanya Sejak Dini

Oleh karena itu, ibu harus tahu apa saja yang menjadi gejala dari clubfoot, sehingga penanganan bisa segera dilakukan dan terjadinya komplikasi pun bisa dihindari. Jika terjadi hal yang tidak biasa pada anak, segera buat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat atau gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc

Ketika bayi mengalami kaki pengkor, tendon yang lokasinya ada di kaki bagian dalam menjadi lebih pendek daripada kaki normal. Gejala yang mengikuti seperti kaki yang terlihat seperti terbalik pada kasus kaki pengkor yang parah, tidak adanya rasa sakit ketika dipakai untuk berjalan, bagian atas kaki yang berputar ke bawah dan ke bagian dalam. Lengkungannya terlihat lebih jelas karena tumit membelok ke bagian dalam. Pasti ibu tidak ingin hal itu terjadi pada sang buah hati, bukan? Oleh karena itu, pastikan selalu terjaga kesehatannya, ya!

Baca juga: Inilah 4 Cacat Lahir yang Bisa Terjadi pada Si Kecil

Referensi: 
Kids Health from Nemours. (Diakses pada 2019). Clubfoot. 
Medical News Today. (Diakses pada 2019). Everything You Need to Know about Clubfoot. 
Mayo Clinic. (Diakses pada 2019). Clubfoot.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan