4 Hal Ini Jadi Prioritas Setelah Gempa dan Tsunami Palu

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Oktober 2018
4 Hal Ini Jadi Prioritas Setelah Gempa dan Tsunami Palu 4 Hal Ini Jadi Prioritas Setelah Gempa dan Tsunami Palu

Halodoc, Jakarta – Rangkaian gempa bumi dengan kekuatan 7,4 SR mengguncang Sulawesi Tengah dan menimbulkan tsunami di perairan Palu dan sekitarnya, Jumat (28/9/2018). Berbagai bangunan rusak parah, seperti rumah warga, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan lainnya.

Banyak dari bangunan tersebut yang ambruk sebagian atau seluruhnya dan tersapu gelombang. Setelah terjadinya bencana semacam ini, ada 4 hal yang menjadi prioritas untuk dilakukan menurut WHO. Berikut 4 hal tersebut:

1. Triage (Pengkategorian Korban Berdasarkan Tingkat Parahnya Luka)

Hal pertama ini adalah pengkategorian korban berdasarkan tingkat luka yang dialami. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempatan bertahan paling tinggi dan paling banyak bagi para korban. Jika kamu mendapati diri setelah terjadi gempa maupun tsunami, yang pertama harus kamu lakukan adalah tetap tenang dan melihat situasi. Cek kondisi tubuh dan keadaan sekitar.

Apabila kamu kedapatan berada di antara puing-puing atau dalam ruangan tertutup, pastikan kamu memperhatikan dan menutup mulut serta saluran pernapasan untuk menghindari banyaknya benda asing yang masuk ke paru-paru. Lalu, lihat adakah luka yang mengakibatkan pendarahan. Jika itu terjadi, lakukan penekanan pada luka untuk menjaga sirkulasi darah. Lakukan hal ini juga untuk orang yang ada di dekat kamu.

2. Semua Luka Terbuka Harus Dianggap Terkontaminasi

Setelah bencana seperti gempa, semua luka terbuka harus dianggap terkontaminasi dan tidak boleh langsung ditutup. Jaringan yang mati dan banyaknya benda asing yang menempel harus disterilkan dahulu oleh pihak medis. Begitu pula dengan prosedur pertolongan lanjutan, yang hanya boleh dilakukan oleh pihak medis dan tim penolong.

Jika disekitar kamu terdapat orang yang mengalami cedera serius, jangan pindahkan posisi mereka kecuali dalam keadaan yang benar-benar perlu. Jangan tutup luka mereka, dan yang terpenting jaga kondisi tubuh agar tetap hangat sampai bantuan datang.

3. Korban dengan Luka Terbuka Harus Mendapatkan Perawatan Tetanus Profilaksis

Korban dengan luka terbuka harus menerima perawatan tetanus profilaksis sesuai dengan petunjuk WHO dan perawatan bedah di fasilitas kesehatan terdekat, seperti rumah sakit. Pemindahan korban pun harus dilakukan oleh pihak yang berwenang.

4. Cedera Cukup Parah yang Menyebabkan Gangguan Fungsional dan Kecacatan Jangka Panjang Harus Didahulukan

Jika tidak dikelola dengan benar, cedera yang dialami akan memiliki kemungkinan fungsional dan kecacatan jangka panjang. Misalnya seperti cedera medulla spinalis, serta fraktur yang mengembangkan komplikasi (infeksi atau cedera ekstrem yang membutuhkan amputasi). Kondisi tersebut harus segera dirujuk ke rumah sakit khusus atau tersier yang dapat menangani kasus-kasus seperti itu. Fasilitas kesehatan yang bersangkutan harus dilengkapi dengan alat bantu mobilitas dan dukungan fisioterapi.  Penilaian dan rujukan ini perlu dilakukan di seluruh spektrum fasilitas kesehatan yang menangani korban yang terluka.

Informasi lebih lanjut tentang manajemen cedera yang tepat dalam sistem kesehatan dapat ditemukan dalam Pedoman WHO untuk perawatan trauma penting, dan panduan khusus tentang manajemen cedera tulang belakang. Prosedur yang diatur oleh WHO ini dirancang untuk menolong sebanyak mungkin jiwa dan risiko. Jika kamu mendapati posisi sebagai korban atau terjebak disaat bencana seperti Gempa maupun Tsunami seperti di Palu, ingatlah 4 hal ini.

Kalau kamu perlu bantuan dokter, kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat atau Voice/Video Call. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!

Baca Juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan