Ini 4 Jenis Luka yang Rawan Terjadi Saat Demo

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 September 2019
Ini 4 Jenis Luka yang Rawan Terjadi Saat DemoIni 4 Jenis Luka yang Rawan Terjadi Saat Demo

Halodoc, Jakarta – Beberapa hari terakhir, mahasiswa dari Ibukota dan berbagai daerah di penjuru Indonesia ramai-ramai turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi tentang Rancangan Undang-Undang yang kontroversial. Ketika demo berujung ricuh, tak jarang pendemo dan orang di sekitarnya yang mengalami luka-luka, hingga harus dilarikan ke rumah sakit. 

Namun, jenis luka apa saja ya yang rawan terjadi saat demo ricuh, dan bagaimana pertolongan pertamanya? Berikut ini di antaranya:

1. Abrasi (Luka Lecet)

Abrasi atau luka lecet terjadi ketika kulit bergesekan dengan benda atau material yang memiliki permukaan kasar. Di situasi demo, luka abrasi bisa terjadi ketika terjatuh, lalu kaki bergesekan dengan aspal, atau lutut tergores ruas jalan, saat tidak sengaja terdorong massa. 

Meski luka jenis ini tergolong ringan dan tidak terlalu banyak mengeluarkan darah, tetap penting untuk membersihkan dan merawat luka guna mencegah infeksi. Apalagi jika terdapat puing-puing yang menempel pada luka. Luka abrasi pada tingkat ringan umumnya bisa ditangani sendiri di rumah. Berikut ini cara penanganan yang dapat dilakukan:

  • Bersihkan luka dari kotoran yang mungkin menempel di bawah air mengalir atau menggunakan larutan garam steril hingga bersih. Hindari penggunaan bahan-bahan pembersih mengandung alkohol, iodine, ataupun hidrogen peroksida langsung di luka terbuka, karena dapat menyebabkan iritasi dan perih.
  • Oleskan antibiotik untuk membuat luka tetap lembap dan mencegah infeksi.
  • Tutup luka dengan kasa steril yang lembut dan gantilah setiap hari.
  • Sebisa mungkin, hindari luka dari pajanan sinar matahari untuk mencegah hiperpigmentasi permanen.
  • Jika masih bingung dan membutuhkan saran dokter dalam penanganan luka, kamu bisa diskusi dengan dokter di aplikasi Halodoc kapan dan di mana saja, lewat fitur Chat atau Voice/Video Call.

Baca juga: 2 Bahan Alami yang Dapat Mengobati Luka Bakar

2. Memar

Luka memar terjadi ketika pembuluh darah kecil di balik kulit mengalami kerusakan. Pada situasi demo, luka ini dapat diperoleh ketika jatuh terdorong, menabrak sesuatu, atau terpukul benda tumpul. Pertolongan pertama untuk luka memar adalah menempelkan es batu pada area luka. Hal ini dapat membantu perlambat perdarahan dan mengurangi pembengkakan.

Selain mengompres es batu, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengobati luka memar, yaitu:

  • Posisikan bagian tubuh yang mengalami memar lebih tinggi dari dada. Misalnya, jika memar terjadi di kaki, duduk atau tidurlah dengan menyangga area memar dengan bantal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah ke area yang memar, sehingga meredakan pembengkakan.
  • Kompres air hangat. Langkah ini bisa dilakukan setelah sekitar dua hari mengompres memar dengan es. Mengompres luka memar dengan air hangat dapat memperlancar aliran darah, sekaligus mempercepat perubahan warna kulit kembali seperti semula. 

3. Laserasi (Luka Robek)

Laserasi atau luka robek merupakan luka yang ditandai dengan robekan atau lubang yang dalam pada kulit. Pada situasi demo, luka ini dapat diperoleh ketika terjadi insiden yang melibatkan pisau atau benda sangat tajam lainnya. Luka laserasi dapat menyebabkan perdarahan yang cukup signifikan, karena terbukanya lapisan kulit. 

Meski perdarahan yang terjadi pada luka laserasi dapat ringan hingga berat, sehingga pengobatan untuk luka ini pun bisa berbeda-beda, luka perlu ditangani dengan baik dan benar agar tidak menimbulkan infeksi. Pada beberapa kasus, laserasi dapat memerlukan jahitan oleh dokter, untuk merekatkan kembali bagian tubuh yang terpisah atau terbuka. 

Baca juga: Ketahui Proses Penyembuhan pada Luka Bakar

Namun, tidak semua luka laserasi harus dijahit. Pada kasus luka robek yang tidak terlalu besar, luka dapat ditutup dengan menggunakan plester. Gunakan plester untuk menutup luka dengan cara menempelkannya di atas 2 sisi yang robek, bukan menempelkannya mengikuti garis luka. Penting untuk diingat, sebelum menempelkan plester, pastikan luka telah dibersihkan dan tidak ada kotoran yang menempel.

4. Luka Tusuk

Seperti namanya, luka tusuk terjadi ketika kulit mengalami tusukan hingga terbentuk lubang kecil di jaringan lunak. Di situasi demo, luka ini dapat diperoleh dari tusukan serpihan kaca, pisau, atau tembakan. Luka tusuk yang diperoleh dari serpihan kaca atau jarum biasanya hanya memengaruhi lapisan luar jaringan. Namun, jika luka tusuk terjadi karena pisau atau tembakan, otot dan organ dalam dapat mengalami kerusakan dan perdarahan.

Penanganan untuk luka tusuk dapat berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan luka. Pada luka yang tidak terlalu parah, sebaiknya segera rendam luka dalam air hangat dan sabun selama 15 menit. Gosok luka dengan perlahan dan lembut dengan kain lain untuk menghilangkan kotoran. Jika ada kulit yang terlepas atau terkelupas, sebaiknya guntinglah kulit tersebut dengan gunting yang steril agar tidak menutupi luka. Lalu, oleskan salep antibiotik dan perban untuk mengurangi risiko infeksi.

Baca juga: Pertolongan Pertama Luka Bakar Akibat Terkena Minyak Panas

Segera hubungi dokter, jika:

  • Luka tusukan disebabkan benda kotor.
  • Kulit sedang kotor saat korban tertusuk.
  • Setelah luka dibersihkan, kamu masih dapat melihat kotoran atau partikel-partikel kecil di dalam luka.
  • Ujung benda patah dan berpotensi masuk ke dalam luka.
  • Tusukan terjadi di kepala, dada, perut, atau sendi.
  • Tidak pernah mendapat vaksin tetanus.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. Open Wound.
Medical News Today. Diakses pada 2019. What to know about open wound care.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan