4 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Sindrom Reye pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Agustus 2019
4 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Sindrom Reye pada Anak4 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Sindrom Reye pada Anak

Halodoc, Jakarta – Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya masih rendah sangat rentan terserang infeksi virus. Beberapa infeksi virus, seperti flu dan cacar air memang merupakan penyakit yang umum terjadi dan biasanya bisa disembuhkan dengan pemberian obat-obatan. Meskipun sudah sembuh, tetapi orang tua sebaiknya tetap memperhatikan kondisi anak. Pasalnya, anak-anak yang baru sembuh dari infeksi virus berisiko terserang sindrom Reye. Selain mengamati gejalanya, sindrom Reye juga bisa dideteksi melalui beberapa jenis pemeriksaan. Yuk, cari tahu di sini.

Apa Itu Sindrom Reye?

Sindrom Reye adalah suatu kondisi serius yang bisa menyebabkan organ hati dan otak membengkak. Sindrom ini sebenarnya terbilang cukup langka, tetapi kebanyakan menyerang anak-anak dan remaja yang baru sembuh dari infeksi virus.

Anak-anak yang terserang infeksi virus, seperti flu atau cacar air seringkali mengalami gejala pusing. Oleh karena itu, orangtua biasanya akan memberikan aspirin pada anak untuk mengatasinya. Namun, pemberian aspirin pada anak justru bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom Reye. Jadi, orangtua sebaiknya membicarakan dulu kepada dokter sebelum memberikan aspirin kepada anak-anak dan remaja.

Baca juga: Alasan Aspirin Bisa Sebabkan Sindrom Reye pada Anak

Penyebab Sindrom Reye

Penyebab sindrom Reye masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh kelainan genetik. Sindrom Reye bisa terjadi diduga karena struktur kecil dalam sel yang bernama mitokondria mengalami kerusakan. Sel ini berfungsi untuk memberi energi pada sel dan berperan sangat penting untuk kesehatan fungsi hati. Tanpa pasokan energi yang cukup, maka hati tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, racun berbahaya yang terdapat di dalam darah akan menumpuk dan bisa merusak seluruh tubuh dan menyebabkan otak menjadi bengkak.

Selain itu, kadar gula darah dalam tubuh pengidap sindrom Reye juga bisa berkurang drastis, sedangkan kadar amonia dan asam dalam darah meningkat. Pada saat itulah, hati bisa menjadi bengkak akibat terjadinya penumpukan lemak di dalam organ tersebut. Tidak hanya hati, otak juga bisa mengalami pembengkakan yang berpotensi menyebabkan kejang dan hilang kesadaran.

Waspadai Gejalanya

Gejala sindrom Reye biasanya baru muncul dalam waktu tiga sampai lima hari setelah infeksi flu atau cacar air sembuh. Pada anak-anak yang usianya kurang dari dua tahun, sindrom Reye menimbulkan gejala awal berupa diare dan napas tersengal-sengal. Sedangkan pada anak-anak yang lebih besar, gejala awal sindrom Reye berupa lesu, mudah mengantuk, dan muntah terus-menerus. Bila kondisinya bertambah buruk, gejala lain yang lebih serius berikut bisa muncul:

  • Bingung, disorientasi, bahkan berhalusinasi;

  • Mudah tersinggung dan menjadi lebih agresif;

  • Badan terasa lemah, bahkan mengalami kelumpuhan pada kaki dan lengan;

  • Kejang; dan

  • Tingkat kesadaran menurun.

Baca juga: Perilaku Agresif, Ini Cara Mengobati Sindrom Reye

Cara Mendeteksi Sindrom Reye pada Anak

Sayangnya, sampai saat ini, masih belum ditemukan alat yang spesifik untuk mendiagnosis sindrom Reye. Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah, urine, serta tes untuk memeriksa gangguan oksidasi asam lemak atau gangguan metabolisme lain. Bila dibutuhkan, kadang-kadang dokter bisa menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:

1. Pungsi Lumbal

Pengambilan sampel cairan dari otak untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang memiliki gejala yang sama dengan sindrom Reye, seperti meningitis dan ensefalitis. 

2. CT scan atau MRI

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain di otak yang mengakibatkan perubahan perilaku pada pengidap.

3. Biopsi Hati

Pengambilan sampel jaringan hati untuk menyingkirkan kemungkinan lain yang menyebabkan gangguan pada hati.

4. Biopsi Kulit

Pengambilan sampel kulit untuk melihat adanya gangguan oksidasi asam lemak dan gangguan metabolisme lain.

Baca juga: Ikuti Tips Ini untuk Mencegah Sindrom Reye

Nah, itulah empat pemeriksaan untuk mendiagnosis mendeteksi sindrom Reye pada anak. Ibu juga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan anak dengan menggunakan aplikasi Halodoc, lho. Caranya praktis banget, tinggal pilih fitur Lab Service dan petugas lab akan datang ke rumahmu untuk memeriksa kesehatanmu. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:

Mayo Clinic (2019). Reye's syndrome - Diagnosis and treatment.
Boston Children’s Hospital (2019). Testing & Diagnosis for Reye Syndrome in Children

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan