4 Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Otak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 September 2018
4 Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Otak4 Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Otak

Halodoc, Jakarta - Menjaga kesehatan otak sangat penting dilakukan karena bagian tubuh ini memiliki peran yang besar. Ini karena semua fungsi tubuh dan informasi diolah di dalam organ yang beratnya kira-kira hanya 1,3 kilogram ini. Sayangnya, beberapa orang tak sadar kalau ada kebiasaan atau hal lain yang justru bisa membuat otak kian tumpul. Begitu banyak hal yang bisa jadi penyebab otak rusak. Nah, berikut kebiasaan merusak otak yang perlu diketahui:

1. Konsumsi Gula Berlebih

Menurut ahli dari Charite University Medical Centre, Jerman, gula darah berlebih (akibat konsumsi gula berlebih) bisa menyebabkan dan membahayakan struktur serta fungsi otak. Misalnya, kondisi ini bisa membuat bagian otak yang terdapat di area hipokampus menjadi mengecil. Padahal, area hipokampus ini berguna untuk mengingat suatu kejadian atau fakta. Dengan kata lain, kemampuan otak untuk mengingat akan terganggu bila otak mengalami kelebihan gula.

Pengaruh gula bagi otak banyak sekali. Nah, berikut kondisi yang bisa terjadi di otak kalau kamu kelebihan gula sehingga bisa menjadi penyebab otak rusak, seperti dilansir dalam Harvard Health dan National Library of Medicine National – Institute of Health.

- Peradangan di otak.

- Kognitif menurun.

- Fungsi sel-sel otak menurun.

- Sulit mengikuti proses belajar.

- Membuat sel-sel otak menua.

- Membuat sel-sel otak dehidrasi.

2. Enggak Sarapan

Melewati sarapan juga merupakan kebiasaan merusak otak yang banyak dilakukan orang. Menurut ahli gizi, kualitas berpikir orang yang melewatkan sarapan cenderung menurun. Lho, kok bisa? Pasalnya, melewati sarapan sama halnya dengan meniadakan asupan energi di pagi hari. Padahal, energi dari makanan ini merupakan salah satu asupan penting untuk aktivasi otak. Contohnya, ketika belajar atau bekerja otak membutuhkan energi dari kalori untuk mengaktifkan peran otak. Enggak itu saja, orang yang melewatkan sarapan juga cenderung sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

3. Kurang Tidur

Kebiasaan yang satu ini sih enggak perlu dipertanyakan lagi dampaknya bagi kesehatan psikis maupun fisik. Mereka yang kurang tidur cenderung mudah depresi, stres, dan suasana hati mudah terganggu. Lalu, bagaimana dampaknya sehingga bisa menjadi penyebab otak rusak?

Para peneliti mengatakan bahwa kurang tidur bisa membuat kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun. Makanya, jangan heran kalau dirimu menjadi gampang lupa, sulit berpikir jernih, atau suka bingung sendiri bila kekurangan tidur.

Dalam dunia medis, kurang tidur juga bisa menimbulkan gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan. Para ahli menyebut kondisi ini dengan istiah brain fog, bahasa sederhananya lemah otak (lemot). Nah, pastinya otak yang lemot akan membuat dirimu sulit mengambil keputusan penting. Awas, jangan menyepelekan brain fog ini, sebab bisa menjadi awal dari gejala penyakit demensia (pikun), lho.

Ingatlah, tidur sebenarnya merupakan kesempatan bagi otak dan saraf-saraf yang menyimpan ingatan untuk memperbaiki diri. Kata ahli dari Universitas Maryland, AS, ketika tidur otak akan merekam berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami seharian ke dalam ingatan jangka pendek.

4. Sedentary Lifestyle

Kebiasaan merusak otak yang satu ini disebabkan oleh kurangnya atau tidak aktif secara fisik. Hal yang biasa disebut sebagai sedentary lifestyle ini amat merugikan ketajaman otak, lho. Kata ahli, otak akan amat menderita  bila dirimu bersantai atau malas bergerak dalam jangka waktu yang amat lama. Olahraga enggak hanya menjaga kesehatan fisik saja, tetapi juga bisa menjaga kebugaran otak. Enggak percaya?

Dalam studi Journal of Alzheimer’s Disease ditemukan bahwa orang yang memiliki gen berkaitan dengan demensia, dua kali lebih besar untuk mengembangkan demensia dibandingkan dengan mereka yang tak memiliki gen tersebut. Hasil ini diketahui setelah para ahli meneliti lebih dari 1.600 orang dewasa dan lansia berusia 65 tahun serta lebih tua.

Ketika para ahli menelisik isi otak orang yang tak memiliki gen demensia, tetapi jarang berolahraga, mereka menemukan adanya risiko untuk mengembangkan demensia dengan peluang yang sama.

Nah, sudah tahu kan kebiasaan merusak otak yang perlu kamu waspadai. Yakin masih mau melakukan kebiasaan sepele tersebut?

Kalau kamu punya keluhan kesehatan atau ingin tahu bagaimana cara menjaga ketajaman dan kebugaran otak? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga: 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan