4 Pengobatan untuk Atasi Sindrom Mesothelioma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Juli 2019
4 Pengobatan untuk Atasi Sindrom Mesothelioma4 Pengobatan untuk Atasi Sindrom Mesothelioma

Halodoc, Jakarta - Pernah dengar tentang sindrom mesothelioma? Meski disebut sindrom, penyakit ini sebenarnya adalah sejenis kanker yang menyerang mesothelium, yaitu jaringan yang melapisi berbagai organ tubuh. Ketahui lebih lanjut tentang gejala, penyebab, hingga pengobatan untuk sindrom mesothelioma dalam pembahasan ini, yuk! 

Sindrom ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:

  • Mesothelioma pleura, yaitu kanker yang menyerang mesothelium selaput paru-paru (pleura). Sindrom mesothelioma jenis ini adalah yang paling umum terjadi. 

  • Mesothelioma peritoneum, yaitu mesothelioma pada selaput rongga perut (peritoneum).

  • Mesothelioma perikardium, yaitu mesothelioma yang menyerang lapisan pelindung organ jantung.

  • Mesothelioma testis, yaitu mesothelioma yang menyerang lapisan pelindung testis atau buah zakar.

Belum diketahui secara pasti apa yang membuat seseorang bisa terkena sindrom mesothelioma. Namun, kondisi ini kerap dikaitkan dengan paparan asbes (asbestos) jangka panjang. Asbestos adalah mineral yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, seperti atap, karena sifatnya yang tahan panas dan tahan api. 

Ketika asbestos hancur, baik selama proses penambangan atau renovasi bangunan, material ini akan menghasilkan serat atau debu halus. Serat halus asbestos sangat mudah terhirup, kemudian masuk dan mengendap di dalam organ tubuh, terutama paru. Serat asbestos yang tertelan juga dapat bergerak melalui sistem limfatik, mengendap, dan menginfeksi sel di selaput rongga perut (peritoneum).

Baca juga: Ketahui Jenis-Jenis Mesothelioma

Gejala yang Muncul Secara Bertahap

Ketika mengalami sindrom mesothelioma, gejala yang terjadi umumnya muncul secara bertahap. Pada beberapa kasus, gejala baru akan muncul setelah 20-30 tahun. Dengan kondisi seperti itu, pengidap sindrom mesothelioma mungkin saja tidak merasakan adanya gejala ketika mesothelioma masih berada pada stadium awal.

Namun, seiring berjalannya waktu, sel kanker akan semakin berkembang dan menekan saraf atau organ lainnya, sehingga menimbulkan gejala. Jenis gejala yang muncul pun bisa bervariasi, tergantung pada lokasi kanker.

Pada mesothelioma paru, gejala yang mungkin muncul adalah:

  • Demam disertai keringat, terutama pada malam hari.

  • Rasa lelah yang berlebihan.

  • Batuk disertai rasa nyeri yang tidak tertahankan.

  • Sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru, tepatnya di rongga pleura, yaitu ruangan antara kedua lapisan pleura yang melapisi paru-paru.

  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

  • Nyeri dada.

  • Pembengkakan dan perubahan bentuk pada ujung jari (jari tabuh).

  • Muncul benjolan pada jaringan di bawah permukaan kulit area dada.

Sementara itu, mesothelioma perut (peritoneal) memiliki gejala sebagai berikut:

  • Hilangnya nafsu makan.

  • Berat badan menurun drastis.

  • Diare.

  • Konstipasi.

  • Nyeri di bagian perut.

  • Pembengkakan di area perut.

  • Muncul benjolan di perut.

  • Gangguan buang air besar dan buang air kecil.

Jenis sindrom mesothelioma lainnya yang cukup jarang terjadi adalah mesothelioma perikardium dan testis. Ketika mengalami kondisi ini, gejala yang umum muncul adalah nyeri dada dan gangguan pernapasan. Sementara mesothelioma testis ditandai dengan pembengkakan atau munculnya benjolan di area testis. 

Baca juga: Gejala Mesothelioma Muncul secara Bertahap, Ini Penjelasannya

Jenis-Jenis Pengobatan untuk Mengatasinya

Karena merupakan jenis kanker yang jarang terjadi, metode pengobatan untuk mengatasi sindrom mesothelioma pun masih cukup minim. Namun, ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi gejala yang dialami, serta memperpanjang kesempatan hidup pengidap. 

Jenis pengobatan tersebut adalah:

1. Operasi 

Prosedur operasi biasanya dilakukan ketika sindrom mesothelioma masih berada pada stadium awal. Ada beberapa pilihan tindakan yang mungkin dilakukan dokter selama operasi, yaitu:

  • Pengangkatan sel kanker sebanyak mungkin dari tubuh pengidap. Tindakan ini dapat menunjang pengobatan dengan radioterapi untuk mengurangi rasa nyeri dan menghambat pertumbuhan kanker.

  • Penyedotan cairan akibat penumpukan cairan di area dada yang dapat mengganggu pernapasan. Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan tabung kateter ke dalam dada untuk menyedot cairan. Dokter juga dapat menyuntikkan obat untuk merekatkan rongga pleura sehingga cairan tidak dapat menumpuk lagi. Tindakan ini dikenal dengan pleurodesis.

2. Kemoterapi

Ini adalah terapi pengobatan yang dilakukan dengan memberikan obat-obatan antikanker untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau setelah operasi untuk mengecilkan tumor, memudahkan proses pengangkatan tumor, dan mengurangi risiko kanker muncul kembali.

Baca juga: 4 Faktor yang Meningkatkan Risiko Mesothelioma

3. Terapi Radiasi (Radioterapi) 

Terapi pengobatan ini menggunakan sinar X dan sinar proton yang difokuskan pada area tubuh tertentu. Terapi radiasi biasanya dilakukan setelah pengidap menjalani prosedur operasi, untuk menghilangkan sisa sel kanker. Terapi pengobatan ini juga dilakukan untuk mengurangi gejala kanker tahap lanjut ketika operasi tidak memungkinkan untuk dilakukan.

4. Multimodality Therapy 

Terapi ini merupakan gabungan dari tiga langkah pengobatan atau lebih, misalnya pembedahan, kemoterapi pascaoperasi dan terapi radiasi untuk memperbesar tingkat keberhasilan pengobatan.

Itulah sedikit penjelasan tentang sindrom mesothelioma. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan