4 Perbedaan Kurang Darah dan Darah Rendah

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   29 Maret 2021
4 Perbedaan Kurang Darah dan Darah Rendah4 Perbedaan Kurang Darah dan Darah Rendah

Halodoc, Jakarta – Ketika mendengar istilah kurang darah dan darah rendah, sekilas keduanya tampak sama. Gejala kedua kondisi tersebut juga mirip, seperti pusing, tubuh yang lemas, dan kulit menjadi pucat. 

Namun, kurang darah dan darah rendah sebenarnya adalah dua kondisi yang berbeda. Penyebab kedua kondisi tersebut pun juga berbeda, sehingga cara mengobatinya pun berbeda pula. Oleh karena itu, agar tidak salah pengobatan, penting mengetahui perbedaan kurang darah dan darah rendah.

Kurang Darah dan Darah Rendah, Apa Bedanya?

Perbedaan kurang darah dan darah rendah bisa dilihat dari beberapa aspek berikut:

1.Perbedaan Tolak Ukur

Istilah kurang darah mengacu pada anemia, yaitu ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sehingga jumlah sel darah merah yang rendah menandakan bahwa jumlah oksigen dalam darah kamu lebih rendah dari yang seharusnya.

Anemia diukur berdasarkan jumlah hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan. Seorang pria bisa dikatakan mengalami anemia bila kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 13,5 gram/dL, sedangkan wanita yang mengalami anemia memiliki kadar hemoglobin yang kurang dari 12 gram/dL.

Sementara istilah medis untuk darah rendah adalah hipotensi. Seseorang bisa dikatakan mengalami hipotensi bila pembacaan tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg. Angka 90 adalah tekanan darah saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka 60 adalah tekanan darah saat jantung beristirahat di antara detak jantung.

2.Perbedaan Penyebab

Tubuh membutuhkan berbagai macam nutrisi, seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Nah, kurangnya asupan salah satu nutrisi tersebut bisa menyebabkan seseorang mengalami anemia. 

Selain itu, biasanya 0,8-1 persen sel darah merah dalam tubuh diganti setiap hari dan umur rata-rata sel darah merah adalah 100-120 hari. Kondisi apapun yang memberi efek negatif pada keseimbangan antara produksi dan penghancuran sel darah merah bisa menyebabkan anemia.

Sementara darah rendah atau hipotensi bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari dehidrasi, kehamilan, kekurangan asupan nutrisi tertentu dari makanan, konsumsi obat-obatan tertentu, kehilangan banyak darah, sampai masalah jantung, dan masalah endokrin.

Baca juga: 4 Kelainan Darah yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

3.Perbedaan Gejala

Orang yang mengalami kurang darah biasanya tampak pucat dan mengeluh kedinginan. Mereka mungkin juga bisa mengalami gejala-gejala, seperti:

  • Pusing, terutama saat aktif atau berdiri.
  • Mengidam sesuatu yang tidak biasa, seperti ingin makan tanah liat, rumput atau kotoran.
  • Sulit berkonsentrasi atau kelelahan.
  • Sembelit.

Bila anemia sudah parah, pengidap bisa pingsan. Selain itu, gejala anemia lainnya yang juga bisa terjadi, antara lain:

  • Kuku rapuh.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.

Baca juga: Ini Alasan Kurang Darah Bisa Sebabkan Pingsan

Sementara hipotensi bisa menjadi pertanda adanya masalah medis yang mendasarinya, apalagi bila tekanan darah turun secara tiba-tiba atau disertai dengan gejala berikut:

  • Pusing.
  • Pingsan.
  • Penglihatan menjadi kabur.
  • Mual.
  • Kelelahan.
  • Kurangnya konsentrasi.

4.Perbedaan Pengobatan

Cara mengobati kondisi kurang darah tergantung pada penyebabnya. Bila anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi, vitamin B12 dan asam folat, maka pemberian suplemen nutrisi sudah cukup untuk mengatasi kondisi tersebut.

Dokter dan ahli gizi juga bisa membantu merencanakan diet yang mengandung vitamin, mineral, dan nutrisi lain dalam jumlah yang tepat. Terkadang, suntikan vitamin B12 diperlukan karena nutrisi tersebut tidak bisa diserap dengan baik oleh saluran pencernaan.

Jika anemia sudah parah, dokter bisa memberikan suntikan eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang. Sedangkan darah rendah atau hipotensi yang tidak menyebabkan gejala sebenarnya tidak memerlukan pengobatan.

Namun, bila hipotensi menimbulkan gejala, pengobatannya juga tergantung pada penyebabnya. Misalnya, bila darah rendah disebabkan oleh konsumsi obat-obatan, maka cara mengatasinya adalah dengan menghentikan atau menurunkan dosis obat tersebut. Bila darah rendah disebabkan oleh dehidrasi, maka pengidap akan dianjurkan untuk memperbanyak cairan.

Baca juga: Inilah Makanan Penambah Darah untuk Mencegah Anemia

Nah, itulah perbedaan kurang darah dan darah rendah yang perlu kamu ketahui. Bagi kamu yang sering mengalami kurang darah, kamu bisa beli suplemen penambah darah melalui aplikasi Halodoc lho. Tidak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. What You Need to Know About Anemia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Low blood pressure (hypotension)


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan