4 Tips Kebersihan untuk Mencegah MRSA

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Oktober 2019
4 Tips Kebersihan untuk Mencegah MRSA4 Tips Kebersihan untuk Mencegah MRSA

Halodoc, Jakarta - Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus, atau yang lebih akrab disapa dengan MRSA merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Infeksi ini dapat terjadi karena tubuh sudah tidak mempan lagi terhadap banyak jenis antibiotik, seperti penisilin atau amoxicillin. 

Baca juga: Hal yang Dapat Meningkatkan Risiko MRSA

Meski terlihat berbahaya, bakteri Staphylococcus yang hidup pada kulit dan hidung manusia bukan merupakan bakteri yang berbahaya. Namun, ketika bakteri Staphylococcus tumbuh dan tidak terkendali, di situlah muncul infeksi. MRSA sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Community acquired (CA-MRSA), yaitu infeksi yang terjadi pada kulit, dan ditularkan melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi. Infeksi MRSA jenis ini juga dapat terjadi ketika kamu tidak menjaga kebersihan.

  2. Hospital acquired MRSA (HA-MRSA), yaitu infeksi yang ditularkan dalam lingkungan rumah sakit melalui kontak langsung dengan luka pada seseorang yang telah terinfeksi. Jika hal ini terjadi, pengidap bisa saja mengalami infeksi pada aliran darah dan pneumonia yang dapat berujung pada kehilangan nyawa.

Tips Kebersihan Guna Mencegah Munculnya MRSA

Pengidap MRSA yang tengah melakukan perawatan di rumah sakit diwajibkan agar berada di ruang isolasi, agar infeksi tidak menyebar. Selain pengidap, pengunjung dan petugas medis juga diwajibkan untuk menjaga kebersihan tangan. Tidak sampai di situ saja, peralatan yang digunakan juga harus disteril secara benar. Berikut tips kebersihan guna mencegah terjadinya MRSA:

  1. Cuci tangan dengan benar. Dalam hal ini kamu dapat menggunakan sabun antiseptik, dan dilakukan pada air yang mengalir.

  2. Ketika memiliki luka, tutup luka agar tidak terkontaminasi bakteri.

  3. Jaga kebersihan pakaian dengan mencuci pakaian menggunakan air panas dan sabun. Keringkan pakaian dengan pengering menggunakan suhu yang panas.

  4. Jangan menggunakan barang-barang pribadi secara bergantian.

Baca juga: Apakah MRSA Dapat Disembuhkan?

Gejala yang dibiarkan begitu saja, akan membuat infeksi menyebar dan menyebabkan gangguan pada sendi, aliran darah, paru-paru, tulang, dan jantung. Komplikasi serius berupa sepsis akibat hal tersebut pun dapat terjadi. Sepsis sendiri merupakan peradangan yang terjadi di seluruh tubuh karena infeksi.

Sebaiknya pengidap MRSA mendapatkan penanganan sesegera mungkin, agar tidak terjadi komplikasi fatal yang dapat membahayakan nyawanya. Jika ditemukan gejalanya, kamu dapat langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Jadi, jangan sampai terlambat diatasi, ya!

Gejala yang Umum Ditemui pada Pengidap MRSA

Gejala yang muncul pada pengidap MRSA akan sesuai dengan jenis MRSA yang dialami. Gejala umum yang muncul pada pengidap HA-MRSA, antara lain:

  • Demam dan menggigil.

  • Batuk yang disertai dengan nyeri dada.

  • Sakit kepala.

  • Batuk.

  • Sesak napas.

  • Lemas dan nyeri pada otot.

Baca juga: Jika Diabaikan, MRSA Dapat Berakibat Fatal

Sedangkan CA-MRSA merupakan tipe infeksi yang akan menyerang kulit. Ketika kulit mengalami luka, kulit akan memiliki potensi lebih tinggi mengalami MRSA. Biasanya, area kulit yang sering terserang adalah ketiak dan bagian belakang leher. Pada pengidap CA-MRSA, gejala yang muncul dapat berupa:

  • Bengkak pada kulit.

  • Kemerahan pada kulit.

  • Nanah pada kulit.

  • Nyeri pada kulit.

MRSA sendiri disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Untuk mendiagnosis adanya infeksi MRSA pada tubuh, biasanya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik, seperti mengambil sampel darah, luka, atau urine untuk diperiksa. Jangan sampai telat untuk mendiagnosis, ya. Karena kehilangan nyawa merupakan komplikasi paling parah yang bisa saja terjadi.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Understanding MRSA Infection.
Healthline. Diakses pada 2019. MRSA (Staph) Infection.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan