4 Tips Membiasakan Si Kecil Tidak Mengempeng

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Desember 2020
4 Tips Membiasakan Si Kecil Tidak Mengempeng4 Tips Membiasakan Si Kecil Tidak Mengempeng

Halodoc, Jakarta - Memberikan empeng kerap menjadi jalan singkat para orangtua agar anak tidak rewel. Memberikan empeng tanpa mengetahui dampak kesehatan di kemudian hari merupakan cara yang salah. Ibu perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memberikan dan kapan harus berhenti. Saat sudah menginjak 6 bulan sampai 1 tahun, sebaiknya ibu mulai mengontrol atau mengurangi pemberian empeng pada anak. Jika sudah terlanjur, begini langkah-langkah mengatasi kebiasaan ngempeng anak:

Baca juga: Waspada, Ini Bahaya Kebiasaan Makan Junk Food sejak Remaja

1.Jauhkan Empeng

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengatasi kebiasaan ngempeng anak adalah dengan menjauhkan empeng dari jangkauan anak. Jika anak tidak melihatnya, ia tidak akan rewel meminta empeng pada ibu. Letakkan di tempat yang lebih tinggi dari tubuh anak atau di dalam laci.

2.Batasi Waktu

Langkah kedua dalam mengatasi kebiasaan ngempeng anak adalah dengan membatasi waktu menggunakan empeng. Agar anak tidak menjadikan ngempeng sebagai sebuah kebiasaan, ibu dapat menjadwalkan waktu ngempeng, seperti hanya saat pagi atau malam hari menjelang tidur.

3.Alihkan Perhatian

Saat anak sudah mulai merengek dan menangis untuk mengempeng, ibu bisa mengalihkan perhatiannya. Mengalihkan perhatian menjadi langkah selanjutnya untuk mengatasi kebiasaan ngempeng anak. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan mengajak anak bernyanyi, bermain, bercanda, atau menonton kartun yang ia sukai.

4.Berikan Pemahaman

Memberikan pemahaman pada anak perlu dilakukan dengan cara yang perlahan, yaitu saat anak sudah mulai dapat memahami apa yang ibu katakan. Cobalah untuk menjelaskan dengan kata-kata yang sederhana mengapa anak harus berhenti mengempeng. 

Meskipun sulit dilakukan, tetapi memutus kebiasaan mengempeng pada anak bukan hal yang tidak mungkin. Ibu dapat melakukannya secara bertahap dan rutin. Anak umumnya akan berhenti mengempeng saat usianya menginjak 2–4 tahun. Namun, jika kebiasaan yang satu ini susah untuk dihentikan. Berdiskusi dengan dokter anak di aplikasi Halodoc merupakan salah satu langkah terbaik.

Baca juga: Obesitas pada Remaja Bisa Disebabkan Jarang Sarapan

Langkah Mencegah Anak Ketergantungan Mengempeng

Lain ibu, lain juga peraturan yang diterapkan. Jika ibu sudah terlanjur memberikan empeng untuk anak, pastikan agar empeng memiliki kualitas yang terbaik. Bahan yang bagus terbuat dari silikon, bebas bisphenol-A (BPA), serta mudah dibersihkan. Jangan lupa untuk disesuaikan dengan usia anak. Berikut ini beberapa langkah-langkah untuk mencegah anak ketergantungan mengempeng:

1.Jangan Berikan Terlalu Dini

Risiko ketergantungan mengempeng semakin tinggi jika diberikan terlalu dini. Sebaiknya berikan empeng saat anak sudah berusia di atas 4–6 minggu atau setelah ia pandai menyusu melalui puting.

2.Jangan Jadikan Cara Menenangkan saat Rewel

Jangan jadikan empeng sebagai langkah untuk menenangkan anak yang rewel. Pakai terlebih dulu cara lainnya, seperti memijat, menimang, atau menyanyikan lagu untuknya.

3.Jangan Memberikan Pemanis pada Empeng

Mengoleskan pemanis pada empeng, seperti madu, gula, atau sirup dapat merusak kesehatan gigi anak. Rasa manis dari sejumlah bahan tersebut bisa menjadi pemicu ketergantungan mengempeng.

Baca juga: 5 Alasan Pentingnya Makan Bersama dengan Keluarga bagi Anak

Ibu juga tidak disarankan untuk memberikan empeng dengan tali karena berisiko tercekik. Sebelum memberikannya, pastikan agar empeng sudah bersih dan steril. Jika kotor, anak akan berisiko tinggi mengalami infeksi bakteri atau virus.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Pacifiers: Are They Good For Your Baby?
Baby Center. Diakses pada 2020. Pacifiers: Pros, Cons, And Smart Ways To Use Them.
Baby Center. Diakses pada 2020. How To Wean Your Child Off The Pacifier.
The Bump. Diakses pada 2020. Bye-bye, Binky! How and When to Take Away the Pacifier.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan