5 Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Juli 2019
5 Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid5 Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid

Halodoc, Jakarta – Hidup di zaman yang semakin penuh tantangan dan tuntutan seperti sekarang ini, tidak jarang membuat orang rentan mengalami penyakit mental. Penyakit mental sendiri ada bermacam-macam, salah satunya yang paling sering terjadi di masyarakat adalah skizofrenia paranoid. Pengidap penyakit mental ini sering dianggap gila, karena sering berhalusinasi atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Namun, sebenarnya faktor apa saja yang bisa memicu seseorang mengalami skizofrenia paranoid? Yuk, simak penjelasannya di sini.

Mengenal Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia merupakan penyakit gangguan otak yang menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan dalam proses berpikir, serta kelainan dalam mempersepsikan lingkungan di sekitarnya. Sederhananya, orang yang mengalami skizofrenia tidak bisa membedakan khayalan dengan kenyataan. Nah, paranoid merupakan salah satu gejala yang bisa muncul pada pengidap skizofrenia. Itulah sebabnya, skizofrenia paranoid terkadang sulit dipisahkan dari skizofrenia. Meski demikian, tidak semua pengidap skizofrenia pasti mengalami paranoid.

Skizofrenia biasanya muncul pada masa remaja akhir sampai dewasa. Sayangnya, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan skizofrenia secara total. Meski demikian, gejala skizofrenia bisa diredakan dengan bantuan obat-obatan, sehingga pengidapnya bisa lebih mudah beraktivitas.

Baca juga: Sering Tertukar, Inilah Bedanya Psikosis dan Skizofrenia

Penyebab Skizofrenia Paranoid

Sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab pasti munculnya skizofrenia paranoid pada seseorang. Namun, kelainan pada otak dan sistem transmisi saraf, serta kelainan sistem kekebalan tubuh diduga berperan dalam menyebabkan seseorang mengalami skizofrenia. 

Faktor lain yang diduga dapat memicu terjadinya skizofrenia pada seseorang, antara lain:

  1. Memiliki anggota keluarga yang mengidap skizofrenia;

  2. Terkena infeksi virus atau kekurangan nutrisi pada waktu masih di dalam kandungan;

  3. Memiliki trauma masa kecil, seperti pernah mendapatkan perlakuan tidak baik atau mengalami perceraian orang tua;

  4. Kekurangan oksigen pada waktu dilahirkan; dan

  5. Penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotika.

Gejala Skizofrenia Paranoid

Gejala utama skizofrenia paranoid adalah delusi dan halusinasi. Delusi atau waham adalah pemahaman yang kuat akan sesuatu yang salah dan tidak bisa dibuktikan oleh apapun. Waham yang paling sering dialami oleh pengidap skizofrenia paranoid adalah waham kejar. Waham kejar atau persekusi ini merupakan gambaran dari rasa takut dan kecemasan yang besar, serta tidak bisa membedakan hal yang nyata dan tidak nyata. 

Pada dasarnya, pengidap skizofrenia tidak berpotensi untuk bersikap kasar kepada lingkungan di sekitarnya. Akan tetapi, delusi yang bersifat paranoid yang dimiliki pengidap bisa membuat dirinya merasa terancam dan marah kepada orang-orang terdekat.

Pengidap skizofrenia paranoid juga bisa mengalami halusinasi. Contohnya, mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak nyata, atau melihat sesuatu yang tidak ada. Cara berbicara pengidap skizofrenia juga kacau. Pengidap sering mengulang kata-kata di tengah pembicaraan atau bahkan membuat kata-kata sendiri.

Bila kamu atau orang terdekat kamu mengalami gejala-gejala skizofrenia paranoid di atas, sebaiknya segera temui dokter jiwa atau psikiater. Atau kamu juga bisa membicarakannya kepada psikiater Halodoc. Caranya praktis banget, kamu bisa menghubungi dokter melalui fitur Talk to A Doctor dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja.

Baca juga: Hati-Hati, Ini Komplikasi yang Terjadi pada Pengidap Skizofrenia Paranoid

Pengobatan untuk Skizofrenia

Skizofrenia paranoid perlu ditangani oleh gabungan beberapa ahli dari berbagai bidang. Seperti dokter, terutama psikiater, perawat, pekerja sosial, dan konselor atau terapis. Penanganan oleh beberapa ahli tersebut bertujuan agar penyakit mental yang dialami pengidap dapat diredakan dalam jangka panjang.

Pengidap juga akan diberikan obat-obatan antipsikotik untuk pengobatan di rumah guna meredakan gejala-gejala skizofrenia, seperti delusi dan halusinasi. Dokter akan terus memantau efektivitas obat-obatan antipsikotik dan mengatur dosisnya agar gejala skizofrenia pada pengidap bisa diredakan. Perlu diketahui bahwa efek antipsikotik tidak akan segera langsung terlihat setelah diminum, tetapi perlu waktu sekitar 3–6 minggu bahkan sampai 12 minggu untuk melihat hasilnya. 

Baca juga: Jenis Terapi untuk Atasi Skizofrenia Paranoid

Nah, itulah faktor-faktor risiko skizofrenia paranoid  yang perlu kamu waspadai. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan