5 Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena Kolesistitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Maret 2019
5 Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena Kolesistitis5 Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena Kolesistitis

Halodoc, Jakarta -  Menjaga kesehatan tubuh dan berat badan adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari penyakit, salah satunya penyakit kolesistitis. Meskipun jarang terdengar, penyakit ini cukup berbahaya untuk kesehatan kamu.

Kolesistitis adalah salah satu jenis peradangan yang terjadi pada kantong empedu. Kantong empedu memiliki peranan yang cukup penting bagi kelancaran pencernaan karena tubuh menyimpan cairan empedu.

Kolesistitis disebabkan karena adanya peradangan pada kantong empedu. Biasanya ada beberapa penyebab peradangan kantong empedu seperti batu empedu, tumor, dan penyumbatan saluran empedu.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui Tentang Batu Empedu

Faktor Risiko Kolesistitis

Selain adanya peradangan, penyakit ini bisa menjadi salah satu dampak atau efek samping dari beberapa penyakit seperti sepsis, malnutrisi berat, dan diabetes. Sebaiknya, ketahui beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kolesistitis:

  1. Berjenis kelamin wanita.

  2. Kehamilan.

  3. Lanjut usia.

  4. Obesitas atau kelebihan berat badan.

  5. Kenaikan berat badan secara tiba-tiba.

Gejala Kolesistitis

Ada beberapa gejala yang dapat dirasakan ketika kamu mengalami penyakit kolesistitis. Namun biasanya, gejala yang paling utama adalah rasa sakit yang muncul pada bagian perut kanan atas. Rasa sakit yang muncul dapat dirasakan pengidap dalam durasi waktu yang cukup panjang.

Selain rasa sakit, berikut gejala lain bisa menjadi tanda peradangan pada kantong empedu:

  1. Rasa sakit yang bertambah parah ketika mengambil napas panjang.

  2. Rasa mual yang disertai dengan muntah dan nafsu makan yang hilang.

  3. Demam karena adanya infeksi pada kantong empedu.

  4. Perubahan warna pada kulit dan mata yang menjadi lebih kuning.

  5. Berkeringat.

  6. Warna feses lebih pucat.

Pengobatan Kolesistitis

Ada beberapa penanganan bagi pengidap kolesistitis yang bisa dilakukan seperti berpuasa atau diet rendah lemak agar kerja kantong empedu berkurang. Namun, jika kondisi kolesistitis sudah parah, biasanya dokter menyarankan untuk melakukan pengangkatan kantung empedu.

Hal ini untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius. Kolesistitis yang tidak segera ditangani meningkatkan risiko komplikasi. Jaringan kantong empedu yang mati dan rusak dan menyebabkan infeksi pada rongga perut atau dikenal dengan peritonitis.

Jangan khawatir, meskipun kantung empedu sudah diangkat tubuh kamu masih bisa berfungsi dengan normal. Hati tetap mengeluarkan cairan empedu untuk membantu pencernaan.

Baca juga: Kolesterol Juga Bisa Jadi Penyebab Batu Empedu

Pencegahan Kolesistitis

Kamu bisa melakukan pencegahan penyakit kolesistitis dengan melakukan hal berikut ini:

  • Menerapkan Pola Makan Sehat

Salah satu makanan yang harus dihindari ketika kamu memiliki penyakit kolesistitis adalah makanan yang mengandung lemak tinggi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dan rendah lemak untuk menurunkan risiko kolesistitis.

  • Menjaga Berat Badan

Lakukan olahraga dan gaya hidup sehat agar kamu bisa menjaga berat badan kamu tetap stabil. Kelebihan berat badan, kenaikan berat badan bahkan penurunan berat badan secara tiba-tiba berisiko meningkatkan kolesistitis.

Tidak ada salahnya untuk bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc agar kesehatan kamu tetap terjaga. Mencari informasi mengenai penyakit kolesistitis juga bisa kamu lakukan dengan aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Baca juga: Camilan Pedas Menyebabkan Masalah Kantung Empedu?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan