5 Faktor Ini Tingkatkan Risiko BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Januari 2019
5 Faktor Ini Tingkatkan Risiko BPH Benign Prostatic Hyperplasia5 Faktor Ini Tingkatkan Risiko BPH Benign Prostatic Hyperplasia

Halodoc, Jakarta – Prostat BPH alias benign prostatic hyperplasia (BPH) terjadi karena adanya pembengkakan pada kelenjar prostat, sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran prostat jinak.  Meski demikian, kondisi ini tidak termasuk dalam jenis kanker dan tidak terkait dengan kanker prostat.

Prostat merupakan kelenjar yang terletak pada rongga pinggul di antara kandung kemih dan organ reproduksi pria alias Mr. P. Kelenjar berukuran kecil ini berfungsi menghasilkan cairan yang digunakan tubuh untuk melindungi serta menyuburkan sel-sel sperma.

Seluruh pengidap BPH sudah pasti pria, sebab kelenjar prostat hanya dimiliki pria. Gangguan ini umumnya mulai menyerang pria yang memasuki usia lanjut, yaitu di atas usia 50 tahun. Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab utama penyakit ini. Meski begitu, proses penuaan yang menyebabkan perubahan pada hormon diduga menjadi salah satu faktor gangguan BPH menyerang.

Baca juga: Meski Bukan Kanker, Berbahayakah Gangguan Prostas BPH?

Pasalnya saat usia semakin menua, tubuh akan mengalami banyak perubahan, termasuk pada kadar hormon seksual. Tidak hanya itu, sepanjang hidup pun kelenjar prostat akan terus tumbuh secara alami, sehingga ada beberapa kondisi yang menyebabkan prostat bisa berkembang sampai mencapai ukuran yang sangat besar, dan perlahan mulai menghimpit uretra.

Lantas, apa saja faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang pria terserang benign prostatic hyperplasia?

1. Penuaan

Manusia pasti akan mengalami proses penuaan yang menyebabkan perubahan pada bentuk dan fungsi tubuh. Bertambahnya usia ternyata juga mempengaruhi kondisi kesehatan reproduksi, termasuk prostat. Pada proses penuaan, risiko seorang pria mengalami BPH menjadi lebih tinggi, karena adanya perubahan pada hormon seksual.

Baca juga: Benign Prostatic Hyperplasia pada Pria Bisa Pengaruhi Stamina Hubungan Intim

2. Kurang Berolahraga

Pria yang jarang berolahraga ternyata memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini. Pasalnya, kurang berolahraga bisa menyebabkan seseorang mengalami obesitas alias kelebihan berat badan, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kesehatan reproduksi secara keseluruhan.

3. Riwayat Penyakit

Orang dengan riwayat penyakit tertentu disebut lebih berisiko mengalami gangguan pada prostat. Penyakit jantung dan diabetes adalah gangguan yang disebut berkaitan dengan kondisi ini.

4. Keturunan

Benign prostatic hyperplasia alias BPH juga bisa terjadi, karena faktor keturunan. Ada kemungkinan penyakit ini diturunkan dari orangtua kepada anaknya.

5. Efek Samping Obat

Mengonsumsi obat tertentu bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari yang ringan, hingga yang bersifat serius. Gangguan kesehatan bisa menjadi salah satu efek samping akibat konsumsi obat, termasuk BPH. Penyakit ini bisa menjadi efek samping dari konsumsi obat penghambat beta alias beta blocker.

Meski tidak termasuk dalam golongan kanker, namun ada baiknya untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala pembesaran kelenjar prostat. Sebab selain BPH, ada beberapa penyakit lain yang memiliki gejala hampir sama, seperti radang prostat, infeksi saluran kemih, penyempitan uretra, batu ginjal, kanker kandung kemih, hingga gangguan saraf yang mengatur kandung kemih dan kanker prostat.

Baca juga: Ini Bedanya Benign Prostatic Hyperplasia dan Kanker Prostat

Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka kondisi ini juga bisa memicu terjadinya berbagai komplikasi yang berbahaya. Cari tahu lebih lanjut mengenai benign prostatic hyperplasia (BPH) dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips mencegah dan mengatasi BPH atau masalah kesehatan lain dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan