5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Myositis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Juli 2019
5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Myositis5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Myositis

Halodoc, Jakarta - Otot adalah salah satu bagian yang dapat membuat tubuh kamu bergerak. Jika otot mengalami gangguan karena satu dan lain hal, mungkin saja kamu akan kesulitan untuk bergerak. Salah satu gangguan yang dapat menyerang otot adalah myositis.

Myositis merupakan sebuah gangguan yang termasuk dalam penyakit langka. Gangguan ini dapat menyebabkan peradangan otot pada tubuh. Jika hal ini terjadi, kamu akan kesulitan untuk menggerakkan tubuh. Supaya terhindar dari penyakit ini, kamu harus tahu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya myositis.

Baca juga: 5 Gejala Myositis yang Perlu Diketahui

Faktor Risiko Myositis

Pada seseorang yang terserang myositis, otot pada tubuhnya akan mengalami peradangan, seperti nyeri dan pembengkakan. Banyak hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, seperti infeksi, cedera, terlalu sering digunakan, dan efek samping dari obat. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menanyakan perihal gangguan ini pada dokter di Halodoc. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah dilakukan kapan dan di mana saja.

Myositis yang terjadi tidak dapat menyebabkan kanker. Meski begitu, seseorang yang mengalami gangguan ini juga dapat mengembangkan kanker. Myositis yang berhubungan dengan kanker adalah gangguan yang ganas dalam perkembangan peradangan pada otot tubuh tersebut. Berikut adalah beberapa faktor risiko dari myositis:

  1. Gangguan Autoimun

Seseorang yang mengalami gangguan autoimun berisiko tinggi mengalami myositis. Hal tersebut terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang bagian tubuh sendiri. Belum jelas apa penyebab dari gangguan autoimun, tetapi disebutkan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan dapat memengaruhinya.

  1. Cedera Otot

Myositis juga dapat terjadi karena cedera otot. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan satu bagian tubuh secara berlebihan, sehingga cedera pun terjadi. Contohnya, seorang pelari yang terus menggunakan otot kakinya. Cedera tersebut dapat menyebabkan peradangan, sehingga risiko terjadinya myositis pun dapat meningkat.

  1. Infeksi Virus

Penyebab lainnya dari myositis adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Ketika infeksi terjadi pada tubuh, mungkin saja dapat menyebabkan peradangan pada otot. Oleh karena itu, risiko terserang penyakit langka ini dapat meningkat.

  1. Rhabdomyolysis

Gangguan yang disebabkan oleh rhabdomyolysis dapat berkembang menjadi myositis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan otot rangka seseorang rusak. Hal tersebut mengakibatkan matinya serat-serat otot dan serat tersebut masuk ke aliran darah. Akhirnya, kerusakan tersebut dapat menyebabkan otot meradang.

  1. Usia Tua dan Jenis Kelamin Wanita

Myositis juga dapat berisiko lebih tinggi terhadap seseorang yang telah berusia tua dan berjenis kelamin wanita. Disebutkan bahwa seseorang berusia 35 hingga 44 tahun dan 55 hingga 64 tahun berisiko terhadap gangguan ini. Selain itu, wanita berisiko dua kali lipat dibandingkan dengan pria.

Baca juga: Begini Pemeriksaan untuk Deteksi Myositis

Pengobatan untuk Mengatasi Myositis

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi myositis adalah dengan menyembuhkan radang yang terjadi. Selain itu, hal ini juga dapat membutuhkan perawatan terhadap obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh kamu, seperti:

  • Prednison;

  • Azathioprine;

  • Metotreksat.

Baca juga: Kenali Myositis yang Membuat Kelemahan Otot

Gangguan peradangan ini disebabkan oleh infeksi yang dapat disebabkan oleh virus, tetapi tidak memerlukan perawatan khusus. Selain itu, myositis yang disebabkan oleh bakteri lebih jarang terjadi dan hanya membutuhkan antibiotik agar penyebarannya dapat dibatasi.

Gangguan myositis yang disebabkan oleh rhabdomyolysis lebih jarang terjadi. Walau begitu, jika hal ini terjadi, dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara permanen. Seseorang yang mengidap rhabdomyolysis dapat dirawat di rumah sakit, supaya dapat terus menerima cairan intravena.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan