5 Faktor yang Tingkatkan Terjadinya Fimosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 Juli 2019
5 Faktor yang Tingkatkan Terjadinya Fimosis5 Faktor yang Tingkatkan Terjadinya Fimosis

Halodoc, Jakarta – Menjaga kebersihan organ vital penting untuk dilakukan. Tidak hanya bagi para wanita, nyatanya para pria juga perlu memerhatikan kebersihan organ vital agar terhindar dari berbagai macam gangguan kesehatan.

Fimosis adalah salah satu gangguan pada alat kelamin yang hanya dialami oleh para pria. Salah satu penyebabnya bisa terjadi akibat kebersihan organ vital yang tidak dijaga dengan baik. Yuk ketahui lebih banyak mengenai penyakit fimosis agar kamu dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit ini!

Baca juga: Anak Sulit Buang Air Kecil, Hati-Hati Fimosis

Mengenal Penyakit Fimosis yang Sering Dialami Pria

Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis terlalu ketat dan menyebabkan kondisi kulup yang tidak dapat ditarik kebawah ketika penis sedang ereksi. Tentu kondisi ini menyebabkan gangguan kesehatan bagi pria ketika buang air kecil, melakukan kegiatan seksual, dan dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pada pria. Tidak hanya itu, fimosis dapat menyebabkan penumpukan smegma dan menyebabkan sulit dibersihkan. 

Umumnya, kondisi ini terjadi pada pria yang tidak mengalami sunat. Ternyata, sunat memiliki banyak manfaat kesehatan bagi para pria, salah satunya menghindari penyakit fimosis. Namun selain tidak sunat, sebaiknya ketahui beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan seorang pria rentan mengalami kondisi fimosis, seperti:

  1. Penyakit diabetes;

  2. Bayi laki-laki yang sering mengalami ruam popok;

  3. Tidak menjaga kebersihan bagian organ vital;

  4. Tidak sunat;

  5. Usia yang terbilang muda;

  6. Infeksi atau cedera pada kulup penis.

Namun tidak hanya itu, beberapa kondisi yang terjadi ketika seorang pria lahir juga membuat pria mengalami penyakit fimosis, seperti bagian atas kulup penis yang memang ukurannya terlalu kecil sehingga tidak dapat ditarik ke bawah dan glans penis tidak dapat dilewati. Jangan lupa untuk menjaga organ vital dengan baik agar terhindar dari infeksi. Nyatanya, infeksi pada bagian penis dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi fimosis.

Baca juga: Waspadai Kulup Penis Ketat, Begini Langkah Pencegahan Fimosis

Segera Atasi Kondisi Fimosis

Ada beberapa gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami kondisi fimosis, seperti muncul kemerahan pada bagian kulup penis, terkadang hingga menyebabkan nyeri atau bengkak. Jika kamu mengalami kondisi ini, sebaiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan kamu ke rumah sakit terdekat jika kamu mengalami gejala dari fimosis.

Biasanya, dokter melakukan pemeriksaan terhadap kondisi penis. Jika dipastikan kamu mengalami fimosis, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, seperti:

1. Pengobatan Krim Kortikosteroid

Krim ini membantu untuk melunakan bagian kulup penis sehingga lebih mudah untuk ditarik ke belakang dan mengurangi gejala. Setelah kulup penis dapat ditarik, sebaiknya hentikan penggunaan krim kortikosteroid.

2. Sunat

Jika penggunaan krim tidak dapat mengatasi kondisi dengan baik, kamu perlu melakukan tindakan sunat. Apalagi jika kamu mengalami komplikasi seperti terhambatnya aliran urine atau infeksi saluran kemih secara berulang.

Tidak ada salahnya untuk lakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan penis. Khususnya bagi pria yang belum pernah disunat, bersihkan bagian kulup dengan air hangat agar terhindar dari penumpukan kotoran atau yang dikenal juga dengan istilah smegma. Jangan lupa untuk mengembalikan posisi kulup seperti posisi  normal setelah berhubungan seksual.

Baca juga: Ini Bedanya Fimosis dan Parafimosis yang Perlu Diketahui

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan