Harus Tahu, Ini 5 Gejala Akalasia yang Bikin Susah Nelan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Februari 2019
Harus Tahu, Ini 5 Gejala Akalasia yang Bikin Susah NelanHarus Tahu, Ini 5 Gejala Akalasia yang Bikin Susah Nelan

Halodoc, Jakarta - Akalasia merupakan suatu istilah medis yang mengacu pada gangguan tenggorokan. Gejala kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri pada ulu hati, dan hilangnya kemampuan kerongkongan untuk mendorong makanan atau minuman dari mulut menuju lambung. Apa saja gejala akalasia yang bikin susah nelan? Yuk, baca penjelasan selengkapnya di sini!

Baca juga: Ketahui Perbedaan Antara Amandel dan Radang Tenggorokan

Penjelasan Tentang Akalasia

Akalasia merupakan suatu gangguan pada kerongkongan. Istilah ini merujuk pada suatu kondisi hilangnya kemampuan kerongkongan untuk mendorong makanan atau minuman dari mulut menuju lambung. Ketika mengidap akalasia, otot katup antara kerongkongan dan perut tidak terbuka setelah makanan ditelan. Gagalnya katup terbuka biasanya disebabkan oleh gangguan sistem pada saraf. Penyakit ini tergolong penyakit yang jarang terjadi dan dapat menyerang pria dan wanita di berbagai usia.

Gejala Akalasia yang Bikin Susah Nelan

Orang yang mengidap akalasia sering kali mengalami kesulitan untuk menelan. Di samping itu, kondisi ini biasanya diikuti dengan gejala:

  1. Disfagia, yaitu sebuah istilah medis untuk menggambarkan kondisi seseorang yang kesulitan untuk menelan. Kesulitan menelan ini bahkan disertai dengan rasa sakit di tenggorokan.

  2. Regurgitasi, yaitu suatu kondisi kembalinya cairan atau makanan secara spontan dari lambung ke tenggorokan. Kondisi ini biasanya terjadi tanpa disertai dengan rasa mual.

  3. Heartburn, yaitu reaksi rasa perih atau panas pada ulu hati akibat asam lambung yang naik ke tenggorokan.

  4. Penurunan berat badan yang tidak disengaja.

  5. Nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut dan dada yang berlebih setelah makan.

Jika kamu mengidap akalasidan dan menemukan regurgitasi atau aliran balik asam lambung ke kerongkongan. Kamu perlu hati-hati, ya! Karena regurgitasi yang terjadi pada pengidap akalasia merupakan salah satu indikasi penyakit dari saluran cerna lainnya, seperti refluks asam lambung.

Baca juga: Cara Redakan Sakit Tenggorokan yang Sering Kambuh

Penyebab Seseorang Bisa Mengidap Akalasia

Ada beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terjadinya akalasia, antara lain:

  • Infeksi virus.

  • Faktor keturunan. Akalasia diduga diturunkan dari orangtua yang juga mengalami akalasia.

  • Gangguan sistem imun. Akalasia diduga disebabkan oleh kesalahan sistem imun yang menyerang sel saraf kerongkongan, sehingga saraf kerongkongan mengalami penurunan fungsi.

Belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari akalasia. Namun, kondisi ini merupakan hasil dari kerusakan saraf pada kerongkongan. Pada keadaan normal, otot kerongkongan akan mengendur saat kamu menelan, tapi tidak dengan pengidap akalasia.

Langkah Pencegahan Pengidap Akalasia

Akalasia dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Cara mencegah akalasia antara lain:

  1. Berhenti merokok.

  2. Memperbanyak minum ketika sedang makan.

  3. Mengunyah makanan dengan baik sebelum ditelan.

  4. Menjalani pola makan dengan porsi kecil dan lebih sering.

  5. Hindari makan sebelum tidur. Berikan waktu minimal 3 jam sebelum kamu tidur.

  6. Tidur dengan posisi datar. Gunakan bantal untuk menyanggah kepala. Hal ini dilakukan untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

Baca juga: Ketahui 3 Infeksi Penyebab Radang Tenggorokan

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, jangan lupa untuk segera diskusikan dengan dokter ahli untuk memeriksa dan memantau perkembangan dari gejala yang kamu alami. Jika kamu punya pertanyaan seputar masalah kesehatan, Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan