5 Pengidap Penyakit Ini Sebaiknya Tidak Berpuasa

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 April 2020
5 Pengidap Penyakit Ini Sebaiknya Tidak Berpuasa5 Pengidap Penyakit Ini Sebaiknya Tidak Berpuasa

Halodoc, Jakarta - Memang puasa di bulan Ramadan hukumnya wajib bagi muslim, terutama bagi mereka yang sehat jasmani dan rohaninya. Namun, karena alasan kesehatan, beberapa orang diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama Ramadan. Kondisi atau gangguan kesehatan tertentu dikategorikan berisiko tinggi apabila orang tersebut menjalani puasa sehari penuh. 

Puasa dapat memperburuk kondisi kesehatan atau memperlama penyembuhan penyakit jika tetap dilakukan. Misalnya, orang-orang yang menjalani rawat inap di rumah sakit karena kondisi kronis tertentu atau sedang dalam pemulihan pasca operasi besar. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan. Inilah beberapa kondisi atau pengidap penyakit yang diperbolehkan untuk tidak puasa:

1. Pengidap Gangguan Pencernaan Akut

Gangguan pencernaan akut seperti kenaikan asam lambung sering dialami saat puasa. Walaupun puasa dapat mengurangi jumlah asam yang dihasilkan, kondisi ini membuat bau makanan kadang membuat otak memerintahkan perut untuk menghasilkan banyak asam. Itulah sebabnya terjadi peningkatan asam lambung, perut jadi mulas, dan mual, sehingga menjadi masalah saat puasa.

Baca juga: Jangan Khawatir Sakit, 6 Manfaat Berpuasa

Apabila masalah pencernaan yang kamu alami cukup parah (hingga muntah dan berkeringat dingin) sehingga membutuhkan pengobatan rutin, sebaiknya kamu tidak berpuasa. Bagi orang dengan kondisi ini, puasa dikhawatirkan dapat memicu atau memperparah gangguan pencernaan. 

2. Migrain atau Vertigo yang Sulit Dikendalikan

Gangguan migrain atau vertigo saat berpuasa sering menjadi akibat dari dehidrasi dan kelaparan, tidur yang tidak cukup, hingga beraktivitas terlalu lama di bawah terik matahari tanpa perlindungan. Jika kamu masih bisa mengendalikan sakit kepala dengan penyesuaian gaya hidup yang tepat, dengan memperbanyak minum saat sahur dan berbuka dan mengusahakan cukup istirahat, mungkin kamu masih bisa berpuasa.

Jika sakit kepala yang kamu alami tidak terkontrol, kamu diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Kadang, kondisi ini bisa makin parah pada beberapa orang jika mereka tidak makan atau minum obat tepat waktu.

3. Orang yang Harus Cuci Darah atau Menerima Donor

Pengidap penyakit dengan kondisi tertentu yang mengharuskan mendapat transfusi darah atau donor organ tidak disarankan untuk berpuasa. Begitu juga dengan orang yang membutuhkan cuci darah rutin akibat suatu penyakit atau kerusakan pada ginjal. Misalnya pengidap ginjal kronis yang berpuasa, akan berisiko tinggi untuk mengalami dehidrasi dan hiperviskositas yang menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dan trombosis vaskular. 

Baca juga: Ini 3 Perbedaan Migrain dan Vertigo yang Perlu Diketahui

4. Pengidap Gangguan Pernapasan Akut

Jika seseorang mengalami gangguan pernapasan akut seperti asma akut atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) yang membutuhkan pengobatan rutin dan tepat waktu, ia boleh tidak berpuasa. Namun, pengidap asma ringan masih boleh puasa dan menggunakan inhaler kapanpun diperlukan selama puasa. Karena inhaler asma tidak diklasifikasikan sebagai makanan atau minuman, sehingga diperbolehkan selama puasa. 

5. Pengidap Diabetes

Orang yang mengalami diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol serta ibu hamil dengan gestasional diabetes juga dianjurkan tidak puasa. Sebab, pada pengidap diabetes tipe 1, pankreas tidak sanggup memproduksi insulin. Jika tidak ada insulin dalam tubuh, maka dapat memicu berbagai risiko kesehatan jika kamu berpuasa. 

Diabetes yang tidak terkontrol dapat berisiko meningkatkan gula darah mendadak (hiperglikemia). Walau bulan Ramadan dikenal sebagai momen untuk menahan hawa nafsu makan, tidak jarang orang bertambah gemuk selama bulan ramadhan karena makan berlebih saat berbuka. Inilah yang dapat meningkatkan kadar gula darah dalam waktu singkat. 

Baca juga: 5 Kebiasaan Tak Sehat saat Puasa

Itulah beberapa kondisi kesehatan yang tidak mengharuskan kamu berpuasa. Jika tetap berpuasa, dikhawatirkan penyakit justru semakin buruk. Kalau kamu masih ragu dan ingin tahu penyakit apa lagi yang tidak boleh atau boleh berpuasa, kamu dapat menanyakannya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu keluar rumah, kamu dapat berbicara dengan dokter dengan download aplikasinya sekarang juga!

Referensi:
NHS. Diakses pada 2020. Ramadan health guide.
Clinical Kidney Journal. Diakses pada 2020. Fasting during the month of Ramadan among patients with chronic kidney disease: renal and cardiovascular outcomes.
Joslin Diabetes. Diakses pada 2020. Ramadan and Diabetes.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan