5 Tahapan Mengajari Anak yang Pemalu Menjadi Lebih Berani

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Juli 2022

"Membangun keberanian dalam diri anak bisa dilakukan secara bertahap. Ini bisa dimulai dengan cara membicarakan tentang apa yang dirasakan anak, menjadikan diri sendiri contoh, serta mengajari pentingnya mencoba hal baru.”

5 Tahapan Mengajari Anak yang Pemalu Menjadi Lebih Berani5 Tahapan Mengajari Anak yang Pemalu Menjadi Lebih Berani

Halodoc, Jakarta – Menyaksikan anak-anak mengembangkan keterampilan sosialnya bisa menjadi momen yang sulit buat orang tua. Pastinya, orang tua sangat ingin supaya anak bisa sesegera mungkin beradaptasi dengan lingkungan dan menjadi berani. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengajari anak yang pemalu agar bisa lebih berani. 

Namun pada akhirnya, hal ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan orang tua, karena anak-anak harus belajar sendiri menghadapi kesulitannya dan menjadi berani. Bagaimana mengajari anak yang pemalu menjadi lebih berani? Baca selengkapnya di sini!

Cara Mengajari Anak yang Pemalu Agar Berani

Untuk mengajari anak yang pemalu supaya lebih berani, pertama-tama orang tua harus tahu dulu, apakah anak pemalu karena kurang percaya diri atau karena sifatnya yang pemalu. 

Anak yang kurang percaya diri biasanya tidak mau tampil hanya di saat-saat tertentu saja, misalnya seperti ketika anak merasa kurang persiapan di acara tertentu. Lain hal jika anak memang memiliki sifat yang pemalu, ia biasanya akan selalu menarik diri di berbagai kesempatan karena malu. 

Lantas, bagaimana cara mengajari anak yang pemalu menjadi lebih berani?

1. Bicaralah tentang Betapa Beraninya Anak 

Penting untuk membangun rasa percaya diri pada anak dengan membicarakan betapa beraninya anak di saat anak merasa tidak demikian. Orang tua bisa memulainya dengan mengatakan, “Ibu tahu kalau kakak berani kok” atau “Ayah tahu kadang-kadang dalam hidup kita harus melakukan hal yang tidak kita sukai, tapi ayah percaya kamu pasti bisa.” 

Kalimat-kalimat yang mengandung afirmasi ini akan memberikan semangat dan secercah keberanian kepada anak.

2. Tidak Perlu Menuntut Kesempurnaan 

Kegagalan dan penolakan seringkali merupakan tanda bahwa anak telah melakukan sesuatu yang berani. Setiap pengalaman memberikan informasi baru dan kebijaksanaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Itulah mengapa hanya mereka yang berani pada akhirnya memiliki pengetahuan, kebijaksanaan, dan pengalaman yang seringkali hanya dapat ditemukan saat seseorang mengalami kegagalan. 

Hal inilah yang penting untuk ditekankan kepada anak. Jadi, beri tahu bahwa anak tidak perlu menjadi sempurna, sebab gagal itu biasa. Yang terpenting adalah anak berani untuk mencoba. 

3. Tidak Perlu Selalu Merasa Siap

Anak perlu diberi pemahaman bahwa menjadi siap sepenuhnya adalah hal yang jarang terjadi. Katakan kepada anak, ada kalanya bertahan untuk merasa nyaman adalah sesuatu yang baik.

Akan tetapi di kemudian hari ada waktu untuk melepas kenyamanan tersebut dan menjadi berani untuk melakukan hal yang sebetulnya anak tidak benar-benar siap menghadapinya. Justru di momen itulah anak yang tadinya pemalu akan banyak belajar dan menjadi lebih berani dari sebelum-sebelumnya. 

4. Mencoba Sesuatu yang Baru

Dorong anak untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas fisik dan emosionalnya, seperti olahraga, kegiatan seni, ataupun aktivitas yang sarat dengan petualangan. Kegiatan-kegiatan semacam ini akan membantu memelihara keberanian dalam hidup anak, sehingga mereka menjadi pribadi yang kuat, berani menghadapi masalah dan mengatasinya. 

5. Jadilah contoh dalam Kehidupan Anak

Orang tua adalah contoh terbaik anak. Membicarakan perasaan orang tua kepada anak akan membuat anak memahami bahwa perubahan emosi juga terjadi dalam kehidupan orang dewasa. 

Bicaralah kepada anak tentang saat-saat orang tua melewati ketakutan, kelelahan, kesedihan, kemarahan, untuk melakukan hal yang benar. Bicarakan tentang ide-ide berisiko yang pernah dilakukan ayah dan ibu. Biarkan anak merasa bahwa keberanian dalam diri orang tua dan karena itu sudah pasti ada dalam diri mereka juga.

Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak

Bagaimana orang tua tahu kalau Si Kecil adalah anak pemalu? Seorang anak bisa dikategorikan pemalu jika:

  • Pendiam atau tidak banyak berbicara.
  • Selalu menghindari kontak mata saat diajak berbicara.
  • Tidak aktif di kelas.
  • Tidak mau bertanya atau minta tolong kepada orang lain.
  • Mengamuk jika merasa cemas.
  • Sering menggunakan alasan sakit agar tidak berhubungan dengan orang lain, misalnya ketika akan pergi sekolah.

Terkadang seorang anak menjadi pemalu karena tidak percaya diri. Untuk itu, orang tua bisa melakukan cara-cara berikut supaya anak menjadi lebih percaya diri. 

1. Kenali Apa yang Menjadi Kesenangan Anak

Jika Si Kecil sudah memiliki tingkat kepercayaan diri hanya saja masih belum pede, cobalah mencari kegiatan apa yang disenangi anak. Setelah tahu, ajak anak untuk melakukan aktivitas tersebut. 

2. Persiapan yang Matang

Beberapa minggu sebelum acara pertunjukkan yang diikuti oleh anak, ayah dan ibu bisa mempersiapkan anak dengan melatihnya secara rutin. Misalnya kalau kegiatannya menyanyi, ibu dapat mengajari anak cara menyanyi yang benar. Dengan persiapan yang matang, anakl akan lebih percaya diri tampil ke depan.

3. Beri Kebebasan Anak Memilih Kostum

Biarkan anak memilih sendiri baju atau kostum yang ingin ia gunakan saat hari pertunjukkan, karena hal itu akan memengaruhi mood dan rasa percaya diri anak. Walaupun demikian, ibu tetap boleh memberikan saran baju yang mana yang bagus untuk dikenakan di acara pertunjukkan.

4. Datang Lebih Awal

Usahakan untuk datang beberapa jam lebih awal dari waktu pertunjukkan agar Si Kecil bisa beradaptasi dengan lokasi, suasana, dan banyaknya orang di sana.

5. Jangan Memaksa Anak

Jika tiba-tiba anak tidak mau maju ke depan, jangan memaksanya. Ikuti saja kemauannya, tapi tetap temani ia untuk menonton selama acara berlangsung.

Biasanya lama kelamaan Si Kecil akan mau sendiri untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain di atas panggung. Bila dibolehkan, ibu bisa mendampingi anak di atas panggung, atau menemaninya dari balik panggung.

6. Beri Pujian

Beri pujian kepada anak untuk hal apapun yang sudah ia coba lakukan, seperti keberaniannya, kelincahannya di atas panggung, senyumnya dan lain-lain.

Itulah informasi mengenai cara membangun rasa percaya diri dan keberanian pada anak. Jika anak menunjukkan gejala-gejala gangguan kesehatan atau psikologis tertentu, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Mother.ly. Diakses pada 2022. 7 phrases to help your shy child feel brave.
Heysigmund.com. Diakses pada 2022. Building Courage in Kids – How to Teach Kids to Be Brave.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan