6 Cara Mendiagnosis Penyakit Aritmia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Februari 2019
6 Cara Mendiagnosis Penyakit Aritmia6 Cara Mendiagnosis Penyakit Aritmia

Halodoc, Jakarta - Pernah merasa jantung berdetak lebih cepat atau lambat? Bila pernah, mungkin saja dirimu mengalami kondisi kesehatan yang disebut dengan aritmia. Aritmia ini merupakan masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, lambat, ataupun detak tidak teratur. Kondisi ini disebabkan karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tak bekerja dengan baik.

Baca juga: 11 Hal yang Bisa Menyebabkan Aritmia

Ada Jenis dan Gejalanya

Setidaknya ada beberapa jenis aritmia yang umum dijumpai, contohnya:

  • Blok jantung. Kondisi ini terjadi ketika jantung berdetak lebih lambat. Awas, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang pingsan

  • Bradikardia. Terjadi ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.

  • Fibrilasi atrium. Terjadi ketika jantung berdetak amat cepat, bahkan saat dirimu sedang beristirahat.

  • Fibrilasi ventrikel. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran, bahkan kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur.

  • Takikardia supraventrikular. Kondisi ini terjadi saat jantung berdenyut cepat secara tidak normal.

Dalam beberapa kasus, masalah jantung yang satu ini tak menimbulkan gejala yang disadari oleh pengidapnya. Yang perlu diingat, munculnya gejala pun enggak serta-merta menandakan kalau kondisi jantung yang dialami sangat parah. Pasalnya, tak semua aritmia berbahaya. Ada beberapa aritmia yang bersifat fisiologis, tapi juga ada artimia karena gangguan bawaan lahir, yang umumnya tidak disadari hingga dewasa.

Nah, berikut beberapa gejala yang bisa dirasakan.

Baca juga:Berisiko Kena Aritmia, Hindari Kegiatan Ini

  • Rasa berdebar di dada.

  • Sesak napas.

  • Nyeri dada.

  • Pingsan.

  • Kelelahan.

  • Detak jantung lebih cepat daripada normal (takikardia).

  • Detak jantung lebih lambat dari normal (bradikardia).

Diagnosis Aritmia

Selain menanyakan riwayat perjalanan penyakit pengidap dan melakukan pemeriksaan fisik guna melihat tanda-tanda aritmia, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang sebagai berikut.

  1. Ekokardiogram, untuk mengevaluasi fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi penyebab aritmia dengan bantuan gelombang suara (ultrasonik).

  2. Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dengan menempelkan elektroda pada permukaan kulit di dada.

  3. Uji latih beban jantung, untuk melihat seberapa jauh tingkat keteraturan irama jantung sebelum berubah oleh pengaruh aktivitas fisik tadi.

  4. Monitor Holter, untuk merekam aktivitas jantung selama pengidap melakukan rutinitas tiap hari.

  5. Studi elektrofisiologi, untuk mengetahui lokasi aritmia dan penyebabnya, dengan menggunakan teknik pemetaan penyebaran impuls listrik di dalam jantung.

  6. Kateterisasi jantung, untuk mengetahui kondisi bagian jantung, seperti bilik, koroner, katup, serta pembuluh darah, dilakukan dengan bantuan zat pewarna khusus dan X-ray.

Ketahui Cara Mencegahnya

Setidaknya ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mencegah masalah jantung ini. Nah, berikut tips-tipsnya:

  • Hindari faktor-faktor yang menyebabkan stres.

  • Jaga berat badan tetap ideal.

  • Konsumsi makanan sehat.

  • Batasi konsumsi minuman keras dan berkafein.

  • Tidak merokok.

  • Rutin berolahraga.

  • Tak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dokter. Terutama obat batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan pemacu jantung berdetak cepat.

Baca juga:Denyut Nadi Enggak Normal? Hati-hati Aritmia

Bisa Menimbulkan Komplikasi

Komplikasi ini bisa terjadi bila jantung sudah tidak mampu memompa darah secara efektif. Aritmia yang tak segera ditangani atau tak mendapatkan penanganan yang tepat, maka dalam jangka panjang bisa membuat pengidapnya mengalami gagal jantung, stroke, bahkan kematian.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan