6 Fakta Menarik Seputar Gangguan Bipolar

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 September 2020
6 Fakta Menarik Seputar Gangguan Bipolar6 Fakta Menarik Seputar Gangguan Bipolar

Halodoc, Jakarta – Gangguan bipolar adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling sering disalahpahami di luar sana. Gangguan tersebut sering dihubungkan dengan gangguan kepribadian ganda, padahal keduanya adalah masalah kesehatan mental yang berbeda. 

Maka dari itu, penting untuk mempelajari lebih lanjut tentang gangguan bipolar, agar kamu dapat memberi dukungan yang lebih baik kepada teman atau keluarga yang terpengaruh. Berikut fakta-fakta menarik seputar gangguan bipolar yang perlu kamu ketahui.

1.Bipolar adalah Gangguan Mood, Bukan Gangguan Kepribadian

Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang ekstrem yang menyebabkan pengidapnya mengalami fase manik dan depresi. Itulah mengapa gangguan bipolar dulu disebut sebagai depresi manik.

Fase manik adalah fase ketika pengidap merasa sangat bersemangat dan penuh energi, sebaliknya ketika mengalami fase depresif, pengidap akan merasa sangat down sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Di antara dua fase tersebut, pengidap mungkin juga dapat mengalami fase tanpa gejala mania atau depresi.

Tidak hanya memengaruhi mood, menurut National Institute of Mental Health (NIMH), gangguan bipolar juga bisa memengaruhi energi, aktivitas, dan kemampuan pengidapnya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Baca juga: Ketahui Faktor yang Bisa Memicu Gangguan Bipolar

2.Depresi yang Dialami Pengidap Bipolar Mirip Depresi Klasik

Dolores Malaspina, MD, direktur Program Psikosis di departemen psikiatri di Icahn School of Medicine di Mount Sinai mengungkapkan, tanpa melihat riwayat kesehatan seseorang, sulit untuk menentukan apakah depresi yang dialami orang tersebut adalah akibat dari gangguan bipolar atau sesuatu seperti gangguan depresi mayor.

Namun, secara umum, berikut ini tanda dan gejala dari episode depresi bipolar:

  • Tidak berenergi.
  • Tingkat aktivitas menurun.
  • Merasa putus asa.
  • Tidak bersemangat melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
  • Tidur terlalu sedikit atau sebaliknya, terlalu banyak tidur.
  • Merasa cemas atau kosong.
  • Kelelahan.
  • Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak.
  • Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
  • Berpikir untuk bunuh diri.

Pada kasus yang parah, episode depresi juga bisa menyebabkan psikosis yang melibatkan delusi atau halusinasi.

Baca juga: Jangan Berasumsi, Ini Cara Diagnosis Gangguan Bipolar

3.Episode Manik Gangguan Bipolar Lebih dari Sekadar Bersemangat

Episode manik pada pengidap gangguan bipolar juga sering dianggap sebagai perasaan bahagia dan sangat bersemangat, padahal sebenarnya lebih sekadar itu. Saat mengalami episode manik, pengidap gangguan bipolar dapat merasa sangat bersemangat hingga ia mencoba melakukan banyak hal sekaligus dalam satu waktu, tingkat aktivitasnya meningkat drastis, bahkan ia berbicara sangat cepat. Pengidap juga bisa terlibat dalam perilaku yang berisiko, seperti mengambil risiko seksual atau finansial yang seharusnya tidak dilakukan.

4.Pengidap Bipolar Bisa Mengalami Gejala yang Tidak Terlalu Parah

Seseorang dapat mengalami gangguan bipolar meskipun tidak menunjukkan gejala yang ekstrem. Misalnya beberapa orang dengan gangguan bipolar (bipolar II) dapat mengalami hipomania, suatu bentuk mania yang tidak terlalu parah. Selama episode hipomania, orang tersebut mungkin merasa sangat baik, mampu menyelesaikan banyak hal dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Orang tersebut mungkin tidak merasa ada yang salah, tapi keluarga dan teman-teman mungkin dapat mengenali perubahan suasana hati atau tingkat aktivitas sebagai kemungkinan gangguan bipolar. Tanpa perawatan yang tepat, pengidap hipomania dapat mengembangkan depresi yang parah. 

Jika kamu memiliki teman atau kerabat yang menunjukkan gejala atau tanda-tanda yang mencurigakan, kamu bisa memastikannya dengan bertanya pada psikolog melalui aplikasi Halodoc

5.Pengidap Mengalami Gejala Manik dan Depresi Secara Bersamaan

Kadang-kadang, pengidap dapat mengalami gejala manik dan depresi dalam episode yang sama. Episode ini disebut juga episode campuran. Pengidap yang mengalami episode campuran mungkin merasa sangat sedih, kosong, atau putus asa, sementara pada saat yang sama, ia merasa sangat bersemangat.

Baca juga: Mengalami Gejala Bipolar, Kapan Harus Menghubungi Psikolog?

6.Ada Beberapa Jenis Gangguan Bipolar

Gejala gangguan bipolar dapat muncul dalam tingkat keparahan yang berbeda dan dalam berbagai kombinasi pada tiap pengidap, karena tergantung pada jenis gangguan bipolar yang dialami. Berikut jenis-jenis gangguan bipolar:

  • Bipolar I, terdiri dari episode manik yang berlangsung selama 7 hari atau lebih, atau gejala manik yang berlangsung selama beberapa waktu tapi cukup parah hingga memerlukan perawatan segera di rumah sakit. Bipolar I biasanya juga disertai dengan gejala depresi yang berlangsung setidaknya dua minggu atau dapat menyebabkan episode campuran.
  • Bipolar II, pengidap mengalami episode depresi bersamaan dengan episode hipomania, tapi bukan mania penuh seperti yang dialami bipolar I.
  • Cyclothymia. Pengidap cyclothymia mengalami gejala hipomania dan gejala depresi ringan setidaknya selama dua tahun, diselingi dengan periode bebas gejala, tapi gejalanya tidak cukup parah untuk dikualifikasikan sebagai episode hipomania atau depresi yang sebenarnya.

Nah, itulah fakta menarik seputar gangguan bipolar yang perlu diketahui. Jangan lupa, download aplikasi Halodoc ya sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatan kamu sehari-hari.

Referensi:
SELF. Diakses pada 2020. 14 Facts About Bipolar Disorder That Everyone Should Know.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2020. Bipolar Disorder.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan