6 Fakta tentang Epilepsi yang Belum Banyak Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Juli 2018
6 Fakta tentang Epilepsi yang Belum Banyak Diketahui6 Fakta tentang Epilepsi yang Belum Banyak Diketahui

Halodoc, Jakarta – Epilepsi adalah kondisi kejang tak terduga yang bisa terjadi pada siapa pun. Epilepsi berhubungan dengan penyakit bawaan, cedera tengkorak, tumor otak, bahkan stroke.  Pada beberapa kondisi, epilepsi terjadi pada mereka yang mengidap cacat ganda.

Epilepsi merupakan manifestasi klinis dari lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron yang dapat disebabkan oleh gangguan fisiologis, anatomis atau biokimia. Manifestasi ini ditandai dengan dua kejang atau lebih yang terjadi tanpa provokasi dengan interval lebih dari 24 jam.

Ketika seseorang mengalami kejang berulang, kemungkinan besar dia akan mengalami kejang yang sama secara rutin. Diagnosis epilepsi bisa muncul ketika seseorang mengalami setidaknya dua kali kejang yang tidak terkait dengan kondisi kesehatan lain. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai epilepsi, berikut adalah fakta menarik mengenai epilepsi dan dampaknya.

  1. Jenis Kejang

Jenis kejang pada epilepsi ada dua, yaitu kejang umum dan kejang sederhana. Kejang umum dimana gangguan terjadi di kedua hemisfer yang mengakibatkan kejang di seluruh tubuh sehingga membuat seseorang menjadi tidak sadarkan diri. Sedangkan kejang sederhana gangguan impuls terjadi di satu bagian otak dan pengidap mengalami kejang pada bagian tertentu saja seperti tangan dan masih dalam sadar atau bisa juga tidak sadarkan diri.

  1. Gejala Kejang

Ada beberapa jenis gejala kejang yang bisa terlihat secara kasat mata, tidak terlihat, dan ada yang sangat terlihat. Beberapa gejalanya adalah kedipan cepat, menatap ke langit, tampak bingung selama beberapa menit, langsung kehilangan kesadaran, bahkan ada yang langsung tiba-tiba saja jatuh ke tanah.

  1. Orang Tanpa Epilepsi dapat Mengalami Kejang

Seperti yang disebutkan di atas, kejang tidak hanya gejala epilepsi, ada penyakit lain yang bisa ditandai kejang. Yakni demam tinggi, gula darah rendah, konsumsi alkohol yang berlebihan, sampai gegar otak.

  1. Penyebab Epilepsi

Selain kondisi elektrik pada otak, ada beberapa pemicu epilepsi lainnya. Di antaranya adalah kekurangan oksigen saat melahirkan, infeksi otak seperti meningitis, ensefalitis dan sistiserkosis, otak traumatis atau cidera kepala, stroke, tumor otak, serta gangguan genetik. Baca juga: Cuaca Panas Bisa Bikin Cepat Marah, Ini Alasannya

  1. Pencegahan Epilepsi

Ada beberapa pencegahan epilepsi yang bisa dilakukan. Untuk ibu hamil misalnya dengan menghindari atau meminimalisir risiko bahaya pada kehamilan dengan perawatan kehamilan yang tepat. Vaksinasi juga diberikan kepada anak-anak untuk mengurangi risiko perkembangan epilepsi. Mengenakan sabuk pengaman saat berkendara atau helm saat bermotor untuk menghindari kemungkinan cedera kepala. Melakukan olahraga rutin dan menerapkan pola hidup sehat dapat menjaga tekanan darah tetap stabil dan menurunkan kolesterol. Sebisa mungkin untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan kurangi rokok.

  1. Pengobatan Epilepsi

Sejauh ini terdapat beberapa metode pengobatan epilepsi, yaitu pemberian obat supaya kejang berhenti, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan riwayat medis. Jika kejang terjadi di tempat yang sangat spesifik di otak, dokter bisa melakukan tindakan operasi untuk menghilangkan area otak yang paling terpengaruh. Menerapkan pola diet khusus ternyata juga terbukti sebagai bagian dari pengobatan epilepsi untuk mengendalikan kejang.

Ingin tahu lebih banyak mengenai epilepsi serta bagaimana pencegahan dan penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.






Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan