6 Fakta tentang Presbiopi Alias Mata Enggak Fokus

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Oktober 2018
6 Fakta tentang Presbiopi Alias Mata Enggak Fokus6 Fakta tentang Presbiopi Alias Mata Enggak Fokus

Halodoc, Jakarta – Apabila fokus penglihatan kamu mengalami kesulitan, bisa jadi kamu sedang mengalami presbiopi. Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap, untuk melihat objek pada jarak. Presbiopi juga merupakan salah satu hal yang akan dirasakan manusia sebagai bagian dari proses penuaan tubuh secara alami. Biasanya, seseorang baru menyadari bahwa dirinya menderita presbiopi saat harus menjauhkan lengan agar bisa membaca buku atau koran.

Untuk lebih mengenal tentang penyakit presbiopi, berikut fakta yang perlu kamu ketahui:

1. Berkembang Secara Bertahap

Seseorang kadang baru menyadari mengalami presbiopi saat usianya melewati usia 40 tahun. Beberapa gejala yang umum dialami pengidap presbiopi adalah:

Kebiasaan menyipitkan mata.

Butuh lampu lebih terang saat membaca.

Kesulitan membaca huruf yang berukuran kecil.

Penglihatan kabur ketika membaca pada jarak normal.

Sakit kepala atau mata menegang setelah membaca dalam jarak dekat.

Kecenderungan untuk memegang objek lebih jauh, agar huruf lebih jelas terbaca.

2. Otot-otot Lensa Mengeras

Proses melihat dimulai saat mata menangkap cahaya yang memantul dari suatu objek. Cahaya tersebut akan menembus selaput bening mata (kornea), kemudian diteruskan ke lensa yang terletak di belakang selaput pelangi (iris). Lalu, lensa akan membengkokkan cahaya agar fokus ke retina, yang akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik ini kemudian dikirim ke otak, yang akan memproses sinyal menjadi sebuah gambar.

Lensa mata dikelilingi oleh otot yang bersifat elastis, sehingga bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan cahaya. Namun seiring bertambahnya usia, otot di sekitar lensa mata akan kehilangan elastisitasnya dan mengeras. Kondisi mengerasnya otot-otot lensa itu lah yang menjadi penyebab presbiopi. Lensa menjadi kaku dan tidak bisa berubah bentuk, sehingga cahaya yang masuk ke retina tidak fokus

3. Ada Beberapa Faktor Risiko

Faktor yang memperbesar risiko seseorang menderita presbiopi, di antaranya:

  • Hampir semua orang akan mengalami gejala presbiopi setelah usia 40 tahun.
  • Beberapa obat seperti antihistamin, antidepresan, dan diuretik dihubungkan dengan gejala presbiopi prematur, yaitu presbiopi pada individu di bawah usia 40 tahun.
  • Diabetes, multiple sclerosis, atau penyakit jantung dan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko presbiopi prematur.

4. Perlu Pemeriksaan Mata

Untuk mendiagnosis presbiopi, dokter akan menjalankan pemeriksaan mata uji refraksi. Pemeriksaan ini akan menentukan apakah pengidap mengalami presbiopi atau gangguan mata lainnya, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.

Dokter juga akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata, agar lebih mudah memeriksa bagian dalam mata. Pada pasien dengan faktor risiko penyakit mata, seperti diabetes, pemeriksaan mata perlu dilakukan lebih sering. Dokter biasanya juga akan menyarankan pemeriksaan mata lengkap secara berkala, pada usia berikut:

  • Di bawah 40 tahun: tiap 5-10 tahun.
  • 40-54 tahun: tiap 2-4 tahun.
  • 55-64 tahun: tiap 1-3 tahun.
  • 65 tahun ke atas: tiap 1-2 tahun.

5. Dapat Diobati

Pengobatan presbiopi dapat dilakukan dengan tujuan membantu mata fokus pada objek dalam jarak dekat. Beberapa metode untuk mengatasi presbiopi adalah:

  • Menggunakan kacamata.
  • Pemakaian lensa kontak.
  • Bedah reaktif.
  • Implan lensa.
  • Inlay kornea.

6. Berpotensi Komplikasi

Presbiopi apabila dibiarkan dan tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa astigmatisme, yaitu kondisi penglihatan yang kabur akibat kelengkungan kornea yang tidak sempurna. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah miopi (rabun jauh) dan hyperopia (rabun dekat).

Jika kamu mengalami kendala yang tidak wajar pada penglihatan atau mengalami presbiopi, sebaiknya kamu segera diskusikan kondisi kamu dengan dokter di Halodoc mengenai perawatan dan obat yang tepat. Diskusi dengan dokter menjadi lebih praktis melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa berkomunikasi dengan dokter via Chat atau Voice/ Video Call kapan dan di mana pun. Yuk, segera download aplikasinya sekarang!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan