6 Jenis Olahraga yang Harus Dihindari Pengidap Osteoarthritis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Maret 2019
6 Jenis Olahraga yang Harus Dihindari Pengidap Osteoarthritis6 Jenis Olahraga yang Harus Dihindari Pengidap Osteoarthritis

Halodoc, Jakarta - Kondisi dengkul kopong atau osteoarthritis merupakan peradangan sendi dan tulang akibat proses pengapuran tulang. Umumnya, gangguan ini juga berkaitan dengan penyakit tulang rematik yang hanya terjadi pada sendi besar, terutama lutut. Berbeda dengan osteoporosis yang merupakan pengeroposan hampir di seluruh sendi tubuh.

Dalam berolahraga, pengidap nyeri sendi lutut disarankan untuk menghindari beberapa gerakan, misalnya melompat dan menekuk lutut. Saat melompat, lutut kamu harus menopang 2 hingga 3 kali lipat berat badan. Akibatnya, beban pada lutut pun bertambah dan berisiko meningkatkan kemungkinan cedera.

Baca juga: Lutut Sering Sakit, Hati-Hati Osteoarthritis

Menekuk lutut justru akan menyebabkan kondisi lutut semakin memburuk. Maka itu, sebaiknya hindari berolahraga yang mengharuskan melakukan gerakan menekuk lutut seperti:

  1. Olahraga Lari (joging).

  2. Lompat tali.

  3. Aerobik intensitas tinggi atau high-impact

  4. Bola Basket.

  5. Sepak bola.

  6. Tenis.

Olahraga seperti bola basket, sepak bola, dan tenis harus dihindari karena menuntut gerakan yang lincah dan berpotensi membuat lutut berganti gerakan secara tiba-tiba. Di samping itu, risiko kerusakan sendi lutut semakin besar karena pada olahraga tersebut kamu berpotensi mengalami kontak fisik dengan pemain lain.

Saat kamu menekuk lutut karena berolahraga, berarti kamu memberikan tekanan yang tidak semestinya pada tulang-tulang pembentuk sendi lutut. Saat itu pula tempurung lutut dan sendi dapat saling bergesekan.

Meski kamu sedang mengalami nyeri sendi lutut, bukan berarti kamu harus berhenti bergerak, apalagi jangan sampai kamu berhenti berolahraga. Kegiatan olahraga tetap harus dilakukan sebagai upaya menjaga kesehatan, tetapi jangan sampai terlalu berlebihan. Apabila perlu, diskusi ke dokter untuk saran yang tepat.

Faktor Risiko Osteoarthritis

Kondisi osteoarthritis (OA) menyebabkan tulang rawan tidak dapat lagi menjadi bantal, sehingga kedua tulang akan bergesekan saat kamu bergerak, serta menyebabkan sendi menjadi bengkak dan nyeri. Pengapuran sendi tidak dapat disembuhkan, tetapi menjaga berat badan dalam rentang normal serta berolahraga teratur akan membantu menghambat terjadinya penyakit ini dan memperbaiki fleksibilitas tubuh.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko meningkatnya seseorang mengalami OA, yaitu:

  • Usia: risiko meningkat dengan bertambahnya usia.

  • Jenis kelamin: wanita lebih berisiko dibandingkan laki-laki.

  • Obesitas: semakin berat tubuh kamu, semakin besar pula tekanan pada sendi, dan sendi pun akan menjadi lebih rapuh. Selain itu, jaringan lemak juga dapat menghasilkan protein yang menyebabkan inflamasi pada sendi.

  • Trauma: kejadian trauma saat berolahraga atau kecelakaan dapat meningkatkan risiko radang sendi.

  • Pekerjaan: apabila kamu memiliki pekerjaan yang menyebabkan tekanan pada sendi, secara bertahap sendi akan meradang.

  • Genetik: beberapa orang yang mengalami radang sendi karena keturunan.

  • Malformasi skeletal: orang dengan kelainan kongenital (sendi atau tulang) atau kelainan tulang rawan lebih berisiko mengalami OA.

  • Penyakit lainnya: seperti gangguan diabetes atau rematik seperti penyakit asam urat dan arthritis reumatoid meningkatkan risiko OA.

Baca juga: Ini Perbedaan Osteoporosis dan Osteoarthritis.

Selain faktor di atas, ada pula beberapa kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dapat memicu OA. Makan yang berlebihan hingga menimbulkan obesitas menjadi salah satu faktornya. Untuk pola makan sebenarnya tidak ada pantangan, tapi yang perlu diperhatikan adalah porsi makannya. Apalagi jika setelah makan langsung tidur, makan akan terjadi penumpukan makanan di tubuh yang menjadi penyebab obesitas.

Pada perempuan, penggunaan high heels juga dapat memicu OA. Pasalnya, saat mengenakan high heels, beban tubuh ditopang pada satu titik saja. Ada beban pada titik tertentu, sehingga sendi menopang beban berlebih. Otot betis juga dapat memendek saat mengenakan hak tinggi.

Itulah sejumlah olahraga ataupun kegiatan kegiatan sehari-hari yang perlu kamu waspadai. Jangan sampai kamu menjadi bagian dari pengidap OA. Jika kamu mengalami gejala penyakit yang tidak kamu kenali, ada baiknya kamu berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai penyakit tersebut.  Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan