6 Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Proses Amputasi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 September 2022
6 Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Proses Amputasi6 Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Proses Amputasi

"Pada beberapa kasus, komplikasi amputasi dapat terjadi. Termasuk perdarahan, infeksi, hingga phantom limb pain."

Halodoc, Jakarta – Amputasi merupakan prosedur pengobatan yang sering dilakukan untuk menyelamatkan bagian tubuh tertentu. Umumnya, amputasi dilakukan pada bagian tubuh yang mengalami penyakit, ataupun kerusakan jaringan. Prosedur ini sering dilakukan pada bagian tubuh, seperti tangan, kaki, jari, ataupun lengan. Amputasi dilakukan pada bagian tubuh yang “mengancam” bagian lain. 

Salah satu kondisi yang harus ditangani dengan amputasi adalah infeksi parah pada bagian tubuh tertentu. Dalam hal ini, amputasi menjadi satu-satunya jalan keluar agar kerusakan pada bagian tubuh tersebut tidak menyebar dan menyebabkan kondisi yang lebih parah. Amputasi biasanya merupakan pilihan terakhir dan baru akan dilakukan saat sudah tidak ada acara lain yang bisa diambil untuk mengatasi penyakit. 

Selain infeksi, ada beberapa kondisi lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang harus diamputasi, mulai dari cedera, luka yang tak kunjung sembuh dan membahayakan, digigit binatang buas, serta riwayat penyakit tertentu. Risiko amputasi menjadi lebih besar pada orang yang mengidap penyakit, seperti penyakit arteri perifer (Peripheral Artery Diseases—PAD), diabetes, infeksi jaringan lunak, serta sarkoma. 

Berbagai Komplikasi Amputasi

Jika dilakukan dengan benar dan atas perencanaan matang, amputasi jarang menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Namun, tetap ada risiko komplikasi. Reaksi yang muncul setelah proses amputasi bisa beragam, tergantung pada kondisi dan penyebab seseorang harus diamputasi. Lantas, apa saja komplikasi yang bisa muncul akibat amputasi? 

1. Perdarahan 

Prosedur amputasi bisa menyebabkan terjadinya perdarahan. Namun, risiko ini cenderung lebih kecil jika amputasi dilakukan dengan benar dan terencana. 

2. Infeksi 

Bekas luka dari prosedur amputasi yang dilakukan bisa saja menyebabkan bagian tubuh tertentu menjadi infeksi. Risiko menjadi lebih besar pada orang yang tidak merawat luka dengan benar setelah menjalani amputasi. 

3. Nyeri

Muncul nyeri di sekitar bagian tubuh yang baru diamputasi adalah hal yang normal terjadi. Tapi hati-hati, waspadai nyeri yang berkelanjutan dan tak kunjung membaik. Jika itu yang terjadi, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya serta menghindari komplikasi. 

4. Kerusakan Jaringan Tubuh 

Amputasi juga bisa menyebabkan komplikasi berupa kerusakan jaringan tubuh. Prosedur ini bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. 

5. Phantom Limb Pain 

Setelah seseorang menjalani amputasi, bisa saja ia masih merasakan sensasi nyeri pada bagian tubuh yang sudah diambil atau sudah tidak ada. Kondisi ini disebut dengan istilah phantom limb pain. 

6. Gangguan Psikologis 

Selain komplikasi berupa masalah pada fisik, amputasi juga bisa menyebabkan gangguan pada kondisi psikologis. Amputasi bisa menyebabkan seseorang menjalani masalah pada psikologis dalam beberapa tahap, mulai dari penyangkalan, menolak, marah, berusaha mencegah amputasi, hingga depresi. 

Namun biasanya, seiring dengan berjalannya waktu, orang yang baru diamputasi akan mulai bisa menerima. Setelah beberapa saat, ia akan masuk pada tahap penerimaan bahwa amputasi memang harus dilakukan dan semua akan tetap baik-baik saja. Dia akan mulai mengerti bahwa melakukan amputasi adalah pilihan terbaik untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk.  

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Amputation.
NHS UK. Diakses pada 2022. Amputation.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan