6 Penyakit Ini Bisa Terjadi Akibat Komplikasi Gondongan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Desember 2018
6 Penyakit Ini Bisa Terjadi Akibat Komplikasi Gondongan6 Penyakit Ini Bisa Terjadi Akibat Komplikasi Gondongan

Halodoc, Jakarta - Gangguan gondongan atau parotitis (mumps) perlu diwaspadai sebagai penyakit yang dapat memunculkan komplikasi. Beberapa komplikasinya sangat serius dan berujung fatal. Menurut Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), MTroPaed dari RSCM-FKUI, Jakarta, walaupun gejala penyakit hilang dengan sendirinya, komplikasi dapat saja terjadi. Misalnya komplikasi radang selaput otak atau meningitis yang dapat berakibat fatal.

Beberapa komplikasi dapat terjadi sebelum, selama, maupun sesudah kelenjar liur membengkak. Bahkan, keadaan tersebut dapat terjadi tanpa disertai pembengkakan kelenjar liur.

  1. Orkiti merupakan peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen dan tidak menyebabkan kemandulan. Komplikasi juga dapat terjadi pada radang kelenjar testis pada anak laki-laki (20 persen kasus ini terjadi pada anak-anak yang sudah mencapai usia pubertas).

  2. Ovoritis merupakan peradangan pada salah satu atau kedua indung telur. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.

  3. Ensefalitis atau meningitis adalah  peradangan pada otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma, atau kejang. Sebanyak 5-10 persen pengidap mengalaminya dan kebanyakan akan sembuh total. Hanya 1 di antara 400-6.000 pengidap yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

  4. Pankreatitis adalah peradangan pankreas, dapat terjadi pada akhir minggu pertama. Pengidap merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan pengidap akan sembuh total.

  5. Peradangan ginjal dapat menyebabkan pengidap mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah banyak.

  6. Peradangan sendi dapat menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.

Gangguan gondongan disebabkan oleh infeksi virus golongan Paramyxovirus yang terjadi pada kelenjar air liur (parotis). Gondongan ditularkan melalui kontak erat dengan pengidap, melalui percikan renik (droplet) pengidap yang disebabkan melalui bersin, bicara, ciuman, dan batuk.

Serangan virus menyebabkan reaksi peradangan di kelenjar air liur/parotis, sehingga kelenjar tersebut membengkak. Nyeri terjadi terutama saat menelan, kemudian gejala ini akan mereda dalam 1 minggu.  Gejalanya berupa demam, tidak enak badan, serta nyeri di tenggorokan dan di telinga, terutama saat menelan ludah. Sakit kepala, lemas, susah membuka mulut, dan tampak pembengkakan di leher (biasanya di kedua sisi) di bawah rahang. Gejala tersebut biasanya akan menghilang di hari ke-3 sampai ke-7.

Lalu, bagaimana melakukan pencegahan gangguan ini? Hindari kontak erat dengan pengidap, mengisolasi pengidap, dan menjalani imunisasi MMR. Biasanya, gondongan hanya terjadi sekali seumur hidup, apalagi jika daya tahan tubuh anak baik dengan memperhatikan kebersihan dan sanitasi yang baik. Tidak ada imunisasi yang dapat menjamin kekebalan 100 persen. Namun, sebagian besar imunisasi MMR memberikan efek protektif yang baik. Kalaupun anak terkena gondongan, gejala yang akan timbul sangat ringan.

Misalnya, anak usia sekolah yang pernah atau sedang gondongan dan belum pernah mendapatkan imunisasi mumps tidak lagi memerlukan imunisasi MMR. Pasalnya, infeksi alamiah tersebut akan memberikan imunitas seperti layaknya imunisasi. Apabila dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular. Jika seseorang sudah pernah mengidap gondongan, dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.

Untuk itu, jika kamu mengalami gejala gangguan gondongan dan mencurigainya sejak awal, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca Juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan