6 Penyakit yang Bisa Dideteksi Lewat Pemeriksaan Spirometri

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Agustus 2019
6 Penyakit yang Bisa Dideteksi Lewat Pemeriksaan Spirometri6 Penyakit yang Bisa Dideteksi Lewat Pemeriksaan Spirometri

Halodoc, Jakarta – Untuk memastikan diagnosis suatu penyakit, pemeriksaan fisik dasar saja seringkali tidak cukup. Dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti spirometri, terutama dalam mendeteksi penyakit paru-paru. Pemeriksaan spirometri ini berguna untuk mengukur kapasitas dan fungsi paru-paru, sekaligus mendiagnosis adanya penyakit tertentu pada paru-paru.

Namun, penyakit apa saja sih yang bisa dideteksi melalui pemeriksaan spirometri? Tentu saja penyakit-penyakit yang berkaitan dengan paru-paru. Jika kamu memerlukan informasi lebih lanjut tentang penyakit paru ataupun spirometri, kamu bisa lho gunakan fitur Talk to a Doctor di aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat atau Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol langsung dengan dokter spesialis paru yang kamu inginkan, kapan dan di mana saja.

Baca juga: Harus ke Dokter, Ini Cara Diagnosis Fibrosis Paru

Lebih lanjut, penyakit apa saja sih yang bisa dideteksi oleh pemeriksaan spirometri? Berikut beberapa di antaranya:

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK adalah penyakit paru akibat peradangan kronis yang menyebabkan aliran udara jadi terhambat, sehingga menimbulkan batuk, sesak napas, dan mengi. Pengidap PPOK perlu menjalani spirometri mulai sejak penyakit ini didiagnosis sampai sepanjang pengobatan dan pengendaliannya. Pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi PPOK, bahkan pada tahapan paling awal sebelum gejala yang jelas muncul. Tes spirometri biasanya dilakukan setiap 1–2 tahun untuk menilai fungsi pernapasan pada pengidap PPOK.

2. Asma

Asma adalah jenis penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas, sehingga menimbulkan sesak napas dan batuk. Gejala asma biasanya bisa muncul bila terdapat infeksi, alergi, terkena paparan polusi, hingga ketika pengidap dilanda kecemasan.

3. Fibrosis Kistik

Fibrosis kistik adalah penyakit turunan di mana paru-paru dan sistem pencernaan tersumbat oleh lendir yang tebal dan lengket.

4. Fibrosis Paru

Fibrosis paru adalah kondisi yang terjadi saat jaringan paru rusak dan terbentuk jaringan parut pada jaringan paru. Jaringan parut ini kemudian membuat paru menjadi lebih kaku, sehingga mengganggu pernapasan.

Baca juga: Begini Proses untuk Melakukan Pemeriksaan Spirometri

5. Emfisema

Penyakit paru yang satu ini bersifat progresif dalam jangka panjang yang biasanya menyebabkan napas menjadi pendek. Bila kamu sering mengalami napas pendek atau lebih dikenal dengan istilah sesak napas, ada baiknya kamu menjalani pemeriksaan spirometri untuk memastikan adanya penyakit emfisema.

6. Bronkitis Kronik

Bronkitis kronik adalah jenis bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bronkus dan bisa bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan berulang pada tahun berikutnya. Bronkitis kronis lebih sering dialami oleh orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun. Gejala yang perlu kamu waspadai, di antaranya batuk, lendir berwarna putih atau hijau, sesak napas, dan rasa tidak nyaman pada dada.

Cara Kerja Pemeriksaan Spirometri

Sebenarnya, spirometri merupakan salah satu metode pemeriksaan fungsi paru-paru terbaik dan yang paling sering digunakan oleh tim medis.Alat yang digunakan untuk melakukan tes spirometri disebut dengan spirometer, yaitu suatu mesin yang dapat mengukur seberapa baik fungsi paru kamu, mencatat hasilnya, dan menampilkannya dalam bentuk grafik.

Saat menjalani pemeriksaan ini, kamu akan diminta untuk bernapas melalui spirometer, kemudian dokter akan menilai fungsi paru kamu.Tes spirometri biasanya bisa dilakukan di rumah sakit atau tempat praktik dokter, di mana hanya memakan waktu sekitar 15 menit saja. Tes ini akan menunjukkan kondisi paru-paru kamu, termasuk seberapa banyak udara yang bisa kamu hirup dan keluarkan.

Baca juga: Waspadai 5 Penyakit Paru yang Umum Terjadi

Pemeriksaan spirometri juga bisa membantu dokter untuk melihat seberapa gawat atau sudah sampai tahap apa kerusakan paru-paru yang dialami seseorang, serta menilai respon pengobatan terhadap tubuh. Jadi, jika kamu memiliki masalah paru-paru atau pernapasan, coba diskusikan ke dokter tentang kemungkinan diperlukan pemeriksaan spirometri untuk mengetahui adanya penyakit paru.

Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Setelah melakukan pemeriksaan spirometri, dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut dan dapat memberikan pengobatan lebih lanjut.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan