6 Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Bukan Perokok

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 Januari 2022

“Selama ini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sering disangkut pautkan dengan para perokok. Perokok sebenarnya memang lebih rentan terkena PPOK. Kendati demikian, ada beberapa kondisi lain yang juga bisa memicu perkembangan PPOK. Beberapa kondisi ini bahkan kerap tidak disadari atau diabaikan.”

6 Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Bukan Perokok6 Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Bukan Perokok

Halodoc, Jakarta – PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis rentan menyerang para perokok. Kondisi ini terjadi ketika saluran udara kecil di paru-paru mengalami peradangan sehingga menghambat keluar masuknya aliran udara. Akibatnya, pengidap PPOK mengalami sesak napas dan memproduksi dahak.

Kendati demikian, seseorang yang bukan perokok juga bisa terserang penyakit ini. Lantas, apa penyebabnya? Berikut penyebab penyakit paru obstruktif kronis yang bukan disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Selain Rokok, Hal Ini Bisa Sebabkan PPOK

Selain asap rokok, berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis:

1. Asma

Seseorang yang mengidap asma lebih rentan terkena PPOK ketimbang orang lain yang tidak memiliki penyakit bawaan. Pasalnya, penyakit asma yang tidak diobati, lambat laun dapat merusak paru-paru dan menyebabkan PPOK.

2. Paparan bahan kimia

Lingkungan kerja yang berkaitan dengan pembakaran biomassa seperti, kayu, kotoran hewan dan sisa tanaman berisiko menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis apabila dihirup berkepanjangan. Selain biomassa, batu bara sering digunakan untuk memasak dan memanaskan juga bisa memicu PPOK ketiak tingkat paparan asapnya terlalu tinggi.

3. Polusi udara

Paparan polusi udara dan menghirup debu dalam jangka panjang juga dapat memicu penyakit ini. Hal ini mungkin lebih rentan terjadi untuk orang-orang yang sering berkendara dalam kemacetan.

4. Ventilasi yang buruk

Melansir dari Mayo Clinic, asap tembakau, rumah dengan ventilasi buruk sering menjadi penyebab utama PPOK di negara berkembang. Rumah dengan ventilasi buruk dapat membuat asap pembakaran dari memasak, knalpot kendaraan mudah terhirup oleh anggota keluarga yang tinggal di dalamnya.

5. Genetik

Ada kecenderungan genetik yang memicu perkembangan PPOK. Sekitar 5 persen orang yang mengidap PPOK mengalami kekurangan protein yang disebut alpha-1-antitrypsin. Kekurangan ini menyebabkan paru-paru memburuk dan juga dapat mempengaruhi hati. Kendati demikian, mungkin ada faktor genetik lain yang berperan selain kekurangan protein tersebut.

6. Infeksi pernapasan

Masalah pertumbuhan sejak dalam kandungan, prematuritas dan infeksi pernapasan yang sering atau parah di masa kanak-kanak dapat menghambat pertumbuhan paru-paru secara maksimal.

Waspadai Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit Paru Obstruktif Kronis cenderung berkembang perlahan selama bertahun-tahun dan pengidapnya tidak menyadari kehadirannya. Kebanyakan pengidap PPOK tidak memiliki gejala yang terlihat sampai mencapai usia akhir 40-50-an. Kendati demikian, gejala umum PPOK yang bisa dirasakan antara lain:

  • Peningkatan sesak napas, terutama saat berolahraga dan malam hari.
  • Batuk berdahak terus-menerus dengan dahak yang tidak kunjung hilang.
  • Sering mengalami infeksi dada.
  • Mengi terus-menerus.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Kaki bengkak (edema).
  • Nyeri dada.
  • Batuk berdarah.

Gejala biasanya akan semakin memburuk dari waktu ke waktu dan membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit. Jika kamu perokok, sebaiknya mulai hentikan kebiasaan tersebut untuk mencegah perkembangan PPOK lebih lanjut. Bila kamu bukan perokok, usahakan untuk menghindari penyebab-penyebab PPOK di atas sebisa mungkin.

Kamu mungkin perlu konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Segera cek kebutuhan vitamin di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sampai sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!

Referensi :
National Health Services. Diakses pada 2022. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. COPD: Symptoms, Diagnosis, and Treatment.
World Health Organization. Diakses pada 2022. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. COPD.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan