7 Ciri Actinic Keratosis karena Sinar Matahari

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Maret 2019
7 Ciri Actinic Keratosis karena Sinar Matahari7 Ciri Actinic Keratosis karena Sinar Matahari

Halodoc, Jakarta - Sinar matahari memang memiliki banyak keistimewaan bagi tubuh. Misalnya, merangsang tubuh memproduksi vitamin D, hormon serotonin, meningkatkan sirkulasi darah, hingga memperkuat sistem imun. Tapi, di balik manfaatnya, diam-diam sinar matahari juga bisa menimbulkan masalah pada tubuh, khususnya kulit.

Sebut saja contoh kecilnya solar keratosis atau actinic keratosis. Kondisi kulit ini merupakan perubahan kondisi kulit menjadi kasar dan bersisik, karena paparan sinar matahari berlebih selama bertahun-tahun.

Kira-kira bagian tubuh mana sih yang rentan terserang masalah kulit ini? Faktanya, actinic keratosis lebih sering menyerang bagian kulit kepala, wajah, bibir, leher, lengan, sisi belakang tangan, telinga, dan tungkai. Dalam kebanyakan kasus, solar keratosis ini bukanlah kanker. Penyakit ini dianggap sebagai tahap “in situ”, lesi karsinoma sel skuamosa. Artinya, lesi tersebut terbatas di satu lokasi dan tak menyerang jaringan lainnya.

Baca juga:Takut Kena Actinic Keratosis? Ini 7 Tips Mencegahnya

Dalam banyak kasus, masalah kulit ini lebih banyak dialami oleh laki-laki berusia 40 tahun ke atas atau siapa saja yang kerap beraktivitas di bawah sinar matahari dalam jangka waktu yang lama. Di samping itu, orang-orang yang tinggal di dekat garis khatulistiwa juga rentan mengalami hal ini.

Cari Tahu Ciri-Cirinya

Seiring waktu lesi ini bisa menghilang, membesar, tetap sama, atau bahkan berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa. Sayangnya, tak ada cara untuk mengetahui lesi mana yang dapat berkembang menjadi kanker.

Yang perlu diingat, penyakit kulit yang satu ini mulai muncul sebagai area kulit yang tebal, bersisik, dan kering yang umumnya seukuran penghapus pensil yang kecil. Area terdampak ini bisa saja terasa gatal atau panas. Lalu, seperti apa sih ciri-ciri actinic keratosis?

Baca juga:Ini Cara Merawat dan Mencegah Hiperpigmentasi Kulit

  1. Area kulit yang kasar, kering atau bersisik kira-kira diameternya kurang dari 2,5 sentimeter.

  2. Warnanya bermacam-macam, seperti merah muda, merah, atau cokelat.

  3. Dalam beberapa kasus, permukaannya keras, seperti kutil.

  4. Bentuknya datar atau sedikit menonjol pada lapisan atas kulit.

  5. Terasa gatal atau panas di area yang terdampak.

Di samping itu, sebaiknya temui dokter bila dirimu mengalami gejala lanjutan, seperti:

6. Pernah mengalami solar keratosis sebelumnya, dan terlihat ada bintik yang baru.

7. Benjolan atau sisik yang terus tumbuh dan menusuk permukaan kulit .

Baca juga:Bukan Cuma Sinar UV, Ini 2 Penyebab Actinic Keratosis

Tak cuma Sinar UV

Sinar ultraviolet (UV) merupakan penyebab actinic keratosis yang paling utama. Pada dasarnya, kulit memang punya kemampuan untuk memperbaiki kerusakan minor tanpa pengobatan apa pun.

Tapi, ceritanya akan berbeda pada seseorang yang sering terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama. Sebab, kemampuan kulit untuk menahan paparan sinar tersebut akan menurun. Nah, inilah yang nantinya bisa mengakibatkan actinic keratosis.

Yang perlu digarisbawahi, penyebab actinic keratosis sebenarnya tak hanya sinar UV saja. Sebab, ada juga beberapa faktor lainnya yang bisa memicu masalah kulit ini, meski paparan sinar UV pada kulit mereka sangat rendah.

Lalu, hal apa lagi yang bisa meningkatkan faktor risiko masalah kulit ini selain sinar UV?

Baca juga:6 Tips Merawat Kulit Sensitif

  • Memiliki keluarga dengan riwayat actinic keratosis atau kanker kulit.

  • Sedang menjalani kemoterapi kanker.

  • Pengidap leukemia, HIV atau AIDS, atau yang memiliki sistem imun yang rendah.

  • Orang berkulit putih karena memiliki sedikit pigmen kulit.

  • Mengonsumsi obat-obatan yang menekan sistem imun, seperti pada pengidap rheumatoid arthritis atau skleroderma.

  • Baru menjalankan transplantasi organ dikarenakan pengobatan lainnya tak berjalan dengan optimal.

Kamu juga bisa lho mendiskusikan pendidikan seks anak dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan