7 Jenis Gastritis yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Maret 2019
7 Jenis Gastritis yang Perlu Diwaspadai7 Jenis Gastritis yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta – Gastritis merupakan kondisi peradangan atau pengikisan karena lapisan lambung mengalami iritasi. Lambung manusia memiliki kelenjar yang berfungsi menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan. Agar tidak terjadi iritasi, lendir yang tebal ini akan melindungi lambung dengan melapisinya. Gastritis terjadi ketika tidak ada lendir yang melapisi lambung sehingga rentan mengalami iritasi.

Ada berbagai jenis gastritis berdasarkan penyebabnya. Berikut jenis-jenis gastritis yang perlu diwaspadai:

1. Gastritis Kronis

Gastritis kronis terjadi ketika lapisan perut meradang berulang kali dalam jangka waktu yang lama. Ketika kondisi ini terjadi, lapisan perut kehilangan sel dan fungsi pelindung sehingga lapisan perut terkikis secara perlahan dalam jangka waktu lama. Gejala umum gastritis kronis meliputi nyeri perut bagian atas, kembung, muntah, kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan. Meskipun iritasi lambung sering terjadi, tidak semuanya mengacu pada gejala gastritis kronis.

Cara paling umum untuk mengobati gastritis adalah melalui pengobatan dan perubahan pola makan. Tanpa pengobatan yang tepat, gastritis kronis dapat berlanjut selama bertahun-tahun sehingga penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala gastritis kronis tetap ada.

Baca Juga : 4 Jenis Gangguan Lambung

2. Gastritis Akut

Penyebab paling umum gastritis akut adalah terlalu sering menggunakan obat-obatan non-steroidal anti-inflamasi (NSAID) seperti ibuprofen, sodium naproxen, dan diklofenak. Penyebab lain gastritis akut berupa penyalahgunaan alkohol, kortikosteroid, kemoterapi, infark miokard, dan stres.

Gastritis akut dapat didiagnosis berdasarkan gejalanya, yakni melalui sampel jaringan atau endoskopi. Jika dilihat melalui mikroskop, jaringan lambung yang terkena gastritis akut tampak merah, meradang, dan mengandung pembuluh darah berlebihan (hiperemia). Dalam kasus ringan, pengidapnya mungkin mengalami iritasi perut dan gangguan pencernaan.

Pada kasus sedang hingga berat, pengidap dapat mengalami sakit perut bagian atas (epigastrik), mual, hingga muntah darah. Meskipun tidak ada pedoman pengobatan khusus untuk gastritis akut, obat-obatan dan atau perubahan gaya hidup dapat membantu meringankan gejala.

3. Gastritis Atrofi

Gastritis atrofi atau biasa dikenal sebagai gastritis tipe A atau B, adalah subtipe dari gastritis kronis. Perbedaan antara atrofi dan bentuk gastritis lainnya adalah kematian kelenjar lambung dan penggantiannya dengan usus dan jaringan fibrosa. Perut diharuskan mengeluarkan bahan kimia seperti asam klorida, pepsin, dan faktor intrinsik untuk mencerna makanan. Pada pengidap gastritis atrofi, fungsi lambung terganggu karena sel-sel yang diperlukan telah mati. Gastritis atrofi menyebabkan komplikasi kesehatan serius seperti defisiensi zat besi. Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan seperti konsumsi antibiotik, antasida, suplemen zat besi atau suplemen B12.

Baca Juga : 9 Cara untuk Merawat Gastritis

4. Gastritis Antral

Gastritis antral adalah bentuk peradangan lambung yang lebih jarang daripada gastritis akut atau kronis. Jenis gastritis antral tergolong unik karena terjadi di bagian bawah perut (antrum). Lansia lebih berisiko mengidap gastritis jenis ini. Gastritis antral dapat disebabkan oleh virus, bakteri, cedera lambung, atau obat-obatan. Gejala umum untuk jenis gastritis ini adalah gangguan pencernaan. Selain itu, peradangan di perut dapat menyebabkan beberapa pengidapnya merasakan sensasi terbakar di perut. Gastritis antral dapat diobati dengan antasida atau antibiotik jika terdapat infeksi bakteri.

5. Gastritis Autoimun

Gastritis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi sel lambung sebagai benda asing. Kondisi ini memengaruhi produksi asam lambung dan menyerap Vitamin B12 yang mengakibatkan anemia. Gejala utama gastritis autoimun adalah mual, muntah, perasaan kenyang di perut bagian atas, dan sakit perut. Gastritis autoimun juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti defisiensi folat, besi, dan vitamin B12.

6. Gastritis Erosif

Gastritis erosif  menyebabkan timbulnya borok dan perdarahan di lapisan perut. Dalam kasus yang parah, gastritis erosif menyebabkan ketidaknyamanan ekstrem setiap kali mengonsumsi makanan. Gejalanya berupa muntah darah dan feses berwarna hitam. Jenis gastritis ini paling sering disebabkan karena konsumsi obat-obatan seperti steroid, NSAID, atau obat antiinflamasi. Penyakit ini juga dapat muncul karena kerusakan pada lapisan perut akibat penyakit Crohn, infeksi dari bakteri E. coli, dan alergi makanan.

Baca Juga : 8 Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Gastritis

7. Gastritis Alkohol

Gastritis alkohol adalah gastritis yang disebabkan karena konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan. Alkohol membatasi kemampuan lambung untuk menghasilkan asam sehingga memicu terjadinya peradangan. Gejalanya berupa rasa sakit di daerah perut bagian atas, kehilangan nafsu makan, muntah, atau kembung.

Jika kamu mengalami gejala atau kondisi yang sesuai dengan uraian di atas, segera berdiskusi dengan dokter. Gunakan fitur Contact Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan