7 Risiko Program Bayi Tabung untuk Menjadi Pertimbangan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 April 2021
7 Risiko Program Bayi Tabung untuk Menjadi Pertimbangan7 Risiko Program Bayi Tabung untuk Menjadi Pertimbangan

Halodoc, Jakarta - Umumnya, memiliki momongan adalah impian bagi kebanyakan pasangan yang baru saja menikah. Sayangnya, tidak semua pasangan beruntung mendapatkan bayi yang didamba-dambakannya. 

Pada dasarnya, banyak faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya seorang pasangan dikaruniai seorang anak. Bagi mereka yang memiliki masalah kesuburan, ada salah satu opsi untuk mendapatkan keturunan, salah satunya melalui bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF). 

Hal yang perlu ditegaskan, program bayi tabung tidak sepenuhnya bebas risiko. Pada beberapa kasus program bayi tabung bisa menimbulkan masalah pada ibu atau janin yang dikandungnya. Mau tahu apa saja risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum merencanakan program bayi tabung?

Baca juga: Ini Serba-serbi Bayi Tabung yang Perlu Diketahui

Kemungkinan Risiko pada Program Bayi Tabung

Baik program bayi tabung atau prosedur medis lainnya, pada umumnya selalu menyimpan risiko, baik kecil atau besar. Mengenai program bayi tabung ini, ibu juga harus tahu kalau IVF atau bayi tabung tak selalu berhasil pada percobaan pertama. Lantas apa saja risiko yang perlu diketahui sebelum berencana melakukan program bayi tabung?

Dikutip dari National Institutes of Health, program bayi tabung melibatkan sejumlah besar energi fisik dan emosional, waktu, dan uang. Banyak pasangan yang mengalami ketidaksuburan menderita stres dan depresi.

Nah, berikut ini risiko program bayi tabung menurut NIH dan sumber-sumber lainnya: 

1. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Program bayi tabung bisa memicu sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome/OHSS). Kondisi ini menyebabkan penumpukan cairan di perut dan dada.

Gejalanya meliputi sakit perut, kembung, berat badan meningkat dengan cepat (contohnya 4,5 kilogram dalam 3 sampai 5 hari), buang air kecil berkurang meskipun minum banyak cairan, mual, muntah, dan sesak napas. 

2. Keguguran

Tingkat keguguran pada wanita yang hamil menggunakan IVF sekitar 15 - 25 persen,angka tersebut meningkat seiring dengan usia ibu.

Baca juga: Benarkah Stres Berpengaruh pada Keberhasilan Bayi Tabung?

3. Kehamilan Ektopik

Sekitar 2-5 persen wanita yang menjalani program bayi tabung, bisa mengalami kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), saat sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat bertahan hidup di luar rahim, dan tidak ada cara untuk melanjutkan kehamilan.

4. Cacat Lahir

Usia ibu adalah faktor risiko utama perkembangan cacat lahir, tidak peduli bagaimana anak itu dikandung, termasuk melalui program bayi tabung.

Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah bayi yang dikandung dengan menggunakan IVF dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu.

5. Kanker

Terdapat beberapa penelitian awal yang menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara obat tertentu yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan sel telur (pemberian obat pada saat program bayi tabung), dan perkembangan jenis tumor ovarium tertentu. 

Namun, penelitian yang lebih baru tidak mendukung temuan ini. Tampaknya tidak ada peningkatan risiko kanker payudara, endometrium, serviks, atau ovarium secara signifikan setelah menjalani program bayi tabung.

6. Berbagai Tekanan Mental dan Fisik

Program bayi tabung dapat menguras finansial, fisik, dan emosional. Maka dari itu, dukungan dari konselor, keluarga, dan teman dekat sangat dibutuhkan saat ibu dan pasangan menjalan program bayi tabung.

Baca juga: Memutuskan untuk Bayi Tabung, Ini Perkiraan Biayanya

7. Risiko lainnya

Menurut NIH, ada pula risiko program bayi tabung lainnya yang perlu diwaspadai, yaitu: risiko pengambilan sel telur termasuk reaksi terhadap anestesi, perdarahan, infeksi, dan kerusakan struktur di sekitar ovarium, seperti usus dan kandung kemih.

Mau tahu lebih jauh mengenai program bayi tabung beserta prosedur dan risiko lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021. In vitro fertilization (IVF)
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. In vitro fertilization (IVF)
American Pregnancy Association. Diakses pada 2021. Infertility. In Vitro Fertilization.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan