8 Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan oleh Pengidap PPOK

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 November 2021
8 Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan oleh Pengidap PPOK8 Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan oleh Pengidap PPOK

“Pengidap penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat mengalami sesak napas yang menyulitkan kehidupannya. Maka dari itu, pengidap PPOK wajib mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat supaya gejalanya bisa dikendalikan. Berikut anjuran dan pantangan yang harus diketahui pengidap PPOK”

Halodoc, Jakarta – Penyakit paru obstruktif kronis yang sering disingkat PPOK adalah penyakit kronis atau jangka panjang yang menyerang paru-paru. PPOK menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidapnya kesulitan dalam bernapas. Hidup dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dapat menyulitkan pengidapnya, terutama jika gejalanya memburuk.

Itu sebabnya, pengidap perlu mengetahui pantangan dan anjuran PPOK supaya gejalanya bisa dikendalikan sehingga membuat pengidap merasa lebih baik. Nah, berikut sejumlah hal yang harus dan jangan dilakukan oleh pengidap PPOK:

1. Berhenti merokok

Merokok dapat membuat gejala PPOK berkembang lebih cepat. Itu sebabnya, kamu wajib menghentikan kebiasaan merokok sesegera mungkin. Bukan cuma mempercepat perkembangan gejala, merokok juga dapat menyebabkan penyakit serius lainnya seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, sampai kanker.

Sebuah studi yang dilakukan selama lima tahun di Cina melaporkan bahwa pengidap PPOK yang berhenti merokok mengalami peningkatan kelangsungan hidup secara signifikan. Di antara 204 peserta uji coba, 73 orang yang tidak berhenti merokok telah meninggal dibandingkan dengan hanya 40 orang dalam kelompok yang berhenti merokok.

2. Mulai berolahraga

Olahraga memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kualitas tidur, menjaga kesehatan emosional, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sebuah laporan pada tahun 2013 yang telah diunggah di European Respiratory Review, olahraga dengan intensitas tinggi mampu meningkatkan kesehatan pernapasan pada pengidap PPOK. 

Namun, jika pengidap tidak mampu melakukan olahraga intensitas tinggi karena mengalami gejala yang cukup parah, olahraga dengan interval sedang juga sudah cukup.

Latihan interval bisa ditingkatkan intensitas latihannya menjadi 90-95 persen dari detak jantung maksimum selama beberapa menit dan kemudian diperlambat ke tingkat yang lebih santai selama beberapa menit. Dengan demikian, pengidap tetap bisa mendapatkan manfaat olahraga meski mengalami gejala yang cukup parah.

3. Menjaga kebersihan

Meskipun dua penyebab utama PPOK adalah infeksi paru-paru dan polusi udara, seringkali penyebab utama PPOK tidak diketahui. Untuk meminimalkan perkembangan PPOK, kamu wajib mencuci tangan secara rutin dan mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan oleh dokter. Gejala yang tidak terkendali dapat berisiko fatal bahkan dapat menyebabkan kematian. Itu sebabnya, penting untuk mencegahnya dengan menjaga kebersihan diri.

4. Minum obat secara rutin

Pastikan kamu mengonsumsi obat dan melaksanakan rencana perawatan yang dianjurkan oleh dokter. Ini penting dilakukan untuk mengelola gejala PPOK supaya tidak semakin memburuk. Melewatkan jadwal konsumsi obat bisa berdampak besar pada kualitas hidup pengidap PPOK. PPOK mungkin tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati sehingga kualitas hidup pengidapnya bisa semakin panjang.

5. Rutin melakukan terapi oksigen

Melansir dari Verywell Health, sebagian besar pengidap PPOK mendapatkan manfaat yang signifikan dari terapi oksigen. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh diantaranya, peningkatan kualitas tidur, suasana hati, dan kewaspadaan mental. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa menggunakan oksigen setidaknya selama 15 jam per hari dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pengidap PPOK.

6. Hindari stres

Stres kronis sangat rentan dialami oleh pengidap penyakit kronis. Padahal, stres kronis dapat memperburuk gejala PPOK jika tidak segera diatasi. Untuk menghindari stres, kamu bisa mencoba berlatih meditasi, teknik pernapasan atau melakukan hobi yang kamu sukai.

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengelola kecemasan dan depresi, dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menjalani perawatan secara konsisten. Selain meditasi, terapi perilaku kognitif, antidepresan, dan intervensi medis lainnya juga dapat membantu menghilangkan stres dan depresi.

7. Hindari konsumsi junk food

Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori dapat menyebabkan obesitas dan memperburuk kemampuan seseorang untuk bernapas. Ditambah lagi, junk food seringkali mengandung tinggi garam yang dapat menahan cairan. Retensi cairan ini dapat menyebabkan pengidap lebih sulit bernapas. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari mengonsumsi junk food sepenuhnya karena dapat memperburuk gejala PPOK.

8. Dapatkan waktu tidur yang berkualitas

Setiap orang membutuhkan tidur yang berkualitas, terutama untuk pengidap PPOK. Tidur dapat menjaga sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, sebagian besar pengidap PPOK sering mengalami berbagai gangguan tidur. Menurut COPD Foundation, sleep apnea, suatu kondisi di mana pernapasan berhenti saat tidur, terjadi pada 10-15 persen pengidap PPOK.

Seseorang yang mengalami sleep apnea harus bicara dengan dokter tentang perubahan gaya hidup dan perawatan yang dapat membantu kondisi tersebut. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari dapat membantu pengidap PPOK mendapatkan waktu tidur yang teratur setiap harinya.

Jika gejala PPOK semakin memburuk, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Supaya lebih mudah dan praktis, buat janji rumah sakit terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Yuk download Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2021. 10 Lifestyle Changes That Can Improve COPD.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
Everyday Health. Diakses pada 2021. 10 Habits That Can Worsen COPD.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan