8 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencegah Terkena Kolera

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Maret 2019
8 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencegah Terkena Kolera8 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencegah Terkena Kolera

Halodoc, Jakarta - Nama ‘kolera’ tentu sudah tidak asing di telinga. Penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dan membuat pengidapnya mengalami dehidrasi akibat diare parah. Kolera dapat mudah menular, dan biasanya terjadi melalui air yang terkontaminasi. Jika tidak segera ditangani, kolera dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Adakah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kolera?

Kolera biasanya mewabah di daerah yang padat penduduk tanpa sanitasi yang memadai. Dengan perawatan yang cepat dan tepat, kolera sebenarnya dapat diatasi dengan baik. Perawatan yang murah dan sederhana, seperti oralit, bisa digunakan untuk mencegah dehidrasi akibat kolera.

Gejala yang dialami pengidap kolera dapat bervariasi. Malah, tidak semua pengidap kolera mengalami gejala, sehingga mereka kerap tidak sadar telah terinfeksi Vibrio cholerae atau bakteri penyebab kolera. Beberapa gejala yang umum dialami dapat berupa:

  • Diare, yang bisa muncul secara tiba-tiba. Diare akibat kolera bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, yaitu sekitar 1 liter per jam. Sulit untuk membedakan antara diare akibat kolera atau penyakit lain. Namun, diare akibat kolera biasanya akan menyebabkan pengidap tampak pucat.

  • Mual dan muntah. Orang yang terjangkit bakteri kolera akan merasa mual dan muntah selama beberapa jam pada tahap awal terinfeksi.

  • Kram perut. Dapat terjadi akibat hilangnya kadar sodium, klorida, dan potasium akibat diare berkepanjangan.

  • Dehidrasi. Kolera yang telah menyebabkan gejala selama beberapa jam bisa mengakibatkan dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh.

Baca juga: Ini Gejala Seseorang Terkena Kolera yang Harus Diketahui

Pada saat mengalami dehidrasi akibat kolera, seseorang dapat merasakan beberapa gejala seperti:

  • Mulut terasa kering.

  • Aritmia atau gangguan irama jantung.

  • Mata cekung.

  • Mudah marah.

  • Merasa sangat haus.

  • Tubuh lesu.

  • Hipotensi atau tekanan darah rendah.

  • Letargi.

  • Urine yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada.

  • Kulit berkerut dan kering.

Gejala kolera pada anak-anak sering kali lebih berat dibandingkan dengan dewasa. Anak-anak yang terjangkit bakteri kolera lebih rentan terkena hipoglikemia atau gula darah rendah yang bisa menyebabkan kejang, hilang kesadaran, dan bahkan koma. Segera temui dokter jika mengalami gejala diare yang parah dan dehidrasi untuk mendapatkan penanganan lanjutan yang tepat.

Baca juga: Hati-Hati, Kolera Bisa Menyerang Hewan Unggas

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Kolera

Untuk mencegah kolera, sebaiknya senantiasa menjaga kebersihan diri dan makanan. Risiko terjangkit kolera pun dapat dikurangi dengan melakukan beberapa hal berikut:

  1. Hindari membeli makanan dari penjaja keliling, pedagang kaki lima, atau makanan yang kebersihannya tidak terjamin. Konsumsilah makanan yang benar-benar matang.

  2. Hindari mengonsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak sampai matang.

  3. Hindari konsumsi susu mentah dan waspadai produk olahan susu (misalnya es krim), karena sering terkontaminasi bakteri.

  4. Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Sebelum dibasuh dengan air, gosok kedua tangan dengan sabun setidaknya selama 15 detik. Gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol, jika tidak ada sabun dan air.

  5. Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih. Pada umumnya, minuman botol, kaleng, atau minuman hangat lebih aman. Namun sebelum membuka minuman kemasan, lap bagian luarnya terlebih dahulu.

  6. Berkumurlah dengan air bersih setelah menyikat gigi.

  7. Hindari makan salad dan buah-buahan yang tidak dikupas, seperti buah anggur. Pilih sayuran dan buah-buahan yang bisa dikupas sendiri, seperti kiwi, pisang, dan pepaya.

  8. Vaksinasi juga bisa dilakukan agar tidak tertular bakteri kolera, namun distribusi vaksin ini masih terbatas. Saat ini, ada tiga merk vaksin kolera yang lolos uji pre-kualifikasi WHO, yakni Dukoral, Shanchol, and Euvichol. Vaksin ini diberikan secara oral dan diperuntukkan bagi orang-orang yang akan bepergian ke daerah wabah kolera dan bagi mereka yang memiliki akses pelayanan medis terbatas (misalnya petugas bantuan kemanusiaan).

Baca juga: Ketahui Penanganan Penyakit Kolera pada Anak

Itulah sedikit penjelasan tentang kolera dan cara pencegahannya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan