Actinic Keratosis Rentan Menyerang Orang Berkulit Pucat, Kok Bisa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Maret 2019
Actinic Keratosis Rentan Menyerang Orang Berkulit Pucat, Kok Bisa?Actinic Keratosis Rentan Menyerang Orang Berkulit Pucat, Kok Bisa?

Halodoc, Jakarta - Actinic keratosis, atau yang juga dikenal dengan nama ‘solar keratosis’, adalah perubahan kondisi kulit menjadi kasar dan bersisik, karena paparan sinar matahari berlebih selama bertahun-tahun. Kondisi ini umumnya menyerang kulit pada bagian wajah, bibir, kulit kepala, leher, telinga, lengan, sisi belakang tangan, dan tungkai. Benarkah penyakit ini rentan menyerang orang berkulit pucat?

Sebenarnya, semua orang dapat terkena penyakit ini. Terlebih jika kerap beraktivitas di bawah sinar matahari untuk jangka waktu yang lama. Namun, orang berkulit pucat atau putih memiliki pigmen kulit yang lebih sedikit, jika dibandingkan dengan mereka yang berkulit gelap. Hal ini membuat mereka yang berkulit pucat lebih rentan terserang actinic keratosis, walaupun tidak terlalu banyak terpapar sinar ultraviolet.

Baca juga: 7 Ciri Actinic Keratosis karena Sinar Matahari

Rentan Menyerang Orang yang Tinggal di Negara dengan Cuaca Terik

Penyebab utama solar keratosis adalah paparan terhadap sinar matahari, atau tepatnya sinar ultraviolet (UV) secara berlebih. Kondisi ini biasanya terjadi di negara dengan cuaca terik seperti Indonesia dan Australia, atau di negara-negara yang penduduknya kerap menggunakan alat tanning.

Secara umum, kulit memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan minor tanpa pengobatan apa pun. Namun, bagi seseorang yang sering terpapar sinar matahari dalam jangka waktu yang lama, seperti kuli bangunan atau petani, kemampuan kulit menahan paparan tersebut akan menurun dan mengakibatkan actinic keratosis terjadi. Kondisi ini juga bisa terjadi pada siapa pun yang sering berjemur di bawah panas terik.

Baca juga: Bukan Cuma Sinar UV, Ini 2 Penyebab Actinic Keratosis

Adapun juga beberapa faktor yang dapat memicu actinic keratosis terjadi, walaupun paparan sinar UV mereka sangat rendah, yaitu:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat solar keratosis atau kanker kulit.
  • Memiliki sedikit pigmen kulit, yaitu orang yang berkulit putih.
  • Pengidap HIV/AIDS, leukemia, atau yang memiliki sistem imun rendah.
  • Sedang mengonsumsi obat-obatan yang menekan kemampuan sistem imun tubuh, seperti pada pengidap rheumatoid arthirtis atau skleroderma.
  • Sedang menjalankan kemoterapi kanker.
  • Baru menjalankan transplantasi organ dikarenakan pengobatan lainnya tidak bekerja dengan optimal.

Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Bagi kamu yang sering beraktivitas di bawah sinar matahari, sangat disarankan untuk melakukan langkah pencegahan sebagai berikut:

  • Menggunakan losion tabir surya yang tahan air dan mengandung SPF 30 di seluruh tubuh secara merata. Jangan lupa untuk mengolesi pelembap bibir dengan kandungan tabir surya. Ulangi setiap 2 jam, khususnya jika berkeringat atau setelah berenang.
  • Usahakan untuk tidak beraktivitas di bawah sinar matahari secara langsung pada pukul 11 siang hingga 3 sore karena sinar ultraviolet yang dipancarkan pada jam tersebut sangat tinggi.
  • Selalu lindungi kulit dengan menggunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, kaos kaki, sepatu tertutup, jaket, dan topi. Usahakan untuk menggunakan bahan yang dapat menjaga kulit dari paparan sinar matahari.
  • Sangat disarankan untuk menghindari penggunaan sunbed dikarenakan dapat memancarkan sinar UV dan radiasi yang dapat merusak kulit.
  • Lakukan pemeriksaan kulit secara rutin agar bisa dilakukan penanganan secara langsung ketika gejala-gejala solar keratosis terdeteksi.

Baca juga: Takut Kena Actinic Keratosis? Ini 7 Tips Mencegahnya

Itulah sedikit penjelasan tentang actinic keratosis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan