Adakah Perbedaan Antara Batuk Biasa dan Batuk Amandel?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 November 2021
Adakah Perbedaan Antara Batuk Biasa dan Batuk Amandel?Adakah Perbedaan Antara Batuk Biasa dan Batuk Amandel?

“Batuk adalah refleks umum ketika terdapat benda asing dalam tenggorokan. Batuk biasa umumnya sembuh kurang dari tiga minggu, dan terkadang menjadi tanda kondisi medis seperti flu. Selain flu, radang amandel juga memiliki gejala batuk. Mengingat amandel, dua jaringan yang terletak di sisi belakang tenggorokan.”

Halodoc, Jakarta – Batuk adalah refleks umum untuk membersihkan tenggorokan dari lendir atau iritasi dari benda asing. Namun, di sisi lain batuk juga bisa menandakan gejala kondisi tertentu. Batuk biasa umum berlangsung kurang dari tiga minggu. Jika batuk berlangsung antara tiga hingga delapan minggu, maka dianggap sebagai batuk subakut hingga batuk kronis.

Radang amandel juga salah satu kondisi yang memiliki gejala batuk. Jika radang amandel berkembang, maka salah satu gejalanya yaitu batuk. Bahkan batuk amandel bisa mengeluarkan batu amandel. Perlu diketahui, amandel adalah dua bantalan jaringan yang terletak di sisi belakang tenggorokan. Sehingga wajar jika amandel meradang akan menimbulkan gejala batuk. 

Baca juga: Bisakah Amandel Kambuh Saat Dewasa?

Perbedaan Gejala Batuk Amandel dengan Batuk Biasa

Terkadang batuk ataupun sakit tenggorokan bisa disebabkan oleh radang amandel. Sementara itu, radang amandel disebabkan oleh virus atau bakteri. Meskipun amandel bertugas membantu melawan infeksi, tapi ia juga bisa terinfeksi. Ketika amandel terinfeksi, maka bisa mengakibatkan radang amandel, sakit tenggorokan, dan batuk amandel yang sangat menyakitkan. 

Lantas bagaimana gejalanya? Selain sakit tenggorokan, batuk biasa umumnya disertai gejala seperti pilek atau hidung tersumbat. Sementara radang amandel disertai gejala amandel yang membengkak dan bintik-bintik putih atau kuning. Gejala yang menyertai batuk amandel termasuk:

  • Bau mulut.
  • Demam.
  • Perubahan suara karena pembengkakan.
  • Sakit saat menelan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher. 

Baca juga: Amandel pada Anak, Perlukah Dioperasi?

Jika kamu tidak yakin apakah batuk yang kamu alami merupakan batuk biasa atau batuk amandel, maka diperlukan pemeriksaan dokter. Kamu bisa membuat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan diagnosa yang tepat. 

Untuk mendiagnosis radang amandel, dokter akan melakukan pemeriksaan umum dan memeriksa pembengkakan di sekitar amandel, yang biasanya disertai bintik-bintik putih. Dokter juga dapat memeriksa bagian luar tenggorokan jika ada gejala pembesaran kelenjar getah bening dan ruam.

Dokter juga perlu melakukan swab dari area yang terinfeksi untuk pemeriksaan lebih dekat. Dengan menggunakan cara ini, dokter dapat menentukan apakah penyebab batuk adalah infeksi virus atau bakteri. 

Baca juga: Begini 6 Cara Simpel Mengatasi Sakit saat Menelan

Penanganan Amandel dengan Gejala Batuk

Kamu bisa menggunakan obat pereda nyeri bebas resep untuk mengatasi gejala amandel. Jika amandel disebabkan infeksi bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Kamu juga bisa cek kebutuhan medis melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Nah, beberapa pengobatan sederhana dapat mengurangi gejala amandel, seperti:

  • Istirahat yang cukup agar tubuh memiliki energi untuk melawan infeksi.
  • Minum banyak cairan untuk mencegah tenggorokan kering, batuk, dan ketidaknyamanan.
  • Berkumur dengan air garam dapat mengurangi ketidaknyamanan.
  • Menghisap pelega tenggorokan untuk menenangkan tenggorokan.
  • Menghindari iritasi, seperti rokok dan area berasap, untuk membantu mengurangi gejala seperti batuk amandel. 
  • Nyalakan pelembab udara atau uap dari air hangat untuk meredakan batuk amandel.
  • Konsumsi obat, seperti ibuprofen atau acetaminophen, dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. 

Tindakan paling penting yang dapat dilakukan untuk mencegah radang amandel adalah menerapkan kebersihan mulut yang baik. Contohnya dengan menyikat gigi dan lidah dengan benar, flossing, dan menggunakan obat kumur bebas alkohol, untuk menurunkan jumlah bakteri di mulut. 

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. All you need to know about tonsillitis
Healthline. Diakses pada 2021. Can You Cough Up Tonsil Stones?
WebMD. Diakses pada 2021. Is Your Sore Throat a Cold, Strep Throat, or Tonsillitis?
Medical News Today. Diakses pada 2021. Wet coughs: What to know.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan