Adakah Tindakan Efektif untuk Cegah Sindrom Asperger?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   11 Agustus 2019
Adakah Tindakan Efektif untuk Cegah Sindrom Asperger? Adakah Tindakan Efektif untuk Cegah Sindrom Asperger?

Halodoc, Jakarta - Semua orangtua pasti menginginkan anak mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas. Hal ini bisa dilihat kelincahan mereka saat bermain, mudah bersosialisasi dengan lingkungan, serta punya keinginan kuat untuk mempelajari hal baru. Namun sayangnya tidak semua anak lahir dengan kondisi yang sempurna, sebuah penyakit bernama Sindrom Asperger bisa dialami anak dan membuatnya tidak seaktif anak-anak lain.

Sindrom Asperger adalah gangguan neurologis atau saraf yang tergolong ke dalam gangguan spektrum autisme. Akibatnya tidak diketahui cara apa yang dapat mencegah sindrom Asperger. Cara yang bisa dilakukan adalah mencegah infeksi penyakit tertentu selama masa kehamilan. Selain itu, penyakit ini tergolong dalam penyakit genetik sehingga tidak bisa dicegah. 

Baca Juga: Sindrom Asperger Beda dengan Autisme, Ini Penjelasannya

Saat Mengalami Sindrom Asperger, Apa Saja yang akan Dialami Anak?

Penting untuk diketahui dahulu bahwa terdapat perbedaan mendasar antara sindrom autisme dan Asperger. Anak yang mengidap autisme mengalami kemunduran kecerdasan dan kemampuan bahasa, sementara anak dengan sindrom Asperger umumnya cerdas dan mampu berbahasa dengan baik. Namun, mereka tampak canggung saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Sindrom ini bisa bertahan hingga dewasa, jadi penanganan sejak dini wajib dilakukan. Meski tidak ada obat ampuh untuk mengatasinya, namun beberapa perawatan bisa meningkatkan kemampuan anak yang membantunya untuk mampu berinteraksi dengan orang lain secara normal. Sementara itu beberapa hal yang terjadi pada anak dengan sindrom Asperger, yaitu:

  • Tidak bisa melakukan kontak mata;

  • Sulit memahami bahasa tubuh;

  • Ekspresi selalu datar;

  • Sering mengulang-ulang aktivitas;

  • Nyaman melakukan  hal yang itu-itu saja;

  • Kurang peka;

  • Mengalami gangguan motorik, dan fisik atau koordinasi.

Jika kamu menemukan anak memiliki gejala di atas, segera bawa anak ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Buat janji dengan dokter dapat dilakukan tanpa repot hanya dalam genggaman melalui aplikasi Halodoc.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Sindrom Asperger

Bagaimana Cara Mengatasi Sindrom Asperger?

Sindrom Asperger masih berada dalam satu spektrum dengan autisme, maka perawatan bisa jadi sama. Namun penting diingat sekali lagi bahwa tidak ada cara untuk mencegah sindrom Asperger. Sementara itu, beberapa usaha bisa dilakukan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan anak dalam berinteraksi. Bentuk penanganan ini diberikan melalui terapi yang berupa:

  • Terapi Bahasa, Bicara, dan Sosialisasi. Anak dengan penyakit ini sebenarnya pandai dalam menguasai bahasa dan berbicara. Hanya saja, kemampuan ini tidak mampu dilakukan kepada orang lain. Terapi ini mencoba untuk membiasakan anak berbicara kepada orang lain, melakukan kontak mata ketika berinteraksi, serta membahas topik yang juga diinginkan oleh lawan bicara.

  • Terapi Fisik. Fisioterapi dapat melatih kekuatan anggota-anggota tubuh. Sejumlah latihan rutin yang bisa diterapkan ialah lari, melompat, naik-turun tangga, atau bersepeda.

  • Terapi Okupasi. Terapi ini akan menggabungkan latihan fisik, kognitif, dan pancaindra. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kemampuan kognitif, fisik, sensorik, motorik, serta memperkuat kesadaran dan penghargaan kepada diri.

  • Terapi Perilaku Kognitif. Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengajarkan kepada anak mengenai cara-cara untuk mengungkapkan perasaannya dan bergaul dengan teman sebaya atau orang-orang di sekitarnya. Ia juga akan dilatih untuk mengendalikan rangsangan yang diterima indera-indera tubuh, rasa takut, cemas, keinginan, penolakan, dan ledakan emosi.

Sementara itu, terdapat juga beberapa obat-obatan yang bisa diberikan, antara lain: 

  • Aripiprazole - meredakan keinginan untuk marah;

  • Olanzapine - menekan sifat terlalu aktif (hiperaktif);

  • Risperidone - mengurangi perasaan gelisah dan sulit tidur (insomnia);

  • Antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) - mengurangi keinginan untuk melakukan kegiatan yang berulang-ulang.

Pengobatan akan difokuskan untuk menangani tiga gejala utama, yakni minimnya kemampuan komunikasi, kebiasaan obsesif-repetitif, hingga lemahnya kondisi fisik. Buat orangtua yang memiliki anak dengan sindrom Asperger, pastikan anak agar selalu berada dalam pengawasan.

Baca Juga: 4 Jenis Autis yang Perlu Diketahui

Referensi:
Cleveland Clinic (2019). Asperger Syndrome. 
Family Doctor (2019). Asperger’s Syndrome. 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan