Agar Bayi Terhindar dari Hepatitis B, Ini yang Harus Dilakukan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Desember 2018
Agar Bayi Terhindar dari Hepatitis B, Ini yang Harus DilakukanAgar Bayi Terhindar dari Hepatitis B, Ini yang Harus Dilakukan

Halodoc, Jakarta - Hepatitis B dapat diidap oleh siapa saja, termasuk juga bayi. Bayi yang mengidap hepatitis B mungkin disebabkan oleh ibunya yang mengidap penyakit tersebut. Hepatitis B adalah infeksi pada hati yang dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain melalui darah, air mani, hingga cairan tubuh lain. Hal tersebut dapat menyebabkan penyakit hati.

Hepatitis B dapat memberikan dampak negatif bagi bayi. Pada ibu yang mengidap hepatitis B, terdapat risiko yang meningkat ketika akan melahirkan, yaitu bayi lahir dengan prematur, kelainan anatomi dan fungsi tubuh, dan hingga bayi lahir dengan berat badan di bawah rata-rata (BBLR).

Bayi yang mengidap hepatitis B semenjak lahir dan tidak mendapat vaksin segera dapat berkembang menjadi kronis. Hal ini lah yang membuat kesehatan akan menjadi penyakit kronis di masa depan, penyakit-penyakit tersebut adalah kerusakan hati dan mungkin kanker hati.

Cara Hindari Hepatitis B pada Bayi

  1. Memberikan Vaksin Hepatitis B

Bayi-bayi yang baru lahir diwajibkan untuk mendapatkan virus hepatitis B. Apabila bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang mengidap hepatitis B, bayi tersebut akan diberikan immunoglobulin HBIG pada 12 jam setelah dilahirkan untuk mencegah bayi tersebut dari hepatitis B.

Apabila bayi ibu tidak diberikan vaksin tersebut setelah dilahirkan, ibu harus pastikan apabila anak ibu akan mendapatkan vaksin tersebut ketika usianya satu bulan. Bayi yang telah diberikan vaksin tersebut akan memiliki kecenderungan lebih terlindungi dari infeksi hepatitis tersebut.

Selain itu, anak ibu juga harus menerima vaksin lanjutan ketika berumur 3 hingga 4 tahun. Anak ibu harus diberikan dosis booster agar dapat terlindung dari penyakit hepatitis B, supaya seumur hidupnya kuat terhadap serangan penyakit tersebut.

  1. Selalu Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin saat Kehamilan

Jika ibu didiagnosis positif hepatitis ketika hamil, cobalah untuk melakukan pengecekan medis apakah penyakit hepatitis B yang ibu idap termasuk dalam kategori akut atau kronis. Dokter akan melakukan tindakan medis untuk mengambil contoh jaringan hati untuk menentukan separah apa kerusakan hati yang terjadi.

Selain itu, tes darah dapat membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang akan diambil. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk mengubah gaya hidup supaya tercegah dari kondisi yang lebih parah. Di samping itu, tes darah juga dilakukan untuk menentukan apabila obat antivirus harus dikonsumsi atau tidak selama kehamilan terjadi. Obat tersebut untuk mengurangi risiko infeksi terjadi pada bayi ketika lahir.

Reaksi yang Mungkin Terjadi Setelah Mendapat Vaksin

Reaksi yang umum terjadi setelah vaksin diberikan adalah tubuh terasa sedikit sakit, serta munculnya kemerahan dan bengkak pada area yang diberikan vaksin. Pada beberapa anak mungkin akan mengalami demam, cerewet, atau pun kelelahan. Selain itu, pengidap harus menunggu selama 15 menit setelah mendapatkan vaksin di rumah sakit atau klinik. Hal tersebut dilakukan karena terdapat reaksi alergi, walaupun terbilang sangat langka, yang mungkin terjadi dan dapat mengancam seseorang, yaitu anafilaksis.

Itu lah cara yang bisa dilakukan supaya bayi terhindar dari penyakit hepatitis B yang dapat membahayakan masa depan anak. Jika ibu mempunyai pertanyaan perihal penyakit hepatitis B, ibu dapat bertanya pada dokter-dokter dari Halodoc. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan