Agar Tidak Semakin Parah, Begini Cara Deteksi Dini Hepatitis

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   28 Juli 2019
Agar Tidak Semakin Parah, Begini Cara Deteksi Dini HepatitisAgar Tidak Semakin Parah, Begini Cara Deteksi Dini Hepatitis

Halodoc, Jakarta - Tahukah kamu bahwa Indonesia menempati urutan kedua di Asia Tenggara sebagai negara dengan kasus hepatitis B terbanyak? Data ini didapat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2014, dan jenis hepatitis lain yang banyak menyerang adalah hepatitis C. Total pengidapnya diperkirakan adalah 28 juta penduduk, yang setengahnya berisiko berkembang hingga stadium kronis. 

Hepatitis bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Apalagi kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis tidak yakin terhadap alasan mereka bisa terjangkit penyakit ini. Gejala hepatitis juga tidak nampak sama sekali sehingga pengidapnya baru menyadari setelah hepatitisnya jauh berkembang. 

Apa itu Penyakit Hepatitis?

Hepatitis adalah sebutan untuk penyakit peradangan yang terjadi di organ hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meski ia dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.

Hepatitis mengganggu tidak hanya hati tapi juga berbagai fungsi tubuh, terutama yang berkaitan dengan metabolisme. Beberapa gangguan tersebut antara lain: 

  • Produksi empedu untuk pencernaan lemak;

  • Penguraian karbohidrat, lemak, dan protein;

  • Gangguan fungsi dalam menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh; 

  • Produksi berbagai enzim tubuh;

  • Pembuangan bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol, hormon, dan obat-obatan;

  • Pembentukan protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah;

  • Penyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dan mineral.

Baca Juga: Begini Akhirnya Hepatitis Bisa Jadi Kanker

Bagaimana Cara Mengenali Gejala Hepatitis dan Langkah Diagnosisnya?

Tidak semua kasus hepatitis bisa menimbulkan gejala. Jika ada, gejalanya samar-samar. Kemungkinan gejala baru muncul setelah kamu terinfeksi, antara lain: 

  • Demam;

  • Kelelahan;

  • Kehilangan nafsu makan;

  • Mual atau muntah;

  • Nyeri lambung;

  • Nyeri sendi atau otot;

  • Buang air kecil atau besar yang tidak lazim;

  • Warna kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice, tanda dari penyakit hati);

  • Perasaan gatal;

  • Perubahan mental, seperti kurangnya konsentrasi atau koma;

  • Perdarahan dalam.

Setelah mengalami gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya kamu segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini untuk mencegah hepatitis semakin parah. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter.

Baca Juga: Fakta Tentang Penyakit Hepatitis

Ini Langkah Diagnosis Awal Hepatitis

Cara terbaik untuk diagnosis hepatitis adalah melakukan tes darah. Tes darah menunjukkan hasil dari fungsi hati, beberapa hal yang diukur antara lain: 

  • Alanine aminotransferase(ALT)/SGPT, aspartate aminotransferase (AST)/SGOT dan alkaline phosphatase (ALP): ketiga enzim ini dihasilkan oleh hati. Jika terdapat terlalu banyak enzim-enzim ini, maka artinya terdapat masalah pada hati.

  • Bilirubin: kadar bilirubin darah meningkat dalam penyakit hati. Bilirubin diangkut ke hati untuk diekstrak. Kadar bilirubin yang tinggi berarti kadar faktor pembekuan yang tinggi dan peningkatan risiko kecenderungan perdarahan dan mudah memar.

  • Albumin dan total Protein (TP): kadar protein darah dan albumin merupakan indikasi dari fungsi hati yang sehat.

Baca Juga: A, B, C, D, atau E, Jenis Hepatitis yang Paling Parah?

Lantas, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Supaya tidak terkena penyakit ini, kamu perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya dengan:

  • Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis;

  • Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan;

  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain;

  • Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung;

  • Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan;

  • Kurangi konsumsi alkohol.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan