Ajari Bayi 2 Bahasa, Awas Language Delay

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 Juni 2020
Ajari Bayi 2 Bahasa, Awas Language DelayAjari Bayi 2 Bahasa, Awas Language Delay

Halodoc, Jakarta – Sekarang ini, semakin banyak orangtua yang membesarkan anak mereka dalam 2 bahasa atau bilingual. Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, orangtua juga mengajarkan 1 bahasa asing (biasanya bahasa Inggris atau bahasa Mandarin) pada anaknya sejak masih kecil. Namun, ada kekhawatiran bahwa mengajarkan bayi 2 bahasa dapat menyebabkan ia mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara. Benarkah demikian? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini. 

Gagasan bahwa mengajarkan dua bahasa dapat menyebabkan keterlambatan bahasa atau language delay pada anak sudah menjadi mitos yang sudah lama beredar di Amerika Serikat. Membesarkan anak dalam dwibahasa (berbicara lebih dari satu bahasa) dianggap dapat membuat anak berisiko mengalami keterlambatan bahasa atau “masa hening” di mana anak mungkin tidak dapat berbicara sama sekali. 

Baca juga: Mendidik Anak Dwi Bahasa, Orangtua Perhatikan Ini

Benarkah Mengajarkan Dua Bahasa Menyebabkan Speech Delay pada Anak?

Nyatanya, mengajarkan dua bahasa di masa kanak-kanak tidak menyebabkan kebingungan atau keterlambatan bahasa (language delay). Anak-anak yang diajari dua bahasa dapat menguasai kedua bahasa tersebut sama cepatnya dengan anak-anak yang hanya diajari satu bahasa. Keterlambatan bahasa atau language delay mungkin dapat terjadi pada anak-anak bilingual, tetapi bilingualisme itu sendiri bukanlah penyebabnya.

Mengajarkan bayi dua bahasa pun juga tidak menyebabkan ia mengalami speech delay. Keterlambatan berbicara atau speech delay bukan disebabkan oleh dwibahasa yang diterapkan oleh orangtua, melainkan karena kondisi-kondisi berikut: 

  • Masalah dengan Mulut

Speech delay dapat mengindikasikan adanya masalah dengan mulut, lidah, atau langit-langit. Pada kasus, ankyloglossia (tongue-tie), lidah terhubung ke dasar mulut, sehingga Si Kecil sulit membuat suara-suara tertentu, terutama D, L, R, S, T, Z, dan th. Kondisi ini juga membuat bayi sulit menyusui.

  • Gangguan Bicara dan Bahasa

Beberapa kelainan bicara dan bahasa melibatkan fungsi otak dan mungkin mengindikasikan ketidakmampuan belajar. Salah satu penyebab bayi bisa mengalami keterlambatan bicara, bahasa, dan perkembangan lainnya adalah kelahiran prematur.

Apraxia juga adalah gangguan fisik yang dapat membuat bayi sulit untuk membentuk suara dalam urutan yang tepat untuk membentuk kata-kata. Namun, gangguan ini tidak memengaruhi komunikasi nonverbal atau pemahaman bahasanya.

  • Memiliki Gangguan Pendengaran

Balita yang tidak dapat mendengar dengan baik kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam membentuk kata-kata. Salah satu tanda gangguan pendengaran adalah Si Kecil tidak merespons ketika kamu memanggil namanya, tetapi akan merespon ketika kamu menggunakan gerakan. Namun, gejala gangguan pendengaran mungkin terlihat sangat samar. Terkadang, keterlambatan bicara atau bahasa adalah satu-satunya gejala gangguan pendengaran yang terlihat. 

  • Kurang Stimulasi

Lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan berbicara dan bahasa anak. Pengabaian dan kurangnya stimulasi verbal dapat membuat anak mengalami keterlambatan perkembangan.

Baca juga: Begini Perkembangan Bahasa Anak di Usia 1 hingga 4 Tahun

  • Gangguan Spektrum Autisme

Masalah bicara dan bahasa sangat sering terlihat pada anak dengan gangguan spektrum autisme.

  • Masalah Neurologis

Gangguan neurologis tertentu dapat memengaruhi otot yang diperlukan untuk berbicara. Contoh masalah neurologis, antara lain cerebral palsy, cedera otak traumatis, atau distrofi otot. Pada kasus cerebral palsy, keterlambatan berbicara juga bisa dipengaruhi oleh gangguan pendengaran atau kelainan perkembangan lainnya.

  • Cacat Intelektual

Speech delay juga bisa terjadi karena cacat intelektual. Bila bayi tidak kunjung berbicara, hal ini mungkin lebih ke masalah kognitif daripada ketidakmampuan untuk membentuk kata-kata.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Speech Delay pada Anak

Jadi, tidak usah khawatir untuk mengajarkan bayi 2 bahasa ya. Bila ibu ingin bertanya lebih lanjut soal pola asuh atau pola didik anak, tanyakan saja pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, ibu bisa bertanya pada dokter kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Does My Toddler Have a Speech Delay?
Nationwide Children. Diakses pada 2020. Teaching Kids a Second Language: Can It Cause a Speech Delay?

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan