Ajarkan Anak Selalu Bersikap Jujur agar Tidak Jadi Pembohong

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 Agustus 2020
Ajarkan Anak Selalu Bersikap Jujur agar Tidak Jadi PembohongAjarkan Anak Selalu Bersikap Jujur agar Tidak Jadi Pembohong

Halodoc, Jakarta – Tak sedikit orangtua yang mengeluhkan anaknya suka berbohong. Padahal, kebiasaan berbohong pada anak bisa jadi karena pola asuh orangtua yang kurang tepat. Sebagai lingkungan yang paling dekat, orangtua punya peran yang amat besar untuk membentuk karakter anak, termasuk sifat kejujurannya. 

Sebenarnya bukan perkara yang sulit untuk menumbuhkan sifat kejujuran pada anak, apalagi ketika usianya masih sangat dini. Pasalnya, anak ibarat kertas putih yang belum terisi dan orangtua bebas untuk melukiskan kertas tersebut. Artinya, orangtua sebenarnya bebas untuk membentuk karakter sang anak.

Baca juga: Pentingnya Memilih Film Anak yang Mendidik

Tips Mengajarkan Anak agar Bersikap Jujur

Nah, ada sejumlah tips yang bisa ibu coba saat mengajarkan mengajarkan kejujuran pada anak berikut:

1. Bicara Tentang Kejujuran pada Anak

Ibu bisa mulai membicarakan apa itu kejujuran kepada Si Kecil sedini mungkin. Jelaskan kepada Si Kecil bahwa bersikap jujur dan menghargai kejujuran sangat penting dalam keluarga. Katakan padanya jangan pernah takut untuk mengatakan yang sebenarnya, bahkan ketika situasinya terasa sulit. Ibu perlu tahu, penjelasan ini amat penting. Bukan hanya untuk menanamkan sikap kejujuran anak, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan atau kedekatan dalam keluarga. 

2. Mencontohkan Sikap Jujur

Anak-anak kecil sangat pandai mencontoh orangtuanya. Oleh sebab itu, pastikan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya di rumah mencontohkan sikap kejujuran dalam bertutur kata dan aktivitas sehari-hari. Jangan berharap anak bisa punya sifat jujur dengan sendirinya apabila ayah dan ibu tidak jujur ​​kepada mereka, bahkan ketika mereka mengajukan pertanyaan yang canggung. Ketika menanggapi pertanyaan canggung, jujur saja kepada anak tetapi sampaikan dengan bahasa yang lebih sesuai dengan usianya.

Ketika ibu berbohong kepada anak karena mungkin jawaban dari pertanyaannya memalukan, jangan harap anak bisa mengatakan yang sebenarnya ketika mereka sulit mengungkapkannya. Orangtua dan anak-anak memang punya hak atas kehidupan pribadi. Oleh sebab itu, ibu perlu membuat batasan-batasan yang pas saat menjelaskan hal-hal intim yang mungkin sulit dicerna anak. Intinya, pastikan orangtua menciptakan lingkungan terbuka untuk anak, di mana tidak ada rahasia dan semua merasa nyaman untuk berkata jujur.

Baca juga: Cara Memilih Tayangan Streaming Online yang Aman untuk Anak

3. Tekankan Sikap Kejujuran daripada Hukuman

Pastikan Si Kecil paham bahwa ibu lebih menekankan kejujuran daripada hukuman saat ia berbohong. Ibu boleh-boleh saja menetapkan konsekuensi tertentu saat anak berbohong. Namun, mereka perlu tahu bahwa bersikap jujur justru akan mendatangkan manfaat yang lebih banyak untuk dirinya. 

Untuk menekankan hal ini, ibu mungkin bisa memberinya pujian atau reward tertentu ketika anak bersikap jujur. Terutama jika ia pernah kedapatan berbohong di masa lalu, dia akan merasa senang dengan dirinya sendiri ketika ia mendengar kata-kata pujian dari ibu maupun hadiah sederhana dari ibu.

Baca juga: Ayah Bekerja, Ini Cara Quality Time dengan Anak

Kalau ibu punya pertanyaan lain mengenai pola asuh anak, hubungi psikolog di Halodoc saja. Tidak usah repot pergi ke luar rumah karena dengan Halodoc ibu bisa menghubungi psikolog maupun dokter kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Teaching Your Kids to Be Honest.
Baby Center. Diakses pada 2020. The honest child: How to teach honesty (ages 6 to 8).


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan