Alami Epiglotitis, Inilah Dampaknya pada Tubuh

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 April 2019
Alami Epiglotitis, Inilah Dampaknya pada TubuhAlami Epiglotitis, Inilah Dampaknya pada Tubuh

Halodoc, Jakarta – Epiglotitis merupakan kondisi yang terjadi karena adanya pembengkakan dan peradangan pada epiglotis, yaitu katup yang berfungsi menutupi trakea atau batang tenggorokan. Epiglotis merupakan katup berbentuk daun dan bertugas untuk melindungi batang tenggorokan agar tidak dimasuki makanan atau cairan pada saat menelan. Katup ini terletak tepat di belakang pangkal lidah.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, dari segala usia. Namun, anak-anak yang berusia 2 hingga 5 tahun disebut memiliki risiko lebih tinggi terserang penyakit ini.

Selain itu, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pengidap HIV dan orang yang belum menerima vaksinasi Haemophilus influenzae type b (Hib) juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena epiglotitis.

Baca juga: Mengenal Peradangan pada Epiglotis

Pada anak-anak, gejala epiglotitis yang muncul bisa memburuk dalam waktu yang sangat cepat, bahkan dalam hitungan jam. Berbeda dengan orang dewasa, gejala umumnya baru akan muncul dan memburuk secara perlahan.

Ada beberapa gejala yang sering muncul sebagai tanda penyakit ini, seperti demam, sakit tenggorokan yang parah, sulit menelan, hingga sesak napas. Kondisi ini juga bisa menyebabkan napas berbunyi nyaring, mudah gelisah, mengeluarkan air liur, serta suara serak.

Kabar buruknya, penyakit ini sama sekali tidak boleh dianggap remeh, karena masuk dalam kondisi darurat medis. Epiglotitis bisa menghambat pernapasan dan memberi dampak buruk pada tubuh. Bahkan, penyakit ini disebut sebagai kondisi yang sangat berbahaya, sebab jika tidak segera ditangani, epiglotis bisa membengkak dan menutupi trakea, sehingga menghambat pasokan oksigen dan berujung pada kematian.

Penyebab dan Pengobatan Epiglotitis

Penyebab utama dari penyakit ini adalah infeksi bakteri. Ada beberapa jenis bakteri yang bisa menjadi pemicu penyakit ini, yaitu streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Jenis bakteri tersebut diketahui sering memicu peradangan pada epiglotis.

Infeksi kemudian akan mengakibatkan epiglotis membengkak dan menghalangi keluar masuknya udara pada saluran pernapasan. Dalam tingkat yang cukup parah, kondisi ini berpotensi menyebabkan kematian, karena jalan pernapasan yang terhambat.

Selain infeksi, luka pada tenggorokan juga dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada epiglotis. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kondisi ini, misalnya benturan atau pukulan keras, masuknya benda asing atau senyawa kimia ke dalam tubuh, serta efek dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Baca juga: Apakah Epiglotitis Bisa Dicegah?

Epiglotitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa diobati dengan pemberian antibiotik. Sementara untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan, biasanya digunakan jenis obat-obatan steroid. Berita baiknya, penyakit ini bisa dicegah, dengan pemberian vaksin Hib.

Di Indonesia, vaksin ini diberikan bersamaan dengan DPT dan hepatitis B, dan disebut sebagai vaksin Pentabio. Vaksin ini akan diberikan dalam 4 tahap, yaitu saat bayi berusia 2, 4, 6, dan 18 bulan. Jika anak baru menerima vaksin di antara usia 1-5 tahun, maka vaksin hanya akan diberikan 1 kali.

Mencegah penyebaran infeksi Hib dapat membantu pencegahan epiglotitis. Salah satu upaya pencegahan penyakit ini adalah dengan pemberian antibiotik pada orang yang tinggal serumah dengan pengidap penyakit ini. Dengan begitu, tubuh akan lebih terlindungi dari bakteri penyebab infeksi.

Baca juga: Kenali 9 Tanda dan Gejala Epiglotis, Penyakit yang Sebabkan Sesak Napas

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan